KABUL (Arrahmah.com) - Ratusan warga Afghanistan di Afghanistan tengah melakukan aksi unjuk rasa untuk memprotes operasi militer oleh pasukan asing pimpinan AS di negara yang dilanda perang tersebut.
Protes dilakukan sehari setelah tentara salibis pimpinan AS melaksanakan operasi militer di salah satu distrik di provinsi Ghazni.
Para pendemo mengatakan tentara asing memasuki rumah penduduk dan menahan sejumlah warga sipil selama operasi.
Mereka bersaksi bahwa tentara AS juga menodai Al-Qur'an.
Peserta aksi juga menyerukan kepada Gubernur Ghazni untuk merespon operasi itu dan membebaskan orang-orang tak bersalah yang ditahan.
Para pejabat boneka Ghazni dan militer AS belum mau berkomentar mengenai insiden tersebut juga pembebasan orang-orang yang ditangkap tanpa alasan jelas.
Pemerintah boneka Kabul hanya mengatakan bahwa AS telah melanggar perjanjian keamanan dengan membunuh tentara Afghan dan warga sipil.
Penduduk Afghan mengatakan pasukan asing pimpinan AS mengabaikan budaya lokal dan mereka telah menargetkan ratusan sipil di berbagai daerah di Afghanistan dalam operasi mereka.
Kementrian Dalam Negeri Afghanistan mengatakan tahun 2010 menjadi tahun paling mematikan bagi warga sipil Afghan sejak AS memulai invasi pada 2001 silam.
Jurubicara kementrian mengatakan lebih dari 2.000 warga sipil tewas dalam kekerasan di Afghanistan pada tahun 2010. Dia menambahkan hampir 1.300 polisi Afghan tewas dan lebih dari 2.000 mengalami luka.
Kebanyakan dari korban sipil yang tewas akibat dari serangan NATO. (haninmazaya/arrahmah.com)