WASHINGTON (Arrahmah.com) - Amerika Serikat mendesak para pemimpin Timur Tengah untuk memberikan perhatian lebih pada kerusuhan yang sedang populer di wilayah ini. Hal ini diungkapkan oleh AS saat Menteri Pertahanan Ehud Barak berkunjung ke Washington pada Rabu (9/2/2011) untuk melakukan pembicaraan tingkat tinggi dengan AS.
Meskipun para pejabat AS mendorong Mesir untuk mulai memberlakukan reformasi dan memperluas dialog dengan kelompok oposisi, Wakil Presiden Omar Suleiman memperingatkan jika tindakan itu dilakukan secara "terburu-buru" akan menimbulkan keresahan bahkan lebih.
Barak datang pada Rabu (9/2) untuk melakukan pembicaraan mengenai krisis yang berlangsung di Mesir hingga minggu ketiga.
Menteri Pertahanan AS, Robert Gates, pada Selasa (8/2) berharap pergolakan politik di Mesir dan Tunisia akan berfungsi sebagai seruan agar para pemimpin di kawasan itu segera bangun dari tidurnya.
Pemberontakan telah menjadi "manifestasi spontan dari ketidakpuasan," kata mantan direktur CIA itu. Ia menyatakan kepada wartawan bahwa Washington telah mengulurkan tangan untuk pemerintah di wilayah tersebut untuk mengatasi masalah ini.
Gejolak Mesir telah menjadi dilema bagi Amerika Serikat, yang bergantung pada sejumlah rezim di kawasan itu, terutama yang terkait dengan kebijakan luar negeri Washington.
Namun dalam pernyataan publik pertama mengenai krisis itu, Gates mengatakan bahwa Washington sudah lama mendesak Kairo dan sekutu lain untuk merespon frustrasi yang terpendam dari generasi muda. Gates mengatakan agar pemerintah Timur Tengah segera berusaha untuk menghilangkan kekhawatiran generasi muda.
Kepala Pentagon itu pun memuji peran militer Mesir dalam menengarai aksi protes besar itu sebagai "teladan". (althaf/arrahmah.com)