Senin, 28 Januari 2013 15:31:21
JAKARTA (Arrahmah.com) - Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, Sianne Indriani, mendesak Markas Besar Kepolisian RI untuk mengembalikan jenazah para tertuduh teroris yang terbunuh ditembak oleh Detasemen Khusus 88 Antiteror di Makassar, Sulawesi Selatan dan di Nusa Tenggara Barat, pada awal Januari lalu.
"Kami mendesak Mabes Polri untuk segera memulangkan jenazah tersebut atas dasar kemanusiaan," katanya, Jakarta,Senin, (28 /1/2013) seperti dilansir tempo.co.
Siene mengatakan, jenazah para tertuduh teroris tersebut sudah hampir sebulan disimpan di Rumah Sakit Polri. Para keluarga korban sudah meminta beberapa kali kepada Polri agar segera mengembalikan jenazah itu untuk dimakamkan selayaknya. "Saya baru saja bertemu orang tua keduanya (Andi Brekele dan Zulkiflli) di Poso, mereka mengharapkan jenazah anak-anaknya dipulangkan ke Poso," kata Siene.
Andi Brekele alias Andi Kayamanya dan Zulkifli tewas tertembak di Dompu, NTB pada 5 Januari lalu. Seorang lagi yang terbunuh belum diketahui identitasnya. Di saat yang sama, ada juga dua orang tertuduh teroris meninggal tertembak di Bima bernama Roy alias M Rizal Efendi dan Bachtiar.
Sehari sebelumnya, Densus 88 juga menembak mati dua orang tertuduh teroris di Makassar bernama Syamsuddin alias Abu Uswah alias Asmar dan Akhmad Khalil alias Hasan alias Kholid.
Seusai penembakan, ketujuh jenazah tersebut dibawa ke Rumah Sakit Polri untuk diidentifikasi. DNA para keluarga pun sudah dicocokkan dengan jenazah tersebut.
Siene mengaku mendapat informasi dari keluarga Andi dan Zulkifli bahwa Mabes Polri menghendaki jenazah keduanya dikubur di Jakarta. Informasi itu diterima secara lisan keluarga dari pihak Kepolisian Resor Poso. "Mereka keberatan karena akan menyulitkan jika mereka hendak berziarah. Mereka harus mengeluarkan biaya untuk ke Jakarta," kata Siene.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri, Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar, yang dikonfirmasi tidak membantah informasi tersebut. "Prinsipnya lokasi pemakaman terserah pihak keluarga. Jika ada masukan info penolakan oleh masyarakat setempat, akan jadi pertimbangan bagi pihak keluarga dan petugas," kata Boy.
Boy mengatakan dari tujuh jenazah tersebut, satu jenazah bernama Bachtiar sudah dikuburkan di Tempat Pemakaman Umum Pondok Rangon pada 24 Januari 2013 lalu. (bilal/arrahmah.com)