BRUSSELS (Arrahmah.com) - NATO telah menolak seruan Rusia untuk memberantas ladang opium di Afghanistan, dan melemparkan pernyataan agar Moskow fokus untuk membantu melawan 'pemberontakan' yang selama ini diklaim NATO telah mengontrol produksi obat terlarang itu.
Pejabat anti-narkotika Rusia, Victor Ivanov, bertemu dengan duta besar NATO di Brussels dan mengusulkan agar pasukan NATO diberi mandat PBB dan wajib untuk membasmi tanaman candu Afghanistan, yang disinyalir telah menewaskan 30.000 warga Rusia tiap tahunnya.
Ivanov mengatakan obat itu juga telah menewaskan 100.000 warga Afghan setiap tahunnya dan mengutip data PBB bahwa kematian tahunan dari overdosis heroin di lebih dari 40 negara yang memberikan kontribusi bagi misi NATO di Afghanistan adalah 50 kali lebih tinggi daripada total kerugian militer.
Namun, juru bicara NATO James Appathurai berdalih pada hari Sabtu lalu bahwa "NATO tidak dapat menghapus satu-satunya sumber pendapatan dari bagi Afghan".
Masalah candu ini harus ditangani dengan hati-hati untuk menghindari pengasingan penduduk setempat, Appathurai menambahkan.
Menurut sejumlah catatan, produksi opium di Afghanistan telah meroket sejak invasi Amerika di negara pada tahun 2001. (althaf/prtv/arrahmah.com)