Bismillah… Assalaamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh
Saya Ming Ming sari Nuryanti dan kedua adik saya yaitu Lisa dan Melati dalam keadaan sehat wal afiat dan Allah masih berkenan melindungi kami, ini semua karena nikmat dan karunia Nya. Menanggapi pemberitan sepihak (metro tv, media Indonesia dan situs-situs internet) yang sedang berkembang tentang saya dan kedua adik saya, maka saya katakan…. Astaghfirullah, ini adalah berita bohong dan fitnah yang kejam!
Ketahuilah untuk semua (yang menginginkan kebenaran) baik yang sudah terlanjur termakan isu fiktif+fitnah itu, atau yang masih ragu atau juga yang belum tahu, inilah fakta, inilah kebenaran…. Sungguh kehidupan saya sebenarnya teramat sangat ironis dan miris. Awalnya saya malu, teramat malu, takut, tidak ada keberanian untuk mengungkap ini semua kepada publik, karena saya menganggap hal ini (perilaku orang tua) adalah aib…. Aib keluarga.!! Akan tetapi setelah setelah segala peristiwa kemungkaran dan kedzaliman yang menimpa, mendera diri saya dan adik-adik saya telah merambah pada masalah aqidah, maka saya berani untuk mengungkapkan hal sebenarnya. Ini semua saya lakukan tidak bermaksud sebagai justifikasi/pembelaan diri, tapi sebagai klarifikasi dan yang saya ungkapkan ini semata-mata saya ingin membela syariat-Nya, Dien-Nya, yang dicemooh, dicaci dan dihinakan.
Kronologi sebenarnya di Bulan ramadhan dan awal Syawal yang kelabu (2008)
Berawal saya berpisah dengan keluarga saya, bukan lantaran saya kabur/minggat/melarikan diri. Akan tetapi berawal dari pengusiran! PENGUSIRAN LANGSUNG yang dilakukan langsung oleh bapak Saepudin alias Ujang, yang diawali kekerasan secara fisik dan ancaman berupa kematian! Yang merasakan tindak kezaliman dari pak Ujang bukan saya sendiri akan tetapi ibu pujianti dan adik-adik saya pun tidak luput dari kebrutalan dan kekejamannya! Pengusiran dan tindak kedzalimannya disebabkan karena protes saya terhadap egois diri dan tindakan ekspoitasi pak ujang terhadap saya dan adik-adik. Karena sikap saya yang menunjukan keberanian dalam memprotes menyebabkan pak ujang emosi tak terkendali hingga menimbulkan kemarahan dan kebencian yang luar biasa hingga berujung pada penganiayaan dan pengusiran! Harap diketahui kekerasan yang dilakukan pak Ujang bukan sekedar tempeleng/tamparan, tapi tonjokan, tendangan, injakan kepala, cekikan dan bantingan! Yang merasakan tindakan tersebut tidak hanya saya melainkan Ibu Pujiati dan adik-adik saya juga merasakan berbagai siksaan yang dihantamkan oleh pak Ujang.
Dan untuk masalah Rohani, yang sekarang ini menjadi bahan berita yang dieksploitasi dan ditunggangi akan sebuah kepentingan yang bermaksud untuk menyudutkan (lagi-lagi) ajaran dan Syariat Islam. Sungguh benar-benar kedustaan yang tiada habisnya yang dilontarkan oleh pihak bapak Syaepudin. Saya pikir, setelah sekian lama ditingalkan oleh anak-anaknya dia akan bertaubat dan menjadi hamba Allah yang baik, menjadi orang tua yang baik… ternyata kenyataan berkata lain, justru malah semakin brutal, membabi buta, berkoar-koar bicara kebohongan dihadapan media, ya begitulah dia setiap ada momen tentang berita yang menyudutkan ajaran Islam, dia selalu berusaha untuk tampil sebagai aktor.
Tak henti-hentinya dalam pikirannya, dalam otaknya adalah makar jahat agar ajaran Islam tercoreng, tercemar, diobrak-abrik oleh kejahatan lisannya, sungguh dia sangat menikmati apa yang disampaikannya kepada media, karena itulah keinginannya menjadi orang yang dikenal agar dikasihi untuk mendapatkan simpatik masyarakat, terutama mendapatkan penghasilan tambahan, isi kantongnya. Dendamnya dia karena tidak berhasil untuk mempengaruhi saya mengikuti untuk cara hidupnya yaitu memanfaatkan orang lain untuk kepentingan pribadi, menjadikan anak-anak nya sebagai pundi-pundi hartanya. Saat inilah dia merasa saat yang tepat untuk mencairkan cek kosong nya agar menjadi berharga.
Ketahuilah sejak peristiwa yang memilukan tersebut serta adanya ishlah yaitu berupa penyerahan hak atas diri saya dan kedua adik saya untuk dapat hidup mandiri terlepas dari kekejaman orang tua, maka saya pergi meninggalkan rumah bersama adik-adik saya (lisa dan melati) adapun tiba-tiba adanya Rohani dalam kepergian saya itu diluar sepengetahuan saya, saya terkejut ketika masuk dalam kendaraan di bawah jok mobil rohani bersembunyi dan memaksa ikut pergi bersama saya. Saya melarangnya dan menyuruhnya untuk kembali saja ke rumah, karena dia masih kecil dan di luar perjanjian saya dengan keluarga. Keluarga mengizinkan saya boleh pergi bersama adik-adik saya yang besar sedangkan yang kecil tidak boleh ikut. Saat itu Rohani berusia sekitar Sembilan tahun kurang. Akan tetapi ketika saya larang untuk ikut saya dia malah menangis, katanya tidak mau ikut orang tua yang kejam.
Saya tidak tega, masa saya tega membiarkan dia di tengah jalan??? Maka akhirnya dengan keadaan terpaksa saya mengiyakan untuk ikut saya dengan syarat tidak boleh nakal, harus mau menjadi anak yang baik dalam bimbingan Al Qur’an dan Sunnah. Dan dia pun mengiyakan, setelah itu saya anggap selesai tidak ada apa-apa lagi. Akan tetapi….. lagi-lagi masalah menerpa diri saya.
ROHANI BERBUAT FITNAH DAN ULAH
Saya pikir Rohani benar-benar akan menjadi anak yang baik, anak yang sholihah, akan tetapi justru menjadi anak yang sebaliknya. Rohani berubah menjelma menjadi anak kecil yang pembohong dan penebar fitnah. Entah siapa yang merasuki pikirannya, sehingga dia menjadi jahat dan licik, serupa dengan bapak Syaepudin dan Ibu Pujiati. Semua yang dikatakannya adalah bohong. Kenapa dia tidak bilang kalau merasa terpaksa ikut dengan saya?? Padahal awalnya dialah yang memaksa ikut.
Disiniah adanya ketidakberesan di dalam pikirannya. Kalau dia disekap pastinya 24 jam dia terkurung di dalam ruangan, kenapa bertahan bertahun-tahun???? Dan sudah tentu dia kurus kering kerontang, cobalah anda lihat tubuhnya sekarang.!! Sepengetahuan saya, rohani tidak tahu istilah sekap/penyekapan, ini adalah istilah baru yang baru dia dapatkan dan ada yang mengajarkannya, tentunya yang mempengaruhi dia setelah dia pergi dari rumah Buya (orang yang saya titipkan Rohani). Lucu dan aneh…. Orang disekap bisa bebas keluar masuk rumah dengan sendirinya, pergi ke pasar, main ke rumah tetangga, membeli makanan dan sebagainya.
Kalau orang yang memiliki pikiran yang waras pasti dia berpikir ini adalah lelucon, sandiwara belaka dan basi. Dan pengakuannya tentang kakak-kakak nya yang disekap pula lagi-lagi dia ngibul dan ngelantur, Rohani sangat hafal dimana dia tinggal selama di pamulang, tidak mungkin dia tidak ingat. Kecuali tiba-tiba dia menjadi lupa ingatan. Masalah cadar itu adalah keinginan dia sendiri untuk memakainya mengikuti kakak-kakaknya yang memang sudah bercadar, siapa bilang bahwa dia dipaksa??? Kami tidak pernah memaksanya dan Rohani tidak pernah didoktrin, memang dia pada awalnya sudah membenci orang tuanya yang dianggap kejam oleh dirinya maka untuk apa doktrin-doktrin segala, ini adalah sebuah fakta sebenarnya.
Jadi rohani tidak pernah disekap, tidak pernah dianiaya, dan tidak ada yang namanya doktrinisasi. Kalau bicara doktrin sekarang inilah rohani telah didoktrin oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab pasca kepergian dia dari rumah Buya (kak Bachrum/orang yang saya titipkan Rohani). Padahal saya menitipkan Rohani kepada buya hanya sementara, dan akan saya bawa kembali. Sebelum saya datang untuk kembali membawanya, tiba-tiba ada kabar menghilangnya rohani dari rumah Buya selepas adzan Maghrib berkumandang. Kami sibuk mencarinya, karena nomor handphonenya tidak aktif. Tahu-tahu saya dengar lagi bahwa dia sudah ada bersama warga sekitar dan melaporkan serta mengantarkan dia ke polsek pamulang.
Lucu dan anehnya, warga sekitar mengaku tidak tahu menahu ketika ditanyakan keberadaan Rohani, padahal jelas-jelas mereka mengetahuinya. Karena Rohani kabur tiba-tiba melalui atap rumah dan kepergok (atau sengaja dipergoki warga), Saya tidak tahu apa maksud Rohani berbuat ulah seperti itu, hanya menyusahkan orang lain saja, tidak jelas alasannya apa, dan keinginannya apa. Mungkin ini adalah sensasinya dia agar mendapatkan perhatian, simpatik ditengah ketakutan dia karena kepergok warga merayap diatas rumah dan kemudian menjadi tertekan. Saya menganggap apa yang dilakukan Rohani adalah kenakalan anak-anak yang memang biasa dia lakukan, karna bukan kali ini saja dia tiba-tiba kabur tidak jelas. Sejak kecil dia senang kabur dari rumah apabila keinginannya tidak merasa diperhatikan. Parahnya kini… kenakalan dia yang sudah biasa itu telah ditunggangi, dimasuki bisa racun pikiran jahat orang-orang yang hendak mencari keuntungan, yang memang membenci kami sebagai MUSLIMAH. Yang ada dibelakang Rohani, yang berperan sebagai dalangnya dan yang berperan sebagai penggembira yang bersorak-sorak kegirangan… ketahuilah apa yang kalian lakukan niscaya akan mendapatkan balasan setimpal dari Allah Shubhanahu wa Ta’ala. Tertawalah kalian sepuasnya… karna di akhirat kelak kalian pasti akan menangis, meraung-raung sejadi-jadinya karna siksa yang teramat pedih, akibat perbuatan kalian yang mendzolimi hamba-Nya yang berusaha ta’at kepada-Nya dengan menjalani syari’at-Nya. Dan untuk media yang senang menyebarkan berita fiktif dan fitnah hanya untuk mengeruk keuntungan agar mendapatkan rating tinggi, ingatlah kalian pun tidak akan terlepas dari hukuman Allah yang mahaadil dengan apa yang kalian lakukan, yang kalian rekayasa.
Maka saya tegaskan, bahwasanya berita yang berkembang dan menyudutkan itu adalah BOHONG. Kami bukan bagian dari hasil perekrutan dari ajaran-ajaran yang dituduhkan. Ini adalah fitnah….. untuk engkau wahai Rohani, Semola Alah Ta’ala mengampunimu akan fitnah yang sudah engkau perbuat pada orang-orang yang sudah berbuat baik kepadamu, sungguh engkau akan menyesal suatu saat nanti, karena telah berbuat jahat pada orang lain, yang selama ini telah merawat, menjaga, dan memperhatikan serta menyayangimu. Ternyata engkau lebih memilih cara yang salah. Apakah mungkin ini adalah pertanda bahwa Allah telah mencabut hidayah dari dadamu, sehingga engkau menjadi jahat dan tidak mempunyai hati nurani.
Satu lagi, mengapa engkau mengatakan tidak disekolahkan, padahal telah jelas-jelas engkau telah didaftarkan dan menjalani kegiatan belajar mengajar selama sebulan lebih disekolah itu?? Tetapi engkaulah yang meminta keluar…
KEDZALIMAN YANG BERULANG-ULANG
Sungguh hal ini bukanah kali pertama yang dilakukan pak Ujang, perangai pak Ujang sejak dahulu memeng seperti itu. Dia dikenal sebagai preman! Dan pernah masuk bui karna perangainya yang PREMANISME. Pak Ujang tidak sekedar piawai dalam mendzalimi keluarganya tapi juga piawai bersandiwara/berbohong sehingga mampu menyihir orang-orang (yang tidak tahu perangai asli pak Ujang) menjadi sangat percaya akan segala cerita palsu yang dituturkannya, padahal itu semua dia lakukan untuk menutupi dosa-dosanya!!! Ibu Pujiati, sesungguhnya teramat mengetahui bagaimana perangai sebenarnya pak ujang itu… akan tetapi dia memilih untuk menutupi kesalahan dan dosa-dosa pak Ujang, karena rasa takut yang teramat tinggi yang akhirnya sekarang malah berbalik ikut-ikutan menyerang saya (yang diakuinya sebagai anak) dan membela kebohongan pak Ujang.
Entah saya tidak tahu dimana hati nurani seorang ibu yang sempat melahirkan dan membesarkan anak-anaknya!!! Entah apa yang ada dalam pikiran dan perasaan seorang ibu pujianti, ketika melihat dan menyaksikan sendiri anak-anaknya yang dijadikan bulan-bulanan oleh suaminya sendiri!!! Padahal sejujurnya ini semua adalah murni MASALAH TINDAKAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DAN EKSPLOITASI ANAK akan tetapi pak Ujang mengalihkan masalah KDRT dan eksploitasi anak ini menjadi permasalahan lain, yaitu menjadi masalah kesesatan/radikal/NII. Tidaklah benar jika saya dan adik-adik saya dituduh oleh pak ujang dan ibu pujiati sebagai pengikut aliran sesat/NII/radikal yang mereka tuduhkan kepada kami sebagai penyebab kepergian kami dari rumah.
Sekali lagi kami katakan, bahwa kami pergi karena diusir dan penyiksaan sebagaimana sudah saya jelaskan diawal. Jika berbicara masalah kesesatan…. Siapakah yang sesat sesungguhnya??? Saya yang yakin dengan aqidah Ahlusunnah wal jamaah, dengan bermanhaj salafush shalih dikatakan sesat/radikal/NII oleh seorang yang mengeksploitasi anaknya, berbuat beragam kezaliman, memukul, menendang sampai pingsan, menginjak-injak kepala anaknya, berbuat kesyirikan, pemabuk, pezina, tidak percaya Al quran, mengatakan Al-quran palsu sebagai wahyu Allah, bahkan berani menginjak-injak Al-quran di depan anak-anaknya, menantang Allah dengan meminta didatangkannya Adzab apabila benar Al quran itu memang wahyu Allah, mengumpamakan dirinya sebagai Tuhan yang mampu menciptakan manusia.!!! Maka siapakah yang sesat… siapakah yang dalam kesesatan….. siapakah yang radikal…… saya dengan adik-adik saya ataukah dia.???
Itulah diantara rentetan dosa-dosa pak Ujang yang melampaui batas….. secara fisik saya mampu menahan segala siksan yang mendera dan melingkupi hari-hari kehidupan saya, namun ketika kitab suci Nya, Dien Nya sudah diinjak-injak, dilecehkan sedemikian rupa, maka demi Allah saya tidak dapat menerimanya!!!! Inilah kesesatan dan kejahatan!! Dan saya juga melampirkan surat pernyataan sebagai bukti adanya kekerasan yang dilakukan pak ujang.
Demikianlah sepenggal kisah kehidupan saya dengan sejujurnya dan sebenarnya, saya ungkapkan, sekali lagi semata-mata untuk sebuah kebenaran.
Semoga Allah memudahkan segala urusan saya, hanya kepada-NYa segala urusan saya serahkan.
Wassalaamu’alaikum Warahmatullaahi wabarakaatuh
Yang selalu mengharap ridho Allah;
(Ming-Ming Sari Nuryanti)