View Full Version
Jum'at, 25 Aug 2023

Maksiat Menghilangkan Nikmat

Oleh: Badrul Tamam

Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.

Maksiat memiliki dampak buruk yang sangat banyak –terhadap lahir dan batin, di dunia dan akhirat- tidak mengetahui detailnya kecuali Allah Subhanahu wa Ta'ala. Karenanya, Allah senantiasa menyeru hamba-hamba-Nya agar bertakwa kepadanya dan menyeru kepada yang telah terjerumus kepada maksiat supaya segera meminta ampunan dan bertaubat kepada-Nya.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا عَسَى رَبُّكُمْ أَنْ يُكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ

"Hai orang-orang yang beriman, bertobatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. . . " (QS. Al-Tahrim: 8)

قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

"Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Az-Zumar : 53)

Maksiat Menghilangkan Nikmat

Salah satu dampak buruk dosa dan maksiat yang disebutkan Ibnul Qayyim dalam Al-Da’ wal Dawa’ adalah pengaruhnya terhadap nikmat yang didapatkan seorang hamba. Maksiat akan menghilangkan nikmat yang ada, memutus nikmat yang berkesinambungan, dan menghalangi nikmat yang akan didapatkan.

Beliau menerangkan bahwa ketaatan akan menjaga nikmat Allah. Sebagaimana pula, ketaatan bisa menarik nikmat yang telah hilang. Karena kerunia di sisi Allah tidak bisa didapatkan kecuali dengnn ketaatan.

Allah telah menjadikan sebab kebaikan dan rusaknya segala sesuatu. Ketaatan akan menjaga nikmat, mengekalkannya, menambahkannya, dan mengundang nikmat Allah Subhanahu wa Ta'ala. Sebaliknya, maksiat menjadi sebab rusaknya nikmat, hilangnya nikmat, terputusnya nikmat, dan terhalanginya nikmat.

Apabila Allah menginginkan agar nikmat-Nya terjaga pada diri seorang hamba, maka Dia akan memberinya ilham untuk menjaga ketaatan kepada-Nya dengan sarana nikmat itu. Sebaliknya, jika Allah ingin menghilangkan nikmat-Nya dari seorang hamba, Allah akan menghinakan hamba tadi sehingga dia bermaksiat dengan nikmat tersebut.

Sangat mengherankan sekali, seorang hamba mengetahui perkara ini –baik dengan menyaksiakan secara langsung yang terjadi pada dirinya, atau pada orang lain, atau mendengar kabar orang-orang jauh yang dicabut nikmat Nya dari mereka karena maksiat- namun ia tetap bermaksiat kepada Allah Ázza wa Jalla. Seakan ia merasa bahwa dirinya dikecualikan dari keumuman ini. Seolah-olah ketetapan ini berlaku untuk seluruh manusia, tetapi tidak untuknya.

Adakah kebodohan yang lebih dahsyat dari ini? Adakah kezaliman terhadap disi sendiri yang lebih besar dari ini? Sesungguhnya hukum itu hanya milik Allah yang Mahatinggi lagi Mahabesar. Wallahu a’lam. [PurWD/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version