View Full Version
Jum'at, 10 Oct 2014

Menlu Mevlut Cavusoglu : Turki Tolak Melakukan Perang Darat di Kobane

ANKARA (voa-islam.com) - Turki menghadapi protes hebat dari masyarakat Kurdi di negara itu. Masyarakat Kurdi menuntut Turki menyelamatkan Kobane dari kejatuhannya ke tangan ISIS. Protes yang berlangsung hampir sepekan itu, mengakibatkan 22 orang Kurdi tewas.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Turki, mengatakan bahwa rakyat Turki di "berada di pihak Kobane ini", ucapnya. Tapi, Turki tidak akan secara sepihak mengirim pasukan darat ke kota Kobane. Belum lama, 47 warga negara Turki yang sebagian mereka diplomat, dibebaskan oleh ISIS yang ditahan sejak jatuhnya kota Mosul. Ini membuat tidak mudah Turki, menggelar pasukan daratnya ke Kobane.

Mungkin sangat terlambat menyelamatkan Kobane. Asap dari senjata membubung tinggi lebih dari Kobane, di mana Kobane merupakan kantong Kurdi di Suriah. Kota Kobane hanya sepelemparan batu dari perbatasan Turki. Pesawat tempur AS terus menggempur posisi ISIS, dan kelompok milsi Kurdi mencoba menghentikan serangan dari  ISIS yang bertujuan merebut kota Kobane.

Tapi pajuang ISIS tidak mundur dari Kobane, dan terus melancarkan gempuran siang malam. ISIS tampaknya telah merebut kendali dari sepertiga dari Kobane,  kata Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, sebuah kelompok pengawasan yang berbasis di London.

Pertemuan antara Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg dan Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu menekankan negaranya sangat menentang ISIS dan aksi-aksinya dalam Kobane dan di tempat lain. Tapi, Turki tidak beranjak melakukan serangan darat ke Kobane.

Sekarang, Turki sudah menghadapi kerusuhan regional yang hebat dari kelompok Kurdi, setelah Turki menerima pengungsi Suriah lebih dari 1,5 juta orang dari Suriah dan Irak, termasuk sekitar 200.000 warga Suriah dari wilayah Kobane dalam dua minggu terakhir.

Masyarakat Kurdi memprotes di Turki, karena dianggap sangat lamban mengantisipasi kekuatan tempur ISIS. McKeon, ahli strategi perang di Pentagon, mengatakan kota Kobane yang menjadi sangat strategis dan kunci bagi ISIS memenangkan perang di Suriah dan Irak, akan segera jatuh ke tangan ISIS. 

Cavusoglu mengatakan Turki mendukung serangan udara pimpinan AS terhadap ISIS. Meskipun ia menyatakan ini hanya bisa begitu efektif, bila disertai serangan darat. Tapi, tidak ada satupun para pemimpin AS dan Koalisi 50 negara yang bersedia menerjunkan pasukannya dalam perang darat menghadapi ISIS.

"Mungkin anda dapat menghentikan mereka (ISIS) untuk waktu yang singkat, tetapi anda tidak bisa membersihkan seluruh wilayah dari ISIS atau organisasi teroris lainnya," kata menteri luar negeri Turki. "Anda harus mempertimbangkan semua pilihan, termasuk operasi di lapangan", tambahnya.

"Hal ini tidak realistis untuk mengharapkan Turki untuk melakukan operasi darat sendiri," kata Cavusoglu.  Erdogan mengecam terhadap protes menyerukan aksi militer ke Kobane, melindungi rakyat Kurdi.

Presiden Recep Erdogan mengkritik demonstrasi dari kalangan masyarakat Kurdi. Erdogan demonstrasi itu digerakkan oleh Partai Pekerja Kurdistan (Komunis) yang dilarang dan bertujuan untuk "memanipulasi persepsi kebijakan Turki," ungkap  Anadolu.

"Turki tidak akan pernah mentolerir setiap perangkap yang dapat merusak terhadap perdamaian, stabilitas atau rasa persaudaraan kami," tegas Erdogan.

Kelompok Kurdi tetap menjadi duri dalam daging dalam Turki. Di mana kelompok Kurdi terus menjadi faktor instabilitas bagi Turki. Kelompok PKK yang berhaluan komunis itu, terus merongrong pemerintah Turki, melalui berbagai pemberontakan di perbatasan Turki, termasuk Kobane. Turki kesulitan memilih antara Kurdi dan ISIS. [dimas/aby/voa-islam.co]


latestnews

View Full Version