View Full Version
Ahad, 11 Oct 2009

Sebab-sebab Timbulnya Bencana di Muka Bumi

Oleh: DR. Abdurrahman Muhammad

Bentuk kerusakan di muka bumi tidak hanya berupa kekeringan dan gempa akan tetapi lebih dalam dari itu, hakikat kerusakan dan bencana adalah ketika hak Allah terhadap hamba tidak terealisir, Manusia menyimpang dari fitrah keagamaan dan menyeleweng  dari tauhid, hukum Allah sekedar lembaran berharga yang hanya disimpan rapi di dalam lemari.

Itulah hakikat kerusakan dan bencana, karena jika sebaliknya yang terjadi, maka yang ada adalah rasa aman dan damai dengan kehidupan yang Islami.

Allah berfirman: “Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan? Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka dan dibutakan-Nya penglihatan mereka.” [QS. Muhammad : 22-23]

Sebab-sebab timbulnya bencana dan kerusakan di bumi

Kekufuran dan kesyirikan yang menjamur serta menyimpangnya Manusia dari rel tauhid dan aqidah yang lurus, itulah yang dapat menimbulkan banyak bencana dan malepetaka di muka bumi.

Berikut adalah beberapa bukti nyata tentang pernyataan di atas :

1. Kehancuran alam semesta pada hari kiamat hanya akan dialami oleh orang-orang musyrik dan tersesat dari jalan tauhid. Sedangkan orang-orang yang masih memendam sekecil apapun tauhid dalam dadanya tidak akan mengalami huru-hara kiamat.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: “dan tidak akan datang kiamat itu sehingga beberapa kabilah dari umatku mengikuti tingkah laku kaum musyrik, dan sehingga ada beberapa kabilah dari ummatku yang menyembah berhala” [Shahih Jami’ush Shagir 6: 174. no.7295]

Dan beliau juga bersabda: “Tiba-tiba Allah mengirimkan angin yang baik lantas menerpa mereka lewat ketiak mereka, kemudian mengambil ruh tiap-tiap orang mu’min dan muslim dan tinggallah manusia-manusia jahat yang keadaannya kacau balau seperti himar. Maka pada zaman mereka inilah hari kiamat terjadi [Shahih Muslim 18:70]

2. Allah memastikan ‘adzab yang pedih bagi mereka yang sombong sewaktu diajak kepada akidah tauhid. Allah berfirman: “Sesungguhnya mereka dahulu jika dikatakan kepada mereka : ‘Laailaha illallaah’ (tidak ada Tuhan yang berhak disembah dengan haq kecuali Allah), mereka menyombongakn diri.” [QS.37:35]. Terhadap sikap mereka ini Allah berfirman : “Sesungguhnya kamu pasti akan merasakan ‘adzab yang pedih”[QS.37:38].

3. Hampir-hampir semesta alam ini menjadi hancur karena dakwaan orang-orang kafir “Allah memiliki anak”. Sebagaimana Allah berfirman : “Dan mereka berkata : ‘Tuhan yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak. Seungguhnya kamu telah mendatangkan sesuatu perkara yang sangat mungkar. Hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu dan bumi terbelah dan gunung-gunung runtuh’ (QS Maryam :88-90)

4. Allah menimpakan kenistaan dunia dan akhirat kepada yahudi/bani israil karena menyalahi perjanjian terbesar dan pertama dengan-Nya yakni agar mereka jangan menyembah selain Allah dan beberapa perjanjian yang lainnya, akan tetapi perjanjian pertama yang dilakukan adalah perjanjian tauhid. Allah berfirman: “dan ingatlah ketika kami mengambil janji dari bani israil yaitu janganlah kamu menyembah selain Allah dan berbuat baiklah kepada ibu bapak, kaum kerabat, anak yatim” (QS. Al-Baqarah:83). Kemudian di ayat yang ke 85 Allah berfirman terhadap yahudi yang merusak perjanjian tersebut: “tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian daripadamu melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia dan pada hari kiamat mereka dikembalikan pada adzab yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat”.

5. Rasulullah bersabda tentang orang-orang yang mengingkari takdir dan kaum zindiq yang berkeyakinan batil “Sesungguhnya akan terjadi perubahan bentuk muka dan kerusuhan pada ummatku, yaitu pada kaum zindiq dan kaum qadariyyah”. (HR. Ahmad 973-74 sanadnya shahih). Di zaman ini telah banyak bermunculan slogan-slogan kufur seperti “jadilah pencipta takdirmu sendiri” maka jangan heran kalau adzab merata dimana-mana.

