View Full Version
Kamis, 21 Nov 2013

Aparat Mesir Serbu Asrama Universitas Al-Azhar, 1 Mahasiswa Tewas Puluhan Ditangkap

KAIRO, MESIR (voa-islam.com) - Setidaknya satu mahasiswa telah tewas dan puluhan lainnya ditahan dalam serangan oleh pasukan keamanan Mesir di asrama mahasiswa Al-Azhar

Pasukan keamanan memasuki kampus Universitas Al-Azhar di Kairo pada Rabu (20/11/2013) untuk memadamkan protes mahasiswa terhadap pemerintah yang didukung militer.

Salah satu bangunan di dalam kampus universitas dibakar selama penyerbuan oleh aparat keamanan itu.

Pekan lalu, pengadilan menjatuhkan hukuman 12 mahasiswa pro-Mursi sampai 17 tahun penjara karena menyerang markas Al-Azhar pada bulan Oktober.

Juga pada hari Rabu, warga Mesir menggelar protes terhadap kekuasaan militer di kota-kota yang berbeda, termasuk Alexandria, Tanta dan Helwan.

Para demonstran meneriakkan slogan-slogan menentang kepala militer Jenderal Abdel Fattah al-Sisi dan menuntut pengembalian jabatan presiden Mesir yang digulingkan, Muhamad Mursi.

Dalam pidato televisi akhir pada 3 Juli malam, al-Sisi mengumumkan bahwa Mursi, tidak lagi di menjabat sebagai presiden dan menyatakan bahwa kepala Mahkamah Konstitusi, Adly Mahmoud Mansour, telah ditunjuk sebagai presiden interim baru Mesir. Tentara juga membekukan konstitusi.

Para pejabat militer mengatakan bahwa Mursi, yang menjabat pada Juni 2012, sedang ditahan "secara preventif" oleh militer.

Mursi muncul di pengadilan pada 4 November atas tuduhan menghasut pembunuhan pengunjuk rasa di luar istana presiden di 2012.

Di persidangan tersebut, Mursi dilaporkan telah mengatakan bahwa ia adalah presiden sah Mesir, menyerukan pengadilan "untuk mengakhiri lelucon tersebut."

"Saya Dr Mohamed Morsi, presiden republik ... pengadilan ini adalah ilegal," kata Mursi dalam pembukaan sidang, menambahkan," Ini adalah kudeta militer. Para pemimpin kudeta harus diadili. Sebuah kudeta adalah pengkhianatan dan kejahatan."

Sidang tersebut ditunda hingga 8 Januari dan  Muhamad Mursi, yang telah ditahan di sebuah lokasi rahasia sejak penggulingannya, dipindahkan ke penjara di kota Mediterania Alexandria.

Mesir telah mengalami kekerasan tanpa sejak 3 Juli. Pemerintah Adly Mansour telah meluncurkan tindakan keras berdarah terhadap para pendukung Morsi dan menangkap lebih dari 3.000 anggota Ikhwanul, termasuk pemimpin partai, Mohamed Badie, yang ditahan pada 20 Agustus.

Ribuan orang tewas dalam kekerasan selama sepekan antara pendukung Mursi dan pasukan keamanan setelah polisi membubarkan paksa kamp protes mereka dalam pembantaian mematikan pada 14 Agustus.

Pembantaian itu memicu kecaman internasional dan mendorong badan dunia untuk menyerukan penyelidikan independen terhadap kekerasan tersebut. (st/ptv)


latestnews

View Full Version