View Full Version
Rabu, 26 May 2010

Zabiullah Mujahid Berbicara Mengenai Kebohongan Media Mainstream Dalam Pemberitaan

AFGHANISTAN (Arrahmah.com) - Beberapa media internasional melaporkan pembunuhan terhadap 12 siswa di provinsi Ghazni atas perintah rezim boneka. Jurubicara Imarah Islam Afghanistan, Zabiullah Mujahid menerangkan apa yang terjadi sebenarnya :

Pertama, tidak ada seorang pun yang tewas di provinsi Ghazni atas tuduhan penyerangan di sebuah sekolah.  Ini adalah tuduhan yang tak berdasar.  Mujahidin menangkap empat agen mata-mata lengkap dengan peralatan mereka termasuk GPS dan dokumen-dokumen intelijen.  Pengadilan khusus akan menginterogasi mereka dalam 20 hari.

Mereka mengakui tanpa adanya kekerasan dan paksaan bahwa mereka adalah mata-mata.  Pengadilan Islam akan menghukum mereka sesuai dengan hkum Islam, mereka akan dihukum mati.  Dalam kasus yang sama, dua tentara juga dihukum mati atas pembunuhan dan tindakan kriminal yang mereka lakukan di daerah tersebut.  Satu mata-mata yang baru saja lulus dari sekolah tahun lalu dan bekerja menjadi agen mata-mata untuk rejim boneka.

Tuduhan yang mengatakan Mujahidin mebunuh siswa sekolah, mereka faktanya bukan siswa di sekolah manapun di wilayah yang menjadi kontrol mujahidin dan seluruh saksi mata mengatakan bahwa seluruh sekolah yang berada dalam kontrol Imarah Islam Afghanistan berjalan seperti biasanya setiap hari.  Ratusan mahasiswa, guru, dan penulis berjuang untuk menghasilkan literatur mengenai jihad dan Islam dan mengajarkannya kepada siswa sekolah menengah yang berada di bawah kontrol Imarah Islam Afghanistan.

Kedua, kami meminta kepada seluruh media untuk memilih jurnalis yang handal dan netral saat melaporkan peristiwa dan tidak berusaha menjatuhkan nama baiknya.  Penduduk lokal mengetahui realitas dan Imarah Islam Afghanistan memiliki hubungan baik dengan penduduk Afghan.  Jadi, beberapa media yang berusaha menjatuhkan Imarah Islam Afghanistan atas perintah tuan mereka, tidak akan mempengaruhi hubungan antara Imarah Islam Afghanistan dan penduduk Afghan. (haninmazaya/tum/arrahmah.com)


latestnews

View Full Version