View Full Version
Ahad, 06 Jun 2010

Pelajaran dari Tragedi Marvi Marmara

TRAGEDI  Marvi Marmara seakan menunjukkan kepada kita bahwa Umat Islam saat ini benar-benar dalam kondisi yang sangat lemah. Sekedar untuk mendapatkan bantuan makanan dan obat-obatan pun, kaum muslim di Palestina tidak diperbolehkan. Kejadian brutal seperti ini sudah berulang kali terjadi. Mereka tidak takut lagi dengan kebesaran Islam, karena Zionis sadar, kini raksasa itu tengah tertidur.

Mereka tahu, sistem nation state yang terapkan di negeri-negeri Muslim cukup ampuh untuk menjadi penghalang umat Islam membantu saudaranya. Zionis juga tahu, meskipun mereka melakukan tindakan biadab seperti halnya menghadang rombongan Freedