View Full Version
Kamis, 31 Jul 2014

Lewat Konser, Group Band Asal Inggris Dukung Palestina dan Kecam Israel

BYBLOS (voa-islam.com) – Penderitaan rakyat Gaza akibat serangan tentara kejam Zionis Yahudi memang mengentak hati nurani setiap manusia yang menyaksikannya. Setiap orang, dari berbagai latar belakang suku, ras, bangsa, sampai agama, berusaha untuk meringankan penderitaan rakyat Gaza.

Salah satu contoh dukungan dari orang-orang diluar bangsa Palestina yang ikut meringankan penderitaan rakyat Gaza adalah sebuah group banda yang cukup bepengaruh di Inggris, yaitu, Massive Attack.

Massive Attack, grup band berpengaruh di Inggris, mendedikasikan turnya ke Lebanon untuk anak-anak Palestina, dan secara terbuka mengutuk serangan Israel ke Jalur Gaza.

Mereka manggung di Byblos, atau Jubayl, kota di Lebanon yang hanya berjarak beberapa ratus kilometer sebelah utara Jalur Gaza. Penonton bergoyang, mengibarkan bendera Palestina, seraya mengeluarkan kecaman kepada Israel.nDalam wawancra eksklusif dengan AFP, vokalis Robert del Naja mengatakan.

"Pemboman di suatu daerah tertutup dan terpada di muka bumi, adalah tindakan biadab." Kecamnya.

Kepada Israel, Del Naja mengatakan.

"Apakah untuk melindungi diri, kalian harus melakukan pembantaian terhadap anak-anak. Ini abad ke-21. Sungguh tak masuk akal" tambahnya.

Saat musik dimainkan dan Massive Attack bernyanyi, layar hitam besar berkedip dan mengeluarkan kalimat; Gaza telah diduduki sejak 1948. Simpati tanpa henti.

Sepanjang sejarah Massive Attack di dunia hiburan, band ini kerap menyuarakan semua bentuk kekerasan militer. Mereka menentang invasi AS dn Inggris ke Irak tahun 2003.

Konser di Byblos, di utara Beirut, terjadi setelah Del Naja dan Grant Marshall mengunjungi kamp Palestina di Burj al-Barajneh di ibu kota Lebanon.

Lebanon adalah rumah bagi setengah juga orang Palestina yang terpaksa meninggalkan rumah setelah pembentukan negara Israel tahun 1948. Banyak yang masih tinggal di kamp kamp tidak sehat yang dikelola PBB di seluruh Lebanon.

Del Naja mengeluhkan kondisi kamp, yang bertolak belakang dengan situasi Beirut. Ibu kota Lebanon itu tak ubahnya Miami di AS.

Selain itu, sebagai aksi boikot terhadap Israel, Massive Attack juga menolak undangan konser di Israel, sebagai bentuk protes terhadap negara itu. Mereka memiliki penggemar di kalangan masyarakat Yahudi, tapi tidak ada kabar mendapat ancaman pembunuhan seperti yang dialami One Direction.

Semoga apa yang dilakukan oleh Massive Attack ini, juga ditiru oleh band-band yang ada di tanah air, Indonesia. Karena sampai saat ini, belum ada kabar band-band Indonesia yang terkenal dan berpengaruh di Indonesia, melakukan konser amal untuk penderitaan rakyat Gaza.

Band-band di Indonesia, jangan hanya semangat mendukung calon presiden saja, tapi juga band Indonesia, dengan pengaruh yang dimilikinya, harus bisa beramal bagi kemanusian, bagi rakyat yang tertindas. [inilah/Adi/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version