View Full Version
Senin, 20 Jan 2014

Kemenangan Taliban Pakistan & Taliban Afghanistan Melawan AS

ISLAMABAD (voa-islam.com) - Perubahan terus berlangsung di kawasan Asia Selatan, di mana kekuatan Jihad dan  Mujahidin, terus menggelliat menghadapi kekuatan-kekuatan global, seperti AS dan Sekutunya, dan berhasil mengalahkan mereka.

Hari Jum’at lalu, Taliban melakukan operasi “bom bunuh diri” menghancurkan sebuah restoran, tempat berkumpulnya pejabat asing, di ibukota Kabul. Sedikitnya, 29 pejabat dan militer AS tewas, termasuk puluhan lainnya, luka-luka. Juru bicara Taliban, Zabilullah Mujahid, mengatakan, bahwa Taliban bertanggungjawab atas serangan yang sangat dahsyat diibukota Kabul.

Pemimpin Taliban Mullah Omar, secara tegas menyatakan, bahwa mayoritas provinsi di Afghanistan berada di tangan Taliban. Rezim boneka Hamid Karzai, tidak memiliki kendali atas wilayah-wilayah Afghanistan. Pasukan AS dan Sekutu tak mampu mengalahkan Taliban, dan sudah menduduki Afghanistan lebih satu dekade, dan tahun 2014 ini, pasukan AS dan Sekutu akan keluar Afghanistan.

Ini mendandakan perubahan politik dan militer yang sangat fundamental di kawasan Asia Selatan. Betapa Taliban yang berjuang selama satu dekade, akhirnya memenangkan perang dan mengakhiri  pendudukan AS dan Sekutu di negeri itu.

Bersamaan dengan perubahan yang terjadi di Afghanistan, dan perubahan di Pakistan, di mana pemerintahan Pakistan, dibawah Liga Muslim, yang dipimpin Perdana Menteri Nawaz Sharif. Nawaz Sharif, sejak September 2013, telah menawarkan cabang “Zaitun” (perdamaian) kepada  Tehrik-e-Taliban Pakistan (TTP) perdamaian.

Tetapi, fihak TTP menilai pemerintahan Nawaz Sharif melakukan standar ganda, dan membiarkan AS melakukan operasi militer di wilayah Pakistan dengan menggunakan pesawat tanpa awak (drone), terakhir menewaskan pemimpin TTP, Hakeemullah Mesud. Inilah yang membuat kemarahan fihak TTP dan rakyat Pakistan yang mendukung TTP.

Sekarang Tehrik-e-Taliban Pakistan (TTP) , yang menjadi payung  dari berbagai kelompok Taliban  yang beroperasi di Pakistan,  menyatakan keinginan dengan syara t bagi perundinnisgan perdamaian yang diusulkan dengan pemerintah, bertujuan mangakhiri lebih dari satu dekade yang menewaskan ribuan penduduk Pakistan, termasuk lebih dari 4.000 personel militer Pakistan.

Tawaran dari TTP terjadi beberapa jam setelah serangan bom yang menghancurkan  terhadap konvoi militer di kota  Bannu, pada Jumat, 17/1/2014, menewaskan 24 tentara dan melukai 65 personil  lainnya. TTP telah mengklaim bertanggung jawab atas serangan , yang paling mematikan itu, tindakan TTP itu,   karena pembunuhan  Hakeemullah Mehsud dalam serangan pesawat tanpa awak AS pada 1 November 2013.

“Kami siap melakukan pembicaraan,  tapi itu pemerintah Pakistan harus tulus”,  ujar Shahidullah Shahid, juru bicara TTP kepada media di Pakistan. Sebelumnya, TTP menolak  mengadakan pembicaraan dengan pemerintah Pakistan setelah tewasnaya Mehsud, dan  menuduh pemerintah Pakistan melakukan “double – game”, (bersikap ganda).

Shahid mengatakan serangan Jumat lalu (17/1) terhadap konvoi militer dilakukan seorang pembom bunuh diri TTP, membalas kematian Mehsud dan Wali ur Rehman , pemimpin tertinggi  TTP yang tewas dalam serangan pesawat tak berawak lain akhir Mei 2013 di Waziristan Selatan .

“Kami siap melakukan pembicaraan , namun pemerintah harus menunjukkan ketulusan” , kata Shahid, ini merupakan kritik terhadap militer Pakistan yang berada dibalik kegagalan perdamaian antara pemerintah Pakistan dengan TTP.

“Misi kami  menegakan Syariah Islam di Pakistan. Kami tidak berjuang untuk kepentingan diri kami sendiri”, tegas Shahid. TTP telah berjuang dengan sangat keras menegakkan Syariah Islam di Pakistan,dan selalu menghadapi tantangan dari AS dan sekutunya. Perubahan di Afghanistan dan Pakistan sangat penting dari segi geopolitik dikawasan Asia Selatan.

Perdana Menteri Nawaz Sharif yang berusaha melakukan kontak dan pembicaraan damai dengan TTP, dan seruannya ini sudah yang ketigaklainya , dan Nawaz menawarkan ranting  “Zaitun” kepada TTP,  pada September 2013,melalui  pidatonya yang monumental kepada seluruh  bangsa Pakistan setelah terpilih sebagai Perdana Menteri.

Namun, kontak awal yang dibuat antara kedua belah pihak, namun pembicaraan itu gagal, sebelum di mulai pembicaraan terjadi serangan pesawat tak berawak AS, dan  menewaskan Mehsud di Waziristan Utara. wb/afg.


latestnews

View Full Version