Bid’ah yang mendarah daging

Bid’ah (mengada-ada dalam urusan agama) merupakan salah satu penyebab timbulnya kerusakan karena bid’ah merupakan biang kerok perpecahan ummat islam. Bayangkanlah bila pemuka-pemuka agama dimasing-masing negeri islam membuat cara-cara baru dalam mendekatkan diri kepada Allah yang tidak pernah dilakukan oleh nabi dan sahabat, kemudian masing-masing mereka memiliki pengikut dengan fanatisme golongan (‘ashabiyah) yang membabi buta, dan fanatisme tersebut diperkuat dengan fanatisme kebangsaan atau nasionalisme,  hal ini membuat kaum muslimin terkotak-kotak, lemahnya kekuatan mereka dan jatuhnya wibawa di depan orang kafir, sehingga dengan mudah negeri-negeri islam dijajah oleh orang kafir, kehormatan dan harta mereka dirampas, semua ini dikarenakan bid’ah yang memecah belah ummat. Rasulullah bersabda tentang hal ini : "barang siapa yang hidup setelahku niscaya ia akan melihat perselisihan yang banyak, maka wajib atas kalian untuk berpegang teguh pada sunnahku dan sunnah pada khulafaurasyidin yang terpimpin dan lurus, gigit erat dengan taring-taring kalian dan jauhkanlah perkara-perkara yang baru (bid’ah) karena Sesungguhnya setiap bid’ah adalah sesat” (HR. At-Tirmidzi, Hasan Shahih)


Bayangkanlah bila pemuka-pemuka agama dimasing-masing negeri islam membuat cara-cara baru dalam mendekatkan diri kepada Allah yang tidak pernah dilakukan oleh nabi dan sahabat, kemudian masing-masing mereka memiliki pengikut dengan fanatisme golongan (‘ashabiyah) yang membabi buta

Ketidakadanya sikap Al-Wala’ dan Al-Bara’

Tidak adanya dinding al wala’ wal-bara’ sebagai dinding pemisah antara iman dan kufur, antara tauhid dan syiik sunnah dan bid’ah akhlak yang mulia dan akhlak yang rusak adalah termasuk penyebab terjadinya bencana dan macam-macam musibah. Yang dimaksud dengan Al Wala’ dan wal-bara’ ialah, membatasi ibadah dan keta’atan hanya kepada Allah Swt semata, tidak berbuat syirik dan menolak terikat dengan syari’at apappun selain dari pada syari’at yang bersumber dari Allah Swt semata. Termasuk juga dalam tidak mencintai orang kafir dan inkar terhadap semua ajaran kufur dan syirik yang ada di muka bumi.

Oleh karenanya, pemuda-pemuda Islam yang meniru gaya hidup orang kafir merupakan gambaran adanya kecintaan terhadap orang kafir. Padahal ini tidak mungkin ada pada diri orang mukmin (Qs. Mujadalah : 22). Kecintaan terhadap orang kafir menunjukkan kerelaan atas kekafiran mereka dan kemusyrikan mereka terhadap Allah. Ini adalah suatu yang dahsyat disisi Allah. Ketahuilah, bahwa rasulullah diutus untuk memerangi orang-orang kafir, musyrik sampai mereka bertauhid dan mengucap dua kalimat syahadat (sebagaimana yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim). Maka tidak adanya rasa cinta seorang mu’min kepada kekafiran dan kemusyrikan harus diwujudkan dengan menyelisihi orang-orang kafir dalam hal ibadah, muamalah, dan akhlak. Jika tidak, maka akan timbul kerusakan yang besar di bumi sebagaimana difirmankan-Nya: “Jika kamu (hai para muslim) tidak melaksanakanNya (Al-wala’ wal bara’ atau menyayangi muslim dan memusuhi kekafiran karena Allah), niscaya akan terjadi kekacauaan di muka bumi dan kerusakan yang besar.” (Surat Al-Anfal:720).

