JAKARTA (Arrahmah.com) – Merebaknya isu Negara Islam Indonesia (NII) sudutkan dan dzolimi umat Islam. Media sekuler yang Islamphobia (anti/takut Islam) ikut memperkeruh suasana dengan pemberitaan yang menyudutkan dan tendensius. Salah satu kasusnya adalah isu ‘penyekapan’ Rohani Nurfitri (12) oleh NII yang kemudian berhasil meloloskan diri pada hari Jum’at (29/4/2011) di Pamulang. Umat Islam kembali didzolimi!
Media sekuler diskriminatif dan tendensius
Isu Negara Islam Indonesia (NII) kembali sudutkan dan dzolimi umat Islam. Kondisi ini diperparah dengan maraknya pemberitaan media sekuler (Islampobhia) yang menyudutkan dan tendensius terhadap umat Islam. Media-media sekuler menurunkan judul yang provokatif dan menjerumuskan opini masyarakat dengan mengaitkan apa saja dan siapa saja kepada isu NII.
Salah satu kasusnya adalah isu ‘penyekapan’ Rohani Nurfitri (12) yang dikatakan telah dihipnotis dan disekap oleh jaringan NII, yang akhirnya meloloskan diri pada hari Jum’at (29/4/2011) di Pamulang.
Metrotvnews.com di hari yang sama, Jum’at (29/4) menurunkan berita tersebut dengan judul “Seorang Gadis Cilik Pulang setelah Disekap 4 Tahun”. Dalam berita yang ditulis oleh Nur Cholis/RNN tersebut terlihat sumber berita baru dari satu fihak, yakni fihak Rohani Nurfitri. Fihak yang dituduhnya sebagai jaringan garis keras dan yang telah mendoktrin Nurfitri sama sekali tidak ditanyakan. Metrotvnews.com juga tidak mengkonfirmasi masalah Nurfitri kepada kakak-kakaknya yang juga dituduhkan hilang.
Media Indonesia on line lewat wartawannya Dede Susianti bahkan menulis pada hari Sabtu (30/04/2011) dengan judul lebih tendensius lagi memojokkan Islam dan kaum Muslimin. Dia menulis dengan judul “Disekap Wanita Bercadar, Rohani Berhasil Kabur”. Dalam tulisan tersebut, disamping tidak akurat dengan mengatakan Rohani kembali ke pangkuan ayahnya bersama tiga saudara kandung lainnya, juga tidak mengkonfirmasi kepada fihak yang dituduhnya. Bahkan dengan seenaknya wartawan dengan kode OL-5 ini menuduh Rohani direkrut jaringan yang mengajarkan aliran sesat!
Konyolnya lagi, pada hari Senin (2/05/2011) harian Media Indonesia dengan wartawan yang sama, Dede Susianti, menurunkan tulisan dengan judul “Penyekapan Korban Hipnotis di Pamulang” yang dengan tendensius mengarahkan polisi agar segera bertindak. Bukti-bukti sudah cukup kuat, tapi polisi belum juga mengetok pintu rumah tempat penyekapan Rohani Nurfitri, korban hipnotis, tulis Media Indonesia.
Padahal, sebagaimana disampaikan oleh Bachrumsyah, pemilik rumah yang selama ini menampung Rohani Nurfitri, kemarin, Ahad (1/05/2011) wartawan Media Indonesia yang mendatangi rumahnya bernama Afri, seorang lelaki berusia sekitar 28 tahun, bukan Dede Susianti. Pria bernama Afri ini kemudian bertanya panjang lebar tentang kasus Rohani Nurfitri yang diisukan disekap olehnya dan juga dihipnitos. Bachrumsyah sudah membantah isu hipnotis dan menjelaskan bahwa Rohani Nurfitri ditampung di rumahnya atas permintaan kakaknya, Ming Ming Sari Nuryanti alias Ukhti Muna yang telah dibantu sebelumnya. Anehnya lagi, seluruh hasil wawancara Bachrumsyah dengan lelaki bernama Afri yang mengaku sebagai wartawan Media Indonesia ini tidak satupun yang dimuat dalam berita yang diturunkan Media Indonesia, Senin (2/05/2011). Jadi, siapa sebenarnya Afri? Apakah dia juga berarti Dede Susianti?
Selain dua media di atas, dua media sekuler lainnya juga ikut-ikutan mendiskriditkan umat Islam. Liputan6.com menulis dengan judul “Bocah Belasan Tahun Kabur dari NII”. Berita yang diturunkan hari Sabtu (30/04/2011) ini secara serampangan menduga Rohani sebagai korban perekrutan jaringan kelompok Negara Islam Indonesia atau NII.
Harian Warta Kota, yang termasuk dalam jaringan media Kompas Gramedia bahkan secara lebay menurunkan tulisan di hari Senin (2/05/2011) dengan judul “ABG Disekap NII 3 Tahun”. Wartawannya Wid/kompas.com menulis : Rohani Nurfitri (12) berhasil meloloskan diri dari kelompok yang diduga aktivis Negara Islam Indonesia (NII) setelah disekap selama 3 tahun. Ia direkrut oleh kakak-kakaknya sendiri yang sudah lebih dulu dijerat NII.
Sama, semua media sekuler ini hanya bersumber dari satu fihak, yakni fihak Rohani Nurfitri saja dan ayahnya. Tidak ada klarifikasi dari fihak yang dituduh menyekap dan terkait NII, yakni fihak Bachrumsyah dan Ming Ming Sari Nuryanti. Kalaupun ada wawancara ke Bachrumsyah dari Media Indonesia, teryata semua hasil wawancara tersebut tidak satupun yang dimuat. Sungguh. media-media sekuler yang Islamphobia tersebut telah bersikap diskriminatif dan tendensius menuduh dan mendzolimi umat Islam!
Bachrumsyah : “Aliran kami Ahlus Sunnah wal Jama’ah”
Bachrumsyah, lelaki yang dituduhkan menyekap Rohani Nurfitri menyatakan ke Arrahmah.com bahwa semua itu adalah dusta dan upaya mendiskriditkan dirinya yang memang aktif berdakwah dan melakukan aksi sosial lainnya. Kepada wartawan Media Indonesia yang datang ke rumahnya juga sudah disampaikan bahwa dia tidak pernah menghipnotis Nurfitri, menyekapnya, dan mengekangnya. Nurfitri dititipkan kepadanya oleh kakak-kakaknya, termasuk Ming Ming Sari Nuryanti, akibat ayah mereka kerap melakukan tindakan kekerasan.
Bachrumsyah mengungkapkan bahwa Rohani Nurfitri tidak pernah dilarang untuk keluar rumah, dan banyak tetangga yang bisa dijadikan saksi. Nurfitri juga disekolahkan, meskipun akhirnya dia sendiri yang menolak melanjutkan sekolah tersebut. Jadi, tidak benar berita yang mengatakan bahwa Nurfitri dikekang tidak boleh keluar kemana-mana.
Hal di atas dibenarkan oleh Ming Ming Sari Nuryanti kepada Arrahmah.com, bahkan dengan menunjukkan sebuah Surat Pernyataan yang ditanda tangani oleh Syaefudin, ayah Ming Ming dan juga ayah Rohani Nurfitri, di atas materai tertanggal 5 Oktober 2008. Dalam surat peryataan tersebut, Syaefudin, ayah Rohani Nurfitri berjanji tidak akan mengulangi lagi perbuatan tersebut, yakni melakukan kekerasan/pemukulan terhadap anak-anaknya!
Ketika ditanya oleh Afri, lelaki yang mengaku wartawan Media Indonesia, “apa alirannya”, Bachrumsyah menjawab bahwa aliran dirinya adalah Ahlus Sunnah wal Jama’ah, yang mengikuti salafus sholeh, bukan NII. Bachrumsyah juga ditanya siapa pemimpinnya yang menggerakkan dirinya selama ini, apakah Ustadz Abu Bakar Ba’asyir, atau Ustadz Abu Jibriel, dan dijawabnya bahwa yang mengatur hidupnya selama ini adalah Al Qur’an.
Ming Ming Sari Nuryanti, secara khusus bahkan telah menulis bantahan yang juga diserahkan kepada Arrahmah.com untuk dipublikasian. Dalam bantahannya tersebut dia mengatakan :
“Saya Ming Ming sari Nuryanti dan kedua adik saya yaitu Lisa dan Melati dalam keadaan sehat wal afiat dan Allah masih berkenan melindungi kami, ini semua karena nikmat dan karunia Nya. Menanggapi pemberitan sepihak (metro tv, media Indonesia dan situs-situs internet) yang sedang berkembang tentang saya dan kedua adik saya, maka saya katakan…. Astaghfirullah, ini adalah berita bohong dan fitnah yang kejam”!
Dengan demikian bisa dikatakan bahwa isu Negara Islam Indonesia (NII) telah dimanfaatkan untuk menyudutkan dan mendzolimi Islam dan kaum Muslimin dan diperkeruh oleh media-media sekuler yang Islamphobia dengan pemberitaan yang diskriminatif dan tendensius. Saatnya media Islam bersatu dan menghalau isu negatif dan murahan ini serta membantu saudara-saudara Muslimnya yang didzolimi. Allahu Akbar! (M Fachry/arrahmah.com)