KAPISA (Arrahmah.com) - Seorang tentara kafir Perancis dilaporkan tewas dan sembilan lainnya terluka di provinsi Kapisa, afghanistan dalam serangan yang menargetkan tentara koalisi di wilayah tersebut.
Menurut statemen yang dikeluarkan oleh presiden Perancis pada Rabu (20/4/2011), insiden berdarah terjadi setelah bom ranjau meledak saat tentara Perancis melakukan operasi di timur laut Kapisa, lapor AFP.
Kematian tentara Perancis dari Resimen Infantry Marinir ini, membawa jumlah korban tewas tentara Perancis dalam perang Afghan mencapai angka 55 sejak dimulainya perang pada tahun 2001, begitulah menurut statemen mereka. Angka tersebut bisa jadi hanya bualan semata, bukan yang sesungguhnya, karena tabiat musuh yang selalu menyembunyikan kerugian yang mereka alami dari mata publik internasional.
Sekitar 4.000 tentara kafir Perancis disebarkan di Afghanistan di bawah komando NATO, mendukung perang terhadap Mujahidin Afghanistan yang dikibarkan oleh AS.
Bom ranjau sejauh ini dinilai oleh musuh Islam sebagai senjata paling mematikan yang digunakan oleh Mujahidin untuk melawan pasukan asing di Afghanistan dan tahun 2010 menjadi tahun paling mematikan bagi kafirin dengan korban tewas meningkat tajam akibat penggunaan bom ranjau.
Sementara itu, ratusan warga sipil telah kehilangan nyawa dalam serangan udara yang dilancarkan salibis AS di berbagai wilayah di Afghanistan selama beberapa bulan terakhir.
Sentimen anti-AS di Afghanistan terus meningkat dan meluas. Puncaknya terjadi saat Al Qur'an dibakar oleh seorang pastor di Florida, Wayne Sapp. Rakyat Afghan membalasnya dengan cara mereka, yaitu menyerang markas PBB dan membunuh sekitar 10 staff asing PBB yang berada di sana. (haninmazaya/arrahmah.com)