BEBERAPA SEBAB LAIN YANG DIJELASKAN OLEH HADITS

Dari Ibnu Umar, meriwayatkan dari Nabi, beliau bersabda: “Baagaimana keadaan kalian apabila terjadi lima perkara pada diri kalian, aku berlindung kepada Allah hal itu akan terjadi pada kalian, atau kalian mendapatinya:1.Tidaklah fahisyah (perzinahan) muncul pada suatu kaum, yang mereka melakukannya secara terang-terangan, kecuali akan muncul berbagai wabah dan berbagai penyakit (baru) yang belum pernah terjadi pada orang-orang sebelum mereka.[1] 2. Tidaklah suatu kaum mencegah (enggan membayar) zakat, melainkan mereka akan dicegah dari turunnya hujan dari langit, dan jika bukan karena binatang ternak niscaya hujan itu tidak akan diturunkan.[2] 3.Tidaklah suatu kaum berbuat curang pada timbangan dan takaran (jual beli), melainkan mereka akan di’adzab dengan paceklik, kesusahan hidup dan kezhaliman penguasa.[3] 4.Tidaklah para pemimpin mereka berhukum dengan selain apa yang diturunkan Allah (selain syari’at islam), melainkan Alah akan menjadikan musuh menguasai mereka, lalu merampas sebagian (wilayah Negara dan asset) yang ada dari apa yang ada di tangan mereka.[4] 5.Dan tidaklah mereka meninggalkan kitabullah dan sunnah nabinya melainkan Allah jadikan perselisihan di antara mereka.[5]” [Shahih dengan penguatnya, Ash-Shahihah I/106 oleh Al-Albani].


Pada ummat ini akan terjadi tanah longsor, perubahan bentuk muka dan kerusuhan. Lalu ada seorang dari kaum muslimin bertanya: ‘Wahai Rasulullah kapankah terjadinya hal itu?’ Beliau menjawab: apabila disana-sini telah banyak biduan (penyanyi) dan alat-alat musik serta khamar yang sudah biasa diminum

Imron bin Hushain meriwayatkan dari Rasulullah, beliau bersabda: “Pada ummat ini akan terjadi tanah longsor, perubahan bentuk muka dan kerusuhan. Lalu ada seorang dari kaum muslimin bertanya: ‘Wahai Rasulullah kapankah terjadinya hal itu?’ Beliau menjawab: apabila disana-sini telah banyak biduan (penyanyi) dan alat-alat musik serta khamar yang sudah biasa diminum”. [Shahih Jami’ush Shagir 4/103 No. 4119 oleh Al-Albani]

Dari Tsauban, beliau berkata: Rasulullah bersabda: “Sudah dekat (masanya) dimana ummat-ummat lain (di dunia) akan berkumpul untuk menghadapi kalian sebagaimana berkumpulnya orang-orang yang makan menghadapi bejana makanannya” Lalu seorang bertanya: “Apakah (jumlah) kami pada saat itu sedikit?” Beliau menjawab: “Tidak, bahkan kalian pada saat itu banyak akan tetapi kalian itu seperti buih banjir, dan Allah akan menghilangkan dari diri musuh-musuh kalian rasa takut terhadap kalian dan menimpakan kepada hati-hati kalian wahn”, Lalu seorang bertanya lagi: “Wahai Rasulullah apa wahn itu?”, Beliau menjawab: “Cinta dunia dan takut mati.” [Sunnah Abu Dawud No. 4297 dan Albani berkata shahih] dalam riwayat hadits lainnya  :” benci pada perang (jihad fisabilillah).”

Orang-orang kafir tidak takut lagi terhadap ummat islam, padahal dahulu kaum muslimin telah membuat gentar ummat kafir, sebagaimana firmanNya: “Akan kami masukkan ke dalam hati orang-orang kafir rasa takut, disebabkan mereka mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah sendiri tidak menurunkan keterangan tentang itu. Tempat kembali mereka ialah neraka itulah seburuk-buruknya tempat tinggal orang yang zalim.” [Qs. Ali Imran: 151]

SOLUSI ISLAM DARI KEHINAAN YANG MENIMPA

Setelah dilakukan diagnosa terhadap penyakit-penyakit yang menyerang ummat ini maka dengan kebijaksanaan dan ilmuNya Allah telah memberikan jawaban sebelum kita bertanya. Tentu saja obat dari semua ini adalah meninggalkan sajauh mungkin apa yang menjadi sebab-sebab timbulnya bencana serta kerusakan, dan hal tersebut tersebut telah sedikit dipaparkan diatas.

Namun satu ramuan yang dijabarkan Rasulullah kiranya cukup menjadi obat. Beliau bersabda:

“Jika kalian berjual beli dengan ‘Iinah (riba), mengikuti ekor-ekor sapi/kerbau  (sibuk dalam bertani) dan ridho terhadap (hasil pertanian (sibuk dengan gemerlam dunia) serta meninggalkan jihad di jalan Allah. Maka Allah akan menimpakan kepada kalian kerendahan dan tidak mencabutnya dari kalian dan tidak menabutnya dari kalian sampai kalian kembali kepada jalan agama kalian” dalam riwayat lain: “sampai kalian kembali kepada urusan kalian yang pertama (yakni gaya hidupnya Shahabat)” [Hadits Hasan lih Tasfiyah wa Tarbiyah hal 7]

Kembali menapaki jalan Salaful Ummah (Sahabatu Rasulillah shallallahu ‘alaihi wa-sallam wa ridwaanullahi ‘alaihim) dalam ilmu dan amal serta jihad dan dakwah adalah satu-satunya jembatan menuju gerbang kemuliaan dan kejayaan Islam.

1 Kemaksiaatan yang terselubung hanya akan ditimpakan ‘adzab kepada pelakunya, akan tetapi manakala kemaksiatan telah marak dan dipertontonkan maka Allah akan turunkan ‘adzab secara merata. Allah berfirman : “Dan peliharah dirimu daripada siksa yang tidak khusus menimpa orang-ornang yang zhalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah sangat keras siksaNya.” [QS.8:25]

2 Mengingkari kewajiban zakat bisa mengeluarkan seseorang dari Islam.

3 Allah berfirman: “Kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang curang. Yaitu orang-orang yang apabila mereka menakar atau menimbang dari orang lain, mereka minta dipenuhi dan apabila mereka memakan atau menimbang setiap orang mereka menguranginya” [Al-Muthafifin: 1-3]

4 Lalu bagaimana keadaan orang-orang yang berkata: “Suara rakyat adalah suara Tuhan”. Kemudian mereka berhukum dengan suara rakyat sekalipun itu bertentangan dengan syari’at dan undang-undang Allah dan Rasulnya di dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah? Sungguh jika engkau menghayati sabda Nabi tersebut, engkau tidak perlu heran jika adzab Allah berupa kerusakan dan bencana datang secara berantai tak mengenal henti.

Dikarenakan manusia telah meninggalkan apa kata Allah dan apa kata RasulNya. Allah berfirman dalam Surat Al-Maidah ayat 44, 45 dan 47: “Sesungguhnya kami telah menurunkan Kitab Taurat didalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi) yang dengan kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh Nabi-Nabi yang menyrahkan diri kepada Allah, oleh orang-orang alim mereka dan pendeta-pendeta mereka, disebabkan mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya. Karena itu janganlah kamu takut terhadap manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. Dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit.

Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir. Dan Kami telah tetapkan terhadap mereka di dalamnya (At-Taurat) bahwasanya jiwa (dibalas) dengan jiwa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, telinga dengan telinga, gigi dengan gigi, dan luka-luka (pun) ada kisasnya. Barangsiapa yang melepaskan (hak kisas) nya, maka melepaskan hak itu (menjadi) penebus dosa baginya. Barangsiapa yang tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim.

Dan hendaklah orang-orang perngikut Injil, memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah di dalamnya. Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang fasik.”

5 Perselisihan diantara sesama muslim merupakan salah satu bentuk bencana atau adzab dari Allah. Dan obatnya adalah bersatu bersama dibawah panji Al-Qur’an dan As-Sunnah, juga dibawah panji Khilafah Akan tetapi perlu dicatat, bahwa ketika Rasulullah mengucapkan sabdanya diatas ia mendengar langsung dan memahami tafsirannya dengan pemahaman yang lurus adalah para sahabat, sehingga untuk ummat Muhammad SAW setelah beliau dan para sahabat membutuhkan satu lagi elemen penting agar dapat mempersatukan barisan kaum muslimin yakni fahmu as-salaf (metode salaf/sahabat dalam memahami dan memperaktikan Al-Qur’an dan As-sunnah). Maka terkumpulah empat syarat utama menuju persatuan Islam yang hakiki yang dapat meredam setiap perselisihan: 1) Al-Qur’an, 2) As-Sunnah, Al-Khilafah dan 3) Faham Sahabat terhadap keduanya.

Untuk itu kita harus mengkaji dan terus mengkaji dari warisan-warisan ilmiah para ulama yang mengikuti jejak salafus shalih.(voa-islam)


latestnews

View Full Version