View Full Version
Jum'at, 30 Mar 2018

Syirik Dosa Terbesar; Inilah 7 Alasannya!

Oleh: Badrul Tamam

Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.

Al-Syirku (اَلشِّرْكُ) secara bahasa bermakna menjadikan sekutu. Maksudnya menjadikan seseorang sekutu bagi selainnya.

Adapun definisi syar’i adalah menjadikan sekutu dan tandingan bersama Allah ‘Azza wa Jalla dalam rububiyah, ibadah, atau penetapan nama dan sifat.

Adapula yang mendefinisikan: menyamakan selain Allah dengan Allah dalam perkara yang menjadi kekhususan bagi Allah. Maksudnya dalam rububiyah, uluhiyah, atau asma’ wa shifat.

Menurut Syaikh Shalih al-Fauzan, syirik banyak terjadi dalam uluhiyah (ubudiyah). Bentuknya, seseorang berdoa kepada Allah dan juga kepada selain-Nya, atau seseorang memberikan satu macam ibadah kepada Allah juga selain-Nya: seperti menyembelih, nadzar, rasa takut, berharap, dan mencintai.

Syirik menjadi dosa paling besar terhadap Allah Subahanahu wa Ta'ala karena beberapa sebab berikut ini:

Pertama, syirik menyerupakan makhluk dengan khalik (pencipta) dalam kekhususan uluhiyah. Siapa menyekutukan Allah dengan seseorang sungguh ia telah menyerupakan orang itu dengan Allah. Inilah kedzaliman yang paling besar.

Allah Subahanahu wa Ta'ala berfirman,

إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ

Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kelaliman yang besar.” (QS. Luqman: 13)

Dzalim adalah meletakkan sesuatu bukan pada tempatnya. Siapa beribadah kepada selain Allah berarti ia telah meletakkan ibadah bukan pada tempatnya dan memberikannya kepada orang yang tak berhak menerimanya. Itulah bentuk kedzaliman yang paling besar.  

Berbuat syirik berarti berbuat kurang ajar terhadap Allah 'Azza wa Jalla. Bagaimana tidak, makhluk yang lemah, senantiasa butuh kepada rizki Allah, tidak kuasa atas hidup dan matinya sendiri disamakan dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala sang pencipta semua makhluk, pemberi rizki, menghidupkan dan mematikan mereka, dan Maha kuasa atas segala sesuatu.

Seorang musyrik menyamakan sesuatu yang tidak memiliki kekuasaan atas apapun jua dengan Dzat yang semua urusan berada ditangan-Nya. Menyamakan orang fakir dari segala sisi dengan Dzat yang Mahakaya dari berbagai sisi. Menyamakan yang tidak memberikan rizki sedikitpun dengan Dzat yang telah menciptakan apa yang menjadi rizki bagi manusia dan menganugerahkan semua itu kepadanya. Maka adakah kezaliman yang lebih dahsyat dari ini?

Kedua, Allah telah mengabarkan bahwa Dia tidak akan mengampuni dosa-dosa pelaku kesyirikan (musyrik) kecuali ia bertaubat darinya.

Allah Subahanahu wa Ta'ala berfirman,

إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا

"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar." (QS. Al-Nisa': 48)

[Baca: Inilah Maksud Dosa Syirik yang Tak Terampuni]

Ketiga, Allah mengabarkan bahwa Dia telah haramkan surga bagi seorang musyrik sehingga ia akan kekal di neraka jahanam selama-lamanya.

إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ

"Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang lalim itu seorang penolong pun." (QS. Al-Maidah: 72)

Keempat, perbuatan syirik menghapuskan seluruh amal shalih yang telah dikerjakan pelakunya.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,

وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

"Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu: "Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi." (QS. Al-Zumar: 65)

وَلَوْ أَشْرَكُوا لَحَبِطَ عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

Dan kalau mereka berbuat syirik pasti terhapus apa saja yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al-An’am: 88)

Kelima, seorang musyrik telah halal darah dan hartanya. Maksudnya, karena sebab kesyirikan tersebut maka darahnya halal ditumpahkan dan hartanya disita.

فَاقْتُلُوا الْمُشْرِكِينَ حَيْثُ وَجَدْتُمُوهُمْ وَخُذُوهُمْ وَاحْصُرُوهُمْ وَاقْعُدُوا لَهُمْ كُلَّ مَرْصَدٍ

Maka bunuhlah orang-orang musyrikin itu di mana saja kamu jumpai mereka, dan tangkaplah mereka.Kepunglah mereka dan intailah di tempat pengintaian.” (QS. Al-Taubah: 5)

Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, ”Aku diperintahkan untuk memerangi manusia sehingga mereka mengucapkan Laa Ilaaha Illallaah, apabila mereka mengucapkannya terlindungi olehku darah dan harta mereka kecuali dengan haknya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Keenam, Syirik adalah dosa besar yang paling besar. Sebagaimana sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam,

ألا أنبئكم بأكبر الكبائر ؟

Maukah aku beri tahu kalian tentang dosa besar paling besar?

Kami menjawab: mau wahai Rasulullah.  Beliau bersabda,

الإشراك بالله، وعقوق الوالدين

Menyekutukan Allah dan durhaka ke kedua orang tua.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Ketujuh, syirik adalah bentuk mengurangi dan menganggap cacat pada kesucian Allah. Secara tidak langsung ini adalah bentuk penentangan terhadap Allah, di mana Allah telah tetapkan kesucian dan ksempurnaan atas dirinya.

[Baca: Doa Berlindung dari Kesyirikan]

Penutup

Syaikh al-Sa’di menjelaskan hakikat syirik, perbuatan syirik berarti menyembah makhluk sebagaimana menyembah Allah, mengagungkan makhluk sebagaimana mengagungkan Allah, dan memberika bagian ibadah yang menjadi kekhususan rububiyah dan uluhiyah Allah kepada makhluk tadi. (Taisir al-Kariim al-Rahmaan: 2/499) Sehingga pantaslah syirik menempati dosa besar yang paling besar.

Semoga Allah melindungi kita dari kesyirikan yang kita sadari dan mengampuni kita dari dosa syirik yang tidak kita ketahui. Wallahu A’lam. [PurWD/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version