View Full Version
Kamis, 11 Oct 2018

Sejak Ngaji Menjadi Kasar dan Galak, Kenapa?

Oleh: Badrul Tamam

Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.

Ada seseorang saat belum hijrah terlihat sangat gaul, mudah akrab dan memahami orang lain. Kata-katanya lembut. Kehadirannya terasa nyaman bagi orang di sekitarnya. Namun, sayang, saat ia rajin datang ke kajian-kajian keislaman dan mengenakan simbol-simbol ‘keshalihan’ maka mulai muncul sifat kasar dan galak kepada orang lain.

Sikap kasar dan galak  bisa terbentuk dengan berjalannya waktu. Bukan semata bawaan. Bisa dipengaruhi karena pemahaman dan teman bergaul. Terkadang sikap kasar muncul untuk membalas sikap kasar dan kedzaliman terhadap dirinya.

Namun demikian, secara umum sikap kasar dan galak yang sering ditampilkan disebabkan faktor-faktor berikut ini:

Pertama, lemahnya iman dan sedikitnya ilmu. Karenanya, kita baca dalam sejarah bahwa orang-orang Arab Baduwi sikapnya kasar, galak, dan berhati batu. Sehingga mereka juga disifati dengan kemahnya iman.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang mereka,

الْأَعْرَابُ أَشَدُّ كُفْرًا وَنِفَاقًا وَأَجْدَرُ أَلَّا يَعْلَمُوا حُدُودَ مَا أَنزَلَ اللَّهُ عَلَىٰ رَسُولِه وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ

Orang-orang Arab Badwi itu, lebih sangat kekafiran dan kemunafikannya, dan lebih wajar tidak mengetahui hukum-hukum yang diturunkan Allah kepada Rasul-Nya. Dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al-Taubah: 97)

Imam Abu Ja’far Al-Thabari dalam tafsirnya menyebutkan bahwa orang-orang Arab Baduwi sangat menentang tauhid dan kuat kenifakannya daripada orang bertempat tinggal di desa dan kota. Allah menyifati mereka dengan itu karena sikap kasar mereka, kerasnya hati mereka, dan jarangnya berjumpa orang baik. Dengan sebab ini mereka menjadi orang yang paling keras hatinya dan sedikit ilmunya terhadap hak-hak Allah.

Kedua, dihiasi syetan. Artinya syetan menghiasi akhlak buruk tadi sebagai teguhnya iman, kuatnya akidah, lurusnya manhaj, dan bentuk komitmen kepada kebenaran. Wal’iyadhu billah.

Ketiga, Hasad (iri dan dengki) terkadang bisa melahirkan sikap kasar kepada lawannya. Sikap kasar dan galak ini semakin memperuncing permusuhan antar keduanya. Memelihara hasad akan menghilangkan nilai kebaikan dalam diri saudara. Kemudian melahirkan sikap kasar dan keras terhadapnya.

Keempat, sikap kasar dan galak kepada saudara seiman sering dipengaruhi pamahaman salah tentang panduan interaksi dan mu’amalah kepada orang lain. Bisa karena terburu-buru menilainya sebagai pelaku bid’ah, orang sesat, jauh dari ibadah, masih jahil dan semisalnya.

Kelima, kurang mendapat nasihat dan taujih. Ada orang yang banyak datang ke majlis ilmu namun kurang mendapat pengarahan dalam menerapkan ilmu. Jarang sekali memperoleh nasihat personal dalam menyikapi persoalan dan berinteraksi dengan orang lain. Lebih parah lagi, saat merasa pintar dan bermanhaj benar tak lagi mau menerima ilmu dan nasihat dari orang lain. Wal’iyadhu billah...

Keenam, pengaruh lingkungan dan pendidikan sejak kecil dengan kekerasan yang menumbukan sikap kasar dan galak.

Ketujuh, sombong. Merasa diri lebih unggul dari orang lain dari sisi kuat, pintar, kaya, shalih, dan lainnya.

Kedelapan, membalas perlakukan kasar dan galak dengan sikap serupa. Terkadang kita lihat ada orang yang santun dan ramah, karakternya lembut, namun akibat perlakukan orang kasar dan galak akhirnya ia berubah menjadi kasar dan sangat galak. Ini dia lakukan untuk membalas perlakuan orang tadi terhadap dirinya.

[Baca: Berlaku Lembutlah! Sesungguhnya Allah Menyukai Kelemahlembutan]

Penutup

Lemah lembut dan santun salah satu akhlak mulia yang sangat diagungkan Islam. Ini akan membantu terciptanya suasana harmonis dalam masyarakat muslim. Apalagi bagi para dai dan pemberi nasihat, keduanya sangat membantu tugas mereka dalam mengajak kepada kebaikan dan menjauhi keburukan.

Sebaliknya sikap kasar, galak, suka mencela, dan mudah menyematkan gelar sesat terhadap orang lain akan menimbulkan kebencian dan permusuhan sesama muslim. Bahkan jika ia seorang dai, sikap kasar dan galak akan menimbulkan penolakan terhadap dakwah Islam dan memusuhinya.

Semoga Allah menganugerakah kelemahlembutan dan kesantunan dalam diri kita sehingga kehadiran kita akan terasa nyaman dirasakan orang-orang sekitar kita. Ini menjadi sarana terbaik untuk mengajarkan kebaikan dan mengajak mereka mereka jalan yang benar. Wallahu A’lam. [PurWD/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version