DAGESTAN (Arrahmah.com) - Situasi di pegunungan Dagestan kian intensif, pertempuran demi pertempuran terus berlangsung menyebabkan kerugian fatal di kubu musuh.
Laporan pertempuran menunjukkan bahwa geografi Jihad di Dagestan terus berkembang, meskipun kekuatan besar dan propaganda media digunakan untuk melawan Mujahidin.
Ketika media Rusia melaporkan mengenai pertempuran sengit di dekat Desa Kidero pada Senin (11/4/2011) lalu, laporan lain mengenai bentrokan lain juga datang.
Sumber pendudukan melaporkan bahwa konvoy militer tentara boneka yang datang dari "operasi khusus" melawan Mujahidin di perbatasan, distrik Tsuntin, diserang pada Senin malam di wilayah Tsumana, Dagestan.
Juga dilaporkan bahwa terjadi ledakan kemudian disusul serangan langsung oleh Mujahidin.
Menurut boneka lokal, hanya 2 polisi boneka yang tewas dan 3 terluka parah. Namun faktanya, kerugian yang mereka alami jauh lebih besar dari yang mereka sebutkan.
Boneka Dagestan juga menyebutkan bahwa mereka melepaskan tembakan balasan. Tidak ada informasi mengenai kerugian yang dialami Mujahidin. Klaim mengenai kematian tiga Mujahid, belum dikonfirmasikan hingga saat ini dari sumber independen.
Perlu diingat bahwa pertempuran sengit berlangsung pada hari yang panjang pada Senin lalu di distrik Tsuntin. Sebagaimana diakui oleh boneka Rusia, 5 dari elemen mereka tewas dan 7 lainnya terluka parah.
Pertempuran dimulai setelah Mujahidin menyerang para tentara boneka. Informasi mengenai tentara boneka tengah menggelar suatu "operasi khusus" ternyata tidaklah benar. Bahkan Mujahidin yang memulai penyerangan dan telah mengatur serangan sebelumnya.
Kemudian propaganda Rusia mengubah informasi mengenai peristiwa yang terjadi di distrik Tsuntin. Dinyatakan bahwa di hutan dekat desa Kidero dan Tsumada, mereka telah kehilangan 7 tentara dan 10 lainnya mengalami luka parah dalam satu hari di Dagestan. (haninmazaya/arrahmah.com)