View Full Version
Sabtu, 17 Oct 2015

Dibantu Rusia dan Iran, Rezim Bashar Al-Assad Lancarkan Serangan Besar ke Selatan Aleppo

BEIRUT, LIBANON (voa-islam.com) - Merasa pede dengan datangnya bantuan terbaru dari Rusia dan Syi'ah Iran, rezim Bashar Al-Assad kini membuka front besar baru dengan menyerang wilayah selatan Aleppo yang dikuasai mujahidin.

Meski ofensif besar-besaran mereka di provinsi tetangga Hama, serta beberapa ofensif lainnya yang juga didukung koalisi Syi'ah Iran, Syi'ah Irak, Komunis Rusia plus Syi'ah Hizbullat hingga kini masih terbentur benteng kokoh perlawanan mujahidin yang mengakibatkan kerugian sangat besar bagi koalisi pasukan Kafir tersebut.

Hari Jum'at (16/10/2015), tentara Suriah yang didukung oleh milisi Syi'ah Hizbullat dan tentara Syi'ah Iran mulai melancarkan ofensif di selatan provinsi Aleppo, memperluas serangan balik pasukan rezim Bashar AL-Assad melawan mujahidin di Suriah barat dengan dukungan dari serangan udara Rusia.

Serangan itu berarti tentara sekarang menekan mujahidin di beberapa bidang di dekat kota utama Suriah di barat, kontrol yang akan mengamankan kekuasaan Presiden Bashar Assa bahkan jika timur negara itu masih dikuasai oleh ISIS.

Aleppo, pusat komersial dan industri di dekat perbatasan dengan Turki, adalah kota terbesar Suriah sebelum perang saudara 4 tahun, yang tumbuh dari protes terhadap kebiadaban rezim Assad.

Penguasaan kota itu terbagi antara pemerintah dan mujahidin.

"Ini adalah pertempuran yang dijanjikan," sumber militer senior di Suriah mengatakan tentang serangan yang didukung oleh ratusan milisi Syi'ah Hizbullat dan pasukan Syi'ah Iran yang menurut klaimnya telah membuat beberapa keuntungan di lapangan.

Ini adalah pertama kalinya pasukan Syi'ah Iran telah mengambil bagian pada skala tertentu dalam konflik Suriah, klaimnya, meskipun jumlah mereka yang sederhana dibandingkan dengan kekuatan militer.

"Inti utama adalah tentara Suriah," kata sumber itu.

Sebanyak 2.000 pasukan Syi'ah Iran dan milisi Syi'ah yang dibayar Iran saat ini di Suriah membantu pasukan rezim dalam serangan di dekat Aleppo yang sedang dikoordinasikan dengan Rusia, kata seorang pejabat AS Jum'at, berbicara dengan syarat anonim.

Tentara Suriah mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pasukannya terlibat dalam pertempuran di beberapa daerah di negeri ini, termasuk di kota-kota Joubar dan Harasta dekat ibukota Damaskus, Homs dan provinsi Aleppo.

"Operasi militer terhadap kelompok teroris (baca;mujahidin) terus berlanjut bersama dengan serangan udara intensif yang dilakukan oleh angkatan udara Suriah dan memanfaatkan hasil dari serangan Rusia.

Dua sumber lokal senior mengatakan pekan ini bahwa Iran mengirim ribuan pasukan ke Suriah untuk mendukung serangan yang sudah berlangsung di provinsi Hama dan menjelang serangan ke Aleppo.

Iran mengatakan telah mengirimkan senjata dan penasihat militer untuk mendukung sekutunya Assad, tetapi bersikeras membantah menyediakan pasukan.

Rami Abdel-Rahman, direktur Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris, sebuah kelompok aktivis anti-rezim, mengatakan ada bentrokan hebat di dekat wilayah Jebel Azan, sekitar 12 km sebelah selatan dari kota Aleppo.

Daerah yang tentara dan jet Rusia targetkan dekat dengan jalan utama menuju selatan menuju ibukota Damaskus, kata Abdel-Rahman.

Tentara telah merebut kembali desa Abtin dari mujahidin, klaimnya, serta sebuah markas batalyon tank dekat dengan desa Sabiqiya. Kedua desa terletak dekat dengan Jebel Azan. Mujahidin telah menghancurkan satu tank tentara dengan rudal anti-tank TOW buatan AS.

Sumber militer mengatakan para pejuang oposisi terutama dari brigade-brigade Islam seperti Ahrar Al-Sham dan sayap Al-Qaidah Suriah, Jabhat Al-Nusrah, serta kelompok-kelompok lain itu ySuqour al-Sham dan Failaq al-Sham.

Kepala brigade pejuang oposisi Suriah lainnya Fursan al Haq, yang didukung oleh lawan asing Assad dan beroperasi di bawah payung Tentara Pembebasan Suriah (FSA), mengatakan para pejuangnya telah mengirimkan lebih banyak rudal TOW ke daerah Aleppo untuk mencoba untuk membendung serangan.

"Pertempuran sedang berlangsung, dan perlawanan lebih kuat dari serangan itu," kata Fares al-Bayoush kepada Reuters. (st/Reuters)


latestnews

View Full Version