View Full Version
Ahad, 06 Mar 2016

Gerhana Matahari Sinyal Datangnya Adzab

Oleh: Badrul Tamam

Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.

Akan terjadi gerhana matahari pada tanggal 9 Maret 2015 ini. Ribuan orang dikabarkan akan mendatangi daerah-daerah yang nampak gerhana di sana. Berlomba-lomba ingin mengabadikan moment yang langka ini. sehigga peristiwa gerhana menjadi hiburan bagi banyak kalangan. Tidak dihubungkan dengan nilai keimanan.

Sikap masyarkat ini tidak terlepas dari pengembangan ilmu pengetahuan modern yang dikembangkan barat yang dibangun di atas prinsip netralitas. Artinya, nilai keimanan tidak boleh terlibat dalam pembicaraan ilmu pengetahuan. Sehingga peristiwa gerhana dianggap sebagai fenomena alam semata. Tidak punya hubungan dengan nilai keimanan dan kehendak ilahiyah.

Dalam pandangan Islam, siang, malam, matahari dan bulan adalah makhluk Allah. Silih berganti dan bergerak pada porosnya sesuai dengan ketetapan Allah ‘Azza wa Jalla. Dengan hikmah yang dikehendaki-Nya demi kemaslahatan hidup umat manusia, khususnya.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman yang artinya, “Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui. Sesungguhnya pada pertukaran malam dan siang itu dan pada apa yang diciptakan Allah di langit dan di bumi, benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan-Nya) bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Yunus: 5-6)

وَمِنْ آَيَاتِهِ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ لَا تَسْجُدُوا لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَهُنَّ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ

Dan sebagian dari tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah bersujud kepada matahari dan janganlah (pula) kepada bulan, tetapi bersujudlah kepada Allah Yang menciptakannya, jika kamu hanya kepada-Nya saja beribadah.” (QS. Fushshilat: 37)

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam mengabarkan, gerhana matahari ataupun bulan bagian dari tanda-tanda kebesaran dan kuasa Allah Subhanahu wa Ta'ala.

إِنَّ اَلشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اَللَّهِ لَا يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ, فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُمَا, فَادْعُوا اَللَّهَ وَصَلُّوا, حَتَّى تَنْكَشِفَ

"Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kebesaran Allah. Keduanya tidak mengalami gerhana karena kematian seseorang dan tidak pula karena hidupnya seseorang. Maka jika kalian melihatnya bersegeralah berdoa kepada Allah dan shalat sehingga kembali terang." (Muttafaq 'alaih)

Dalam hadits lain, beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallam mengabarkan hikmah ilahiyah terjadinya gerhana sebagai peringatan dari Allah dan sarana menakut-nakuti hamba-hamba-Nya. Karena terjadinya gerhana menjadi sebab turunnya adzab kepada manusia.

إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لَا يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ وَلَكِنَّ اللَّهَ تَعَالَى يُخَوِّفُ بِهِمَا عِبَادَهُ

"Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kebesaran Allah. Keduanya tidak mengalami gerhana karena kematian seseorang dan tidak pula karena hidupnya seseorang. Tapi, Allah Ta'ala menakut-nakuti hamba-Nya dengan keduanya." (HR. Bukhari dan Muslim)

Peringatan Allah ini dikarenakan kedurhakaan manusia yang sudah merajalela. Khususnya di zaman kita, berbagai kemaksiatan disuguhkan terbuka. Bahkan terbaru, upaya pelegalan homoseksual. Belum juga zina yang dianggap biasa, cenderung dilegalkan dengan disiapkan tempat khusus berzina. Pacaran di kalangan remaja juga sudah sangat kelewat batas yang berujung aborsi dan kejahatan lainnya.

Islam menuntutunkan, saat terjadi gerhana yang menjadi sinyal awal turunnya adzab agar melakukan sesuatu yang bisa menghilangkan rasa takut dan mencegah turunnya musibah, yaitu beristighfar, berdzikir, bertakbir, berdoa, bershadaqah, membebaskan budak, dan shalat gerhana.

Jika manusia tidak segera sadar untuk kembali kepada Allah, mendekatkan diri kepadanya, bertaubat, dan mengerjakan perkara-perkara yang bisa menghindarkan dari adzab; dikhawatirkan akan benar-benar turun bencana besar kepada penduduk bumi sebagai hukuman dari-Nya. Wallahu A’lam. [PurWD/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version