WASHINGTON (Arrahmah.com) - Barack Obama, presiden Amerika Serikat, telah mendesak Benyamin Netanyahu, perdana menteri Israel, untuk mengambil langkah-langkah serius guna membangun kepercayaan semua pihak bahwa Israel benar-benar serius berpartisipasi dalam negosiasi damai dengan Palestina.
Obama dan Netanyahu melakukan pembicaraan tertutup di Washington, kata Robert Gibbs, juru bicara Gedung Putih pada hari Rabu (24/3).
Gibbs mengatakan diskusi Obama-Netanyahu pada hari Selasa itu dilakukan dengan keterusterangan, tapi ia tidak menjelaskan terlalu rinci apa saja yang diminta Obama pada Netanyahu.
"Presiden meminta perdana menteri Israel untuk mengambil langkah-langkah serius untuk membangun kepercayaan ke arah negosiasi sehingga kemajuan dapat dibuat secara menyeluruh," katanya.
Pertemuan itu merupakan yang pertama antara keduanya sejak hubungan antara kedua negara yang saling bersekutu itu memburuk akibat pengumuman Israel mengenai pembangunan 1.600 unit rumah bagi pemukim Yahudi di wilayah pendudukan Yerusalem Timur.
Hanya beberapa jam sebelum pertemuan berlangsung, dalam sebuah situs dikatakan bahwa Israel telah diberikan izin untuk membangun 20 unit rumah, toko-toko dan mendapatkan tempat parkir di dalam halaman hotel Sheperd di Syeikh Jarrah, bersebelahan dengan Yerusalem Timur.
Kantor Netanyahu mengklaim bahwa perdana menteri Israel mendengar tentang laporan media atas persetujuan proyek setengah jam sebelum mengunjungi Gedung Putih dan tidak mengetahui hal itu itu sebelumnya, meskipun izin pembangunan dilaporkan telah dikeluarkan sejak Kamis lalu.
PJ Crowley, juru bicara Departemen Luar Negeri AS, kepada Associated Press menyatakan bahwa AS telah dibayar oleh Israel setelah Washington marah atas pengumuman yang dikeluaran selama kunjungan oleh wapres Joe Biden.
"Jika Amerika mendukung tuntutan yang tidak masuk akal dari Palestina untuk membekukan pemukiman di Yerusalem Timur dan Tepi Barat, maka proses perdamaian akan sangat beresiko dna kemungkinan tertunda selama satu tahun," media Israel mengutip Netanyahu pada hari Selasa.
Komentar tersebut muncul setelah pidatonya pada American Israel Public Affairs Committee (AIPAC) pada hari Senin.
"Orang-orang Yahudi membangun Yerusalem sejak 3000 tahun yang lalu dan orang-orang Yahudi baru membangun Yerusalem hari ini," kata Netanyahu.
"Yerusalem bukanlah solusi. Ini adalah modal kami."
Israel telah berulang kali mengklaim bahwa Yerusalem adalah ibukota negara Yahudi dan tidak akan membiarkannya untuk dibagi dengan pihak lain. Dan berbagai penyelesaian yang selama ini disuguhkan oleh Amerika Serikat maupun PBB untuk menghentikan konflik kedua negara tidak pernah menguntungkan Palestina. (atlthaf/alj/arrahmah.com)