View Full Version
Senin, 14 Jan 2013

Prancis Siaga Satu Menyusul Operasi Militer Terhadap Mujahidin di Mali

PARIS, PRANCIS(voa-islam.com)- Presiden Prancis memerintahkan peningkatkan pengamanan di seluruh negeri setalah ancaman dari kelompok Al-Qaidah di Maghrib Islam (AQIM) atas negara itu menyusul operasi militer Pancis ke Mali utara yang dikuasai para pejuang Islam.

Pada konferensi pers setelah pertemuan dengan Presiden Komisi Uni Eropa Jose Manuel Barroso bertemu hari Ahad (13/1/2012) untuk membahas situasi di Mali, Presiden Prancis Francois Hollande mengatakan bahwa Prancis akan meningkatkan keamanan menyusul peluncuran operasi militer terhadap pejuang Islam di Mali utara.

"Perang melawan terorisme juga berarti kita harus mengambil semua tindakan pencegahan sangat penting di Prancis. Saya telah meminta Perdana Menteri untuk memperkuat Prancis nasional sistem peringatan keamanan, dan untuk menetapkan pengawasan bangunan-bangunan umum dan infrastruktur transportasi." kata Hollande.

Sebelumnya pada hari Jum'at (11/1/2013) juru bicara Al-Qaidah di Maghreb Islam (AQIM) memperingatkan Prancis bahwa kelompok itu akan membalas dendam karena keterlibatan militer negara itu di Mali utara.

"Prancis akan membayar harga untuk aksi militer ini, kata juru bicara kelompok itu kepada FRANCE 24. "Kami tidak lemah. Kami telah mengusir Prancis dari Afghanistan...Kami tidak memiliki pesawat tempur atau roket-roket tapi kemi memiliki iman, yang akan membimbing kami pada kemenangan, Insyallah.

AQIM menganggap tindakan Prancis di Mali sebagai "intervensi kaum Salib", dan memperingatkan bahwa jika Perancis terus melanjutkan operasi militer mereka, negara itu akan "menggali makam untuk anak laki-laki (tentara-Red) mereka".

..Prancis akan membayar harga untuk aksi militer ini, Kami tidak lemah. Kami telah mengusir Prancis dari Afghanistan...Kami tidak memiliki pesawat tempur atau roket-roket tapi kemi memiliki iman, yang akan membimbing kami pada kemenangan, Insyallah..

Prancis perluas serangan jet tempur ke lima kota di Mali utara

Prancis meluncurkan operasi militer di wilayah-wilayah Mali Utara yang dikuasai oleh para pejuang Islam sejak Jum'at lalu dengan membombardir kota penting Kona. Serangan itu juga terus berlanjut dan diperluas disedikitnya di lima kota lain yang dikuasi mujahidin termasuk kota Gao.

Salah satu komandan yang mengendalikan Gao menegaskan bahwa Prancis telah meratakan bangunan di pintu masuk utara ke kota yang digunakan oleh pejuang Islam sebagai pos pemeriksaan dan tiga anak buahnya gugur, tertimpa struktur bangunan yang hancur. Oumar Ould Hamaha lebih lanjut menegaskan bahwa jet tempur telah menghantam kamp pelatihan dan depot.

Dia mengecam Prancis, menyebut mereka pengecut dan mengatakan bahwa serangan mereka hanya akan meningkat keinginan pejuang Islam 'untuk berjihad. " Para mujahid kami bukan sekelompok domba yang menunggu untuk disembelih di dalam kandang tertutup," kata Hamaha. "Dengarkan saya baik-baik. Elemen-elemen kami selalu bergerak. Apa yang pesawat-pesawat itu hantam adalah sekelompok dari bangunan semen. Perancis akan menuai konsekuensi terburuk yang mungkin dari sini.. Sekarang tidak ada seorang warga Prancis yang dapat merasa aman di mana saja di dunia. Setiap warga nasional Prancis adalah target. "

Oumar Ould Hamaha mengatakan ia dan pasukannya bergerak ke sebuah tempat sekitar 1 kilometer di luar kota untuk mencoba untuk menarik jet-jet tempur jauh dari pusat populasi dan menjadi sebuah konfrontasi langsung. Dia mengklaim jet-jet tersebut terbang pada ketinggian 13.000 meter melakukan gerakan berbalik setelah melihat rudal anti-pesawat dan persenjataan yang dipasang di truk-truk pejuang Islam. (an/F24)


latestnews

View Full Version