RIYADH (Arrahmah.com) - Arab Saudi, negara pengekspor minyak terbesar di dunia, telah menahan lebih dari 100 orang yang dicurigai memiliki kaitan dengan al-Qaeda, kementerian dalam negeri mengatakan.
Sebuah pernyataan dari kementerian dalam negeri Saudi pada hari Rabu (24/3) mengatakan bahwa orang-orang tersebut merencanakan serangan terhadap instalasi minyak dan keamanan di kerajaan.
Mereka disinyalir terdiri dari dua kelompok, salah satunya terdiri dari 101 orang, dan dua sel yang lebih kecil terdiri dari enam orang masing-masing. Sel besar terdiri dari 47 warga Saudi dan 51 warga Yaman, serta Somalia, Bangladesh dan Eritrea.
Kedua kelompok ini diklaim dijalankan oleh tim yang lebih kecil yang terdiri dari 11 orang Saudi dan seorang Yaman, yang digambarkan oleh para pejabat keamanan sebagai seorang anggota terkemuka al-Qaeda.
Kedua kelompok berafiliasi dengan al-Qaida yang berbasis di negara tetangga Yaman, Mansour al-Turki juru bicara kementerian mengatakan.
Al-Turki mengatakan, penyelidikan sejauh ini menunjukkan terdapat korespondensi antara organisasi ini dan organisasi al-Qaeda di Yaman.
Dia juga mengatakan pihak keamanan telah menyita sejumlah senjata, kamera, dokumen dan komputer.
"Jaringan dan sel-sel kedua yang menargetkan fasilitas minyak di Provinsi Timur dan mereka punya rencana yang akan segera dilaksanakan," kata Al-Turki.
Sebagian besar tersangka ditahan di provinsi selatan Jazan, dekat perbatasan dengan Yaman. Tanggal penangkapan itu tidak diungkapkan.
Riyadh merasa prihatin tentang kebangkitan al-Qaeda di Semenanjung Arab (AQAP) di Yaman. Pada bulan September, Michael Leiter, direktur Pusat Anti-Teror Nasional AS (National Counter Terrorism Centre - NCTC), mengatakan AQAP telah memperoleh pijakan yang akan sangat membahayakan di Yaman.
"Kita telah menyaksikan munculnya kembali al-Qaeda di Semenanjung Arab, dengan Yaman sebagai kunci medan perang dan potensi daerah operasi dasar bagi al-Qaida untuk merencanakan serangan, merekrut dan memfasilitasi pergerakan operasi mereka," kata Leiter.
Awal bulan ini, Raja Abdullah mengatakan kerajaan bertekad untuk menghentikan 'ekstremisme'.
"Dalam kebijakan dalam negeri, pemerintah terus mencurahkan upayanya untuk memperkuat keamanan," katanya dalam pidato tahunan di hadapan Dewan Syura Arab Saudi.
"Sebuah upaya khusus telah dilakukan untuk menghadapi pemikiran kelompok pemberontak, ekstremis, dan teroris," katanya.
"Layanan keamanan telah mengulang kesuksesan dengan tindakan preventif, dan akan terus berusaha untuk menggagalkan rencana teroris, memberantas kelompok-kelompok yang menyimpang, dan membersihkan sumber terorisme," katanya. (althaf/alj/arrahmah.com)