View Full Version
Sabtu, 28 Sep 2013

Obama dan Rouhani Lakukan Pembicaraan Telepon untuk Pertama Kali

WASHINGTON, AMERIKA SERIKAT (voa-islam.com) - Presiden AS Barack Obama dan Presiden Iran baru Hassan Rouhani mengadakan panggilan telepon bersejarah Jumat (27/9/2013), dalam percakapan tingkat tertinggi antara hubungna bangsa yang renggang dalam lebih dari tiga dekade.

Berbicara kepada wartawan di Gedung Putih, Obama mengatakan mereka berdua telah mengarahkan tim mereka untuk bekerja secepatnya menuju kesepakatan mengenai program nuklir Iran. Dia mengklaim ini adalah kesempatan unik untuk membuat kemajuan dengan Teheran atas sebuah isu yang telah membuat Iran terisolasi dari Barat.

"Baru saja saya berbicara dengan Presiden Rouhani melalui telepon, kami membicarakan upaya yang tengah berlangsung terkait program nuklir Iran," kata Obama dalam pernyataan yang disiarkan televisi.

"Kami menyadari adanya berbagai tantangan ke depan, sekaligus fakta bahwa pembicaraan tadi adalah komunikasi pertama antara Presiden Iran dan AS sejak 1979 yang menekankan adanya rasa saling tidak percaya antara kedua negara, tetapi hal itu juga mengindikasikan prospek untuk membuka lembaran sejarah baru," kata Obama

Sementara itu Hassan Rouhani, dalam akun Twitter diyakini asli, mengatakan bahwa dalam pembicaraan dia mengatakan kepada Obama," Have a Nice Day" dan Obama menjawab dengan " Terima kasih. Khodahafez [selamat tinggal]." Dia menambahkan bahwa dua orang "menyatakan kemauan politik bersama mereka untuk cepat menyelesaikan masalah nuklir."

Panggilan telepon tersebut, yang pertama antara kepala pemerintahan dari kedua negara sejak Revolusi Islam tahun 1979, datang ketika Rouhani sedang menuju ke bandara setelah kunjungan pertamanya ke Majelis Umum PBB, menurut sebuah pernyataan di situs resmi Rouhani.

Menteri Luar Negeri John Kerry dan Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif telah diminta untuk menindaklanjuti pembicaraan Obama - Rouhani, pernyataan tersebut menambahkan.

Sebagai presiden, Hassan Rouhani adalah kepala pemerintah namun memiliki keterbatasan kekuatan. Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei adalah otoritas tertinggi di Iran dalam membuat keputusan akhir mengenai kebijakan domestik dan luar negeri, meskipun Rouhani mengatakan ia telah diberi kewenangan penuh untuk bernegosiasi tentang isu nuklir.

Hassan Rouhani, yang dijuluki oleh Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu sebagai "srigala berbulu domba" telah menebarkan pesona selama sepekan kehadirannya di New York, menekankan keinginan Iran untuk hubungan normal dengan negara-negara Barat dan menyangkal negara itu menginginkan senjata nuklir, selain itu mendesak diakhirinya sanksi yang melumpuhkan ekonomi negara itu.

Negara-negara Barat berkeyakinan Iran mengembangkan nuklir untuk tujuan persenjataan. Tudingan itu selalu dibantah Iran, yang mengklaim pengembangan teknologi atom tersebut semata dilakukan untuk kepentingan pemenuhan kebutuhan energi. (st/Reuters)

Foto: Kompas.com


latestnews

View Full Version