View Full Version
Sabtu, 09 May 2015

Turki Bantah Kesepakatan Baru dengan Saudi untuk Mendukung Pejuang Suriah

ANKARA, TURKI (voa-islam.com) - Turki pada hari Jum'at (8/5/2015) membantah telah mencapai sebuah kesepakatan baru rahasia dengan Arab Saudi untuk mendukung brigade-brigade Islam di Suriah dalam dorongan untuk menurunkan Presiden Suriah Bashar Al-Assad.

Laporan itu menyatakan bahwa Riyadh dan Ankara menyetujui kesepakatan khusus untuk mendukung brigade-brigade Islam di Suriah secara militer dan finansial dalam upaya habis-habisan untuk menggulingkan Assad dari kekuasaan.

Saran-saran muncul setelah brigade Islam - termasuk kelompok dari afiliasi Al-Qaidah Jabhat Al-Nusrah - merebut kota Suriah Idlib dari pasukan pemerintah dan membuat keuntungan baru yang mencolok.

"Apa yang telah dikatakan tentang Arab Saudi adalah bukan hal yang baru, pandangan kami telah serupa dengan Arab Saudi di Suriah selama bertahun-tahun," kata juru bicara kementerian luar negeri Tanju Bilgic.

"Saya dapat mengatakan bahwa tidak ada elemen baru untuk  (kerjasama) itu," tambahnya dalam komentar yang disiarkan televisi.

"Turki bekerja sama tidak hanya dengan Arab Saudi, tetapi sekutu lain juga, seperti Inggris dan Amerika Serikat."

Bilgic juga membantah klaim bahwa Turki telah membantu Jabhat Al-Nusrah, mencatat kelompok itu masuk dalam daftar organisasi teroris terlarang Ankara.

Turki dan Arab Saudi memiliki perbedaan lama tentang bagaimana untuk menangani Assad dan hubungan keduanya juga telah sangat tegang dalam beberapa tahun terakhir menyangkut Mesir.

Namun hubungan tersebut baru-baru ini menunjukkan tanda-tanda menghangat di bawah Raja Saudi yang baru dinobatkan, Raja Salman, yang Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan kunjungi pada bulan Maret.

Turki telah lama berpendapat tidak ada solusi bagi konflik Suriah sampai Assad meninggalkan kekuasaan.

Bilgic juga membantah klaim "tak berdasar" dan "spekulatif" yang menyatakan bahwa rencana yang dipimpin AS untuk melatih dan mempersenjatai pasukan pemberontak sekuler Suriah yang sedang berjuang melawan Assad mungkin tidak mulai di Turki.

"Program ini terus seperti yang direncanakan. Tidak ada masalah dalam persiapan. Ini akan mulai dalam beberapa hari mendatang," katanya.

Turki dan Amerika Serikat menandatangani kesepakatan pada bulan Februari untuk melatih dan melengkapi oposisi Suriah sekuler di tanah Turki. Namun rencana tersebut telah ditandai dengan perselisihan antara Washington dan sekutunya tentang tujuan pelatihan.

Turki dan pemerintah lain ingin melihat pejung oposisi menghadapi rezim Suriah, sementara Washington telah mengatakan prioritas pertama harus untuk memerangi mujahidin termasuk Daulah Islam (IS) yang menguasai petak-petak besar wilayah di Suriah dan Irak dan afiliasi Al-Qaidah di Suriah, Jabhat Al-Nusrah. (an/AFP)


latestnews

View Full Version