View Full Version
Rabu, 11 Feb 2015

Pejabat: Amerika Serikat Tutup Kedutaan Besar di Yaman

WASHINGTON (voa-islam.com) - Dua pejabat AS mengatakan Amerika Serikat menutup kedutaan besarnya di Yaman tengah kebuntuan politik dan memburuknya kondisi keamanan setelah pengambilalihan negara itu oleh pemberontak Syi'ah Houtsi lewat kudeta militer.

Para pejabat mengatakan para diplomat sedang dievakuasi dari negara itu pada hari Selasa (10/2/2015) dan kedutaan akan menghentikan operasi sampai kondisi membaik.

Yaman telah berada dalam krisis selama berbulan-bulan dengan  pemberontak Syiah Houtsi, kaki tangan Iran, mengepung ibukota dan kemudian mengambil kendali negara itu. Para pejabat AS berbicara dengan syarat anonim karena mereka tidak berwenang untuk membahas penutupan secara publik.

Pasukan Marinir AS yang memberikan keamanan di kedutaan juga kemungkinan besar akan pergi, kata para pejabat, tapi pasukan AS yang melakukan misi anti mujahidin melawan afiliasi Al-Qaidah Yaman (AQAP) di bagian lain negara itu tidak akan terpengaruh.

Juru bicara di Pentagon dan Departemen Luar Negeri tidak segera berkomentar mengenai penutupan tersebut

Meskipun operasi terhadap Al-Qaidah di Semenanjung Arab akan terus berlanjut, penutupan kedutaan akan terlihat sebagai pukulan bagi pemerintahan Obama, yang telah mengangkat kemitraan dengan pemerintah Presiden terguling Yaman, Abdu Rabbou Mansour Hadi sebagai model untuk strateginya dalam memerangi mujahidin, terutama di negara-negara yang tidak stabil.

Penutupan kedutaan itu juga akan menyulitkan operasi CIA di Yaman, pejabat intelijen AS mengakui. Meskipun petugas CIA bisa terus bekerja di luar instalasi militer AS, banyak operasi intelijen yang dijalankan dari kedutaan, dan CIA kehilangan visibilitas di Suriah ketika kedutaan AS dievakuasi pada tahun 2012. Peran utama CIA di Yaman adalah untuk mengumpulkan data intelijen tentang anggota AQAP dan kadang-kadang membunuh mereka dengan serangan pesawat tak berawak.

Pemberontak Syi'ah Houtshi pekan lalu membubarkan parlemen dan secara resmi mengambil alih setelah berbulan-bulan kudeta tak langsung dengan mengusai ibukota Sana'a. Mereka kemudian menempatkan Presiden Hadi dan menteri kabinet di bawah tahanan rumah. Hadi dan para menteri kemudian mengundurkan diri sebagai protes.

Selasa pagi, pejabat militer Yaman mengatakan Syi'ah Houtsi, dibantu oleh pasukan yang setia kepada mantan Presiden Ali Abdullah Saleh, yang juga berasal dari Syi'ah, mengambil kontrol penuh provinsi tengah kunci, Bayda.

Bayda adalah pintu gerbang ke selatan negara itu, yang tetap di tangan orang selatan pro-kemerdekaan dan provinsi strategis Maarib yang kaya minyak, di sebelah timur, juga masih belum di tangan pemberontak.

Kedutaan Besar AS di Yaman adalah yang ketiga di negara Arab yang telah ditutup sejak gejolak musim semi Arab dimulai pada Desember 2010. Dua lainnya adalah kedutaan di Damaskus, Suriah, dan Tripoli, Libya. Kedutaan di Damaskus ditutup pada Februari 2012 dan kedutaan di Tripoli ditutup pada Juli 2014.

Kedutaan di Yaman beroperasi dengan hanya sebagian kecil dari staf diplomatik biasa dan telah ditutup untuk umum untuk semua tapi layanan darurat di Januari. (st/tds)


latestnews

View Full Version