View Full Version
Rabu, 25 Dec 2013

Konglomerat Yahudi Rusia Bertekad Menghancurkan Muslim Kaukasus

MOSKOW (voa-islam.com) - Mantan pemilik perusahaan minyak raksasa Rusia, Yukos, dan baru bebas dari penjara Gulag, Siberia, selama 10 tahun, sekarang menjadi pahlawan demokrasi. Dia tokoh penjahat besar dan pencuri, sekarang bak pahlawan, dan disambut gempita di barat, sesudah dibebaskan oleh Presiden Vladimir Putin, Selasa, 24/12/2013.

Mikhail Khodorkovsky, seorang konglomerat Yahudi,  dan sungguh di barat dianggap sebagai pejuang. Sejatinya , dia seorang penjahat besar dan pencuri , dan  haus darah seperti Putin.

Beberapa jam setelah Mikhail Khodorkovsky meninggalkan penjara Gulag ,dia dalam wawancara pertamanya dengan media KGB Rusia, mengatakan kesiapan pribadinya melawan Emirat Kaukasus yang dia sebut sebagai, membela  “integritas teritorial Rusia”, dan siap membunuh Muslim di Kaukasus, jika  Putin tidak mampu, tuturnya.

Mikhail Khodorkovsky, kini berada di Berlin, dan mengungkapkan rencananya melalui wawancara dengan majalah KGB Novoye Vremya ( The New Time) di Moskow, dan  terbit pada Minggu, 22/12/2013, “Jika pilihannya adalah pemisahan Kaukasus Utara atau perang , maka  pilihan adalah perang” , kata Khodorkovsky, yang sekarang menjadi tokoh Partai Demokrat Liberal.

Posisinya tidak berbeda dari semua imperialis Rusia, dulu dan sekarang, mereka tetap menjadikan Muslim dan Kausus sebagai ancaman. 

Di masa lalu, Khodorkovsky adalah bos  Liga Komunis, dan kemudian, setelah perestroika , ia membantu gerekan perestroika dengan uangnya menghadapi  Partai Komunis .

Seperti yang dilakukan di masa lalu oleh Tsar dan Komunis , dan sekarang oleh kelompok demokrat dan KGB preman, Khodorkovsky mengulangi dalam wawancara menegaskan, “Kemerdekaan Kaukasus adalah jalan menuju darah dan peperangan”, tegasnya. 

Pada saat yang sama, Khodorkovsky tidak menyadari bahwa  “darah jutaan Muslim telah menjadi korban nyata”, di Kaukasus terjadi hanya setelah Rusia melakukan invasi ke wilayah itu. Sebelum terjadi invasi oleh militer Rusia, kehidupan di Kaukasus berlangsung damai. 

"Masalah-masalah yang mungkin timbul di antara jutaan Muslim, tidak sebanding dengan hancurnya  Federasi  Rusia”, ujar  Khodorkovsky.

Menjawab pernyataan oleh pemimin redaksi  majalah KGB , Albats , tentang kemungkinan Kaukasus dengan Rusia melakukan “pemisahan negara” model Republik Ceko dan Slovakia , Khodorkovsky mengatakan bahwa Rusia tidak pernah memiliki pengalaman “budaya Eropa”, tambahnya.

Khodorkovsky menyadari kebiadaban dan kebrutalan yang berdarah Rusia terhadap Muslim Kaukasus, Khodorkovsky menyatakan bahwa dia siap  membunuh Muslim Kaukasus demi menciptakan tegaknya  kedaulatan Rusia yang harus darah di Kaukasus , karena  itu “kita harus menaklukkan Kaukasus Utara”, tegas Khodorkovsky.

“Jika anda secara khusus meminta saya secara pribadi, maka saya akan bertarung di sana, saya akan mengatakan,”Ya. Saya akan memperjuangkan Kaukasus Utara itu adalah tanah kami. Kami telah menaklukkannya. Dalam dunia modern, tidak ada tanah yang tidak ditaklukkan oleh seseorang di masa lalu. Dan inilah Kaukasus Utara, itu ditaklukkan oleh kami", kata Khodorkovsky.

“Saya seorang nasionalis, sampai batas tertentu”, tambahnhya. Dia juga mendesak untuk tidak memperdebatkan antara Nasionalisme dengan Chauvinisme,dan mengatakan,  Rusia “tidak dapat menghindari tahap pembangunan sebuah bangsa yang bisa disebut,”Federal Rusia atau Rusia”.

Seperti semua orang non - Rusia ( Yahudi ) , di mana Khodorkovsky dalam tradisi lama yang dikenal sebagai Liga Pemuda Komunis panggilan “nasionalis minoritas”, dan mereka bekerjasama dengan kekuatan lainnya ingin menghancurkan Muslim Kaukasus. Itulah tujuan nyata Khodorkovsky. Konglomerat minyak Rusia, Khodorkovsky tetap berambisi menggantikan Putin. af/kvz


latestnews

View Full Version