View Full Version
Selasa, 07 Oct 2014

Polisi Jepang Interogasi Mahasiswa Muslim Dicurigai Ingin Bergabung dengan Islamic State

TOKYO, JEPANG (voa-islam.com) - Polisi sedang menginterogasi seorang Muslim Jepang berusia 26 tahun karena dicurigai mencoba untuk bergabung mujahidin Islamic State (IS) di Suriah, laporan media dan juru bicara pemerintah mengatakan hari Selasa (7/10/2014).

Pria itu, seorang mahasiswa di Universitas Hokkaido, dilaporkan telah merencanakan untuk terbang ke Timur Tengah pekan ini untuk berjuang dengan kelompok mujahidin IS, yang telah merebut petak besar di Suriah dan Irak.

Mahasiswa itu mengatakan kepada polisi ia "berencana untuk melakukan perjalanan ke Suriah sehingga bisa bergabung dengan Islamic State untuk bekerja sebagai seorang pejuang," Mainichi Shimbun dan media lainnya melaporkan.

Dia menyiapkan rencana itu setelah melihat sebuah iklan pekerjaan yang diposting di toko buku bekas di Tokyo.

Poster itu, yang ditampilkan pada televisi NHK, mengarahkan orang yang tertarik bekerja di Suriah kepada petugas toko tersebut.

Poster yang sama mengatakan upah bulanan sebesar 15.000 RMB (sekitar $ 2400) dibayarkan bagi orang-orang yang "tidak takut kekerasan" untuk bekerja di Daerah Otonomi Uighur di provinsi barat laut Cina, Xinjiang.

Uighur adalah penduduk mayoritas Muslim dari provinsi barat laut Cina Xinjiang yang kerap mendapatkan diskriminasi dari pemerintah pusat Beijing. Beijing menghadapi meningkatnya kekerasan di wilayah itu, yang telah disalahkan pada kelompok pejuang Islam yang ingin memisahkan diri dari Cina yang mereka katakan telah menjadi radikal melalui kontak dengan kelompok-kelompok jihad yang berbasis di luar negeri.

Kebanyakan ilmuan tetap skeptis terhadap klaim Cina, bagaimanapun, dengan beberapa alasan bahwa Beijing melebih-lebihkan ancaman untuk membenarkan tindakan garis keras di Xinjiang.

Tidak ada Kemampuan berbahasa Cina diperlukan, kata iklan tersebut. Tidak ada penjelasan tentang apa pekerjaan yang akan mereka lakukan.

Ratusan orang sebagian besar kaum muda telah melakukan perjalanan dari Eropa dan Amerika Utara untuk bergabung dengan kelompok mujahidin IS, yang telah menyatakan kekhalifahan Islam. Namun, hal ini diyakini sebagai usaha pertama oleh warga Jepang.

Jepang memiliki populasi Muslim yang kecil, yang kebanyakan dari imigran yang relatif baru, dan sedikit sejarah tentang mujahidin di dalam negeri.

Detektif juga menyelidiki sang pemasang iklan, harian Yomiuri Shimbun mengatakan, tanpa memberikan rincian identitas dirinya.

Seorang karyawan di toko buku seperti dikutip: ". Aku memperkenalkan beberapa orang ke mantan profesor hukum Islam universitas". Sang Akademisi membantah menyarankan siapa pun untuk bergabung dengan mujahidin, Asahi Shimbun mengatakan, tanpa mengidentifikasi dia seorang pria atau wanita.

Tidak segera jelas hubungan antara toko buku dan pengiklan.

Seorang juru bicara polisi menolak mengomentari kasus ini.

"Kami menyadari bahwa polisi sedang menyelidiki kasus ini berdasarkan hukum pidana tapi kami menolak untuk berkomentar lebih lanjut karena masih dalam penyelidikan," kata Kepala Sekretaris Kabinet Yoshihide Soga kepada wartawan saat ditanya tentang gerakan tersebut.

Di bawah hukum Jepang, adalah ilegal untuk mempersiapkan atau berencana "untuk berperang melawan negara asing dalam kapasitas pribadi," lapor Kyodo News, menambahkan pelanggaran itu akan membwa hukuman maksimal lima tahun penjara. (st/tds)


latestnews

View Full Version