LONDON (Arrahmah.com) - Pemerintah Inggris telah meluncurkan penelaahan terhadap ekspor senjata ke Bahrain setelah muncul pemberitaan bahwa pasukan keamanan negara itu menggunakan senjata Kerajaan Inggris.
Pasca kekerasan berdarah di ibukota Manama yang menyebabkan lima orang tewas dan lebih dari 100 orang lainnya luka-luka, Menteri Luar Negeri Inggris, Alistair Burt mengatakan pemerintah akan "segera mencabut lisensi jika dari hasil penilaian, senjata tersebut tidak lagi sejalan dengan ketentuan yang sudah ditentukan oleh Inggris [dan Uni Eropa]".
Meskipun kekhawatiran sudah berjalan lama di kalangan aktivis terhadap catatan hak asasi manusia Bahrain, perusahaan-perusahaan Inggris tahun lalu telah memberikan izin untuk mengekspor senjata untuk menghentikan kerusuhan. Senjata yang diberi lisensi oleh Inggris persis dengan jenis senjata dan amunisi yang digunakan oleh polisi anti huru hara Bahrain untuk menghapus protes di Pearl Roundabout, termasuk senapan, tabung gas air mata, amunisi, dan granat.
"Kami secara ketat mempertimbangkan tuduhan pelanggaran hak asasi manusia," kata Burt. "Kami tidak akan memberikan wewenang kepada setiap ekspor yang, kami nilai, mungkin akan memprovokasi atau memperpanjang konflik regional atau internal, yang dapat digunakan untuk memfasilitasi penindasan internal."
Kelompok hak asasi manusia menyerukan penghentian segera pasokan senjata ke Bahrain dan pengungkapan mengapa Inggris sendiri memberikan lisensi.
Sementara itu, Departemen Pertahanan Inggris tidak mampu mengatakan apakah peran militer Inggris telah mendukung atau menasihati pasukan pertahanan Bahrain melalui program pelatihan. Sejumlah analis militer mengatakan sifat anglofili (pecinta segala hal yang terkait dengan Inggris) dari elit Bahrain membuatnya mungkin.
"Militer Bahrain mempekerjakan sejumlah warga Inggris sebagai penasehat pada organisasi dan strategi dalam pelayanan dalam negeri dan kementerian pertahanan," kata Jonathan Eyal, direktur studi keamanan internasional di Royal United Services Institute.
Menurut catatan Kantor Luar Negeri Inggris dan Badan Anti Perdagangan Senjata Inggris, negaranya pun telah menyediakan Libya dengan senjata dan amunisi yang sama. Penjualan untuk Bahrain dan Libya secara aktif dipromosikan oleh unit promosi senjata pemerintah Inggris, Departemen Perdagangan dan Investasi Pertahanan & Keamanan.
Meskipun kerusuhan meluas di seluruh negeri di Timur Tengah dan Afrika Utara, produsen senjata Inggris akhir pekan ini akan menghadiri IDEX, sebuah pameran senjata di Abu Dhabi, untuk mempromosikan penjualan di seluruh wilayah Timur Tengah. (althaf/arrahmah.com)