View Full Version
Kamis, 16 Sep 2021

Pengacara: Israel Siksa Pejuang Pelestina Yang Ditangkap Kembali Setelah Kebur Dari Penjara Gilboa

TEPI BARAT, ISRAEL (voa-islam.com) - Pengacara untuk dua pejuang Palestina yang kabur dari penjara Gilboa dan  kemudian tertangkap telah mengatakan bahwa klien mereka telah menghadapi penyiksaan dan pelecehan sejak ditangkap kembali oleh polisi Israel.

Senin lalu, enam tahanan Palestina berhasil melarikan diri dengan berani dari Penjara Gilboa dengan keamanan tinggi, menyebabkan rasa malu bagi Israel dan kegembiraan di Palestina.

Empat dari enam pelarian telah ditangkap.

Pengacara dari dua orang yang ditangkap kembali mengatakan klien mereka diperlakukan dengan buruk oleh pihak berwenang Israel.

Mohammed Al-Arda telah dipukuli dan disiksa, menurut pengacaranya Khaled Mahajneh, kata Komisi Palestina untuk Urusan Tahanan dan Mantan Tahanan (CDA).

Al-Arda tidak diizinkan untuk tidur lebih dari 10 jam sejak ditahan lagi, dan dikurung di sel kecil, kata pengacara itu.

Tahanan itu bahkan tidak diberikan makan, karena baru pertama kali makan kemarin, kata Mahajneh.

Mahajneh juga mengatakan Al-Arda terluka di sekujur tubuhnya sementara keamanan Israel mengejarnya, di mana dia masih belum menerima perawatan.

Dia bahkan diserang secara fisik selama penangkapannya kembali, Al Jazeera melaporkan.

"Kamu tidak pantas untuk hidup. Kamu pantas ku tembak di kepala," kata seorang penyelidik kepada Mohammed, kata pengacaranya sebagaiman dilaporkan oleh layanan Al-Araby Al-Jadeed.

"Tahanan Mohammed Al-Arda menolak tuduhan yang dia hadapi dan tetap diam meskipun ada semua siksaan dan upaya untuk menekannya. Dia menjawab penyelidik pendudukan yang tidak melakukan kejahatan," kata Mahajneh.

"Saya berkeliling wilayah Palestina yang diduduki pada tahun 1948 [yang sekarang dianggap Israel] dan mencari kebebasan saya dan untuk melihat ibu saya," kata Mohammed kepada penyelidik.

Zakaria Al-Zubaidi, mungkin profil tertinggi dari pembobol penjara, menemui pengacaranya, Avigdor Feldman, pada Rabu sore, menurut CDA.

Saat ditangkap kembali, mantan komandan Brigade Syuhada Al-Aqsa disiksa, menerima dua tulang rusuk patah ditambah rahang patah.

Dia dibawa ke rumah sakit Israel karena luka-lukanya tetapi hanya dirawat dengan obat penghilang rasa sakit, kata Feldman yang dikutip CDA.

"Zakaria Al-Zubaidi tidak ikut dalam penggalian. Dia pindah ke kamar enam tahanan sehari sebelum mereka pergi melalui terowongan yang memakan waktu hampir satu tahun untuk menggali," menurut Feldman.

Feldman mengatakan kliennya telah memberi tahu dia bahwa dia dan Al-Arda, yang ditemukan bersama, tidak berusaha mencari bantuan dari orang lain agar tidak membuat mereka bermasalah dengan pihak berwenang Israel.

Tahanan Mahmoud Al-Ardah, beda orang dengan Al-Arda, bertemu dengan pengacaranya, Raslan Mahajneh.

Al-Ardah juga mengatakan bahwa para tahanan menghindari pergi ke bagian Israel yang dihuni oleh warga Palestina dari negara Yahudi "agar tidak membuat siapa pun bertanggung jawab" atas tindakan mereka. (TNA)


latestnews

View Full Version