BENGHAZI (Arrahmah.com) – Revolusi yang mengguncang Muammar Gaddafi dari kekuasaannya di Libya timur telah menjadi tambang emas bagi sejumlah toko buku yang menuntaskan rasa penasaran terhadap buku-buku yang dilarang oleh Gaddafi sebelumnya, lansir Reuters, Rabu (11/5/2011).
Buku-buku mengenai sejarah dan agama serta tentang profil orang-orang buangan merupakan buku yang paling diminati, kata penjual buku di kubu pemberontak timur, Benghazi.
“Orang-orang menjadi haus akan pengetahuan, mereka ingin mengetahui tentang sejarah mereka,” kata penjual buku, Yusuf al-Muahaishi, yang mengatakan penjualan telah meningkat dua kali lipat sejak protes bergejolak di Libya timur pertengahan Februari lalu.
“Buku tentang sejarah Libya dilarang atau disensor. Mereka kebanyakan harus melahap tentang Gaddafi dan Gaddafi sebelumnya,” kata Muahaishi sambil melayani pelanggan di toko buku al Tamour di Benghazi pusat.
“Permintaan sejauh ini cukup tinggi, meskipun orang-orang kesulitan ekonomi. Buku-buku yang paling populer adalah sejarah dan buku-buku oposisi di pengasingan yang dilarang sebelumnya,” kata Mohammed Jarahi dari toko buku Dar wa Maktab al-Fadhel.
Banyak buku-buku agama ilegal, kata penjual buku itu, termasuk buku-buku Islam garis keras, bahkan buku-buku yang tergolong moderat.
Di bawah pemerintahan Gaddafi, mereka yang tetap menjual buku-buku terlarang akan menghadapi hukuman penjara seumur hidup.
“Kami telah hidup 41 tahun dengan ketidaktahuan, jadi kami harus mendidik diri kami sendiri dan orang lain,” kata salah seorang pembeli buku bernama Gebril Zletni. (althaf/arrahmah.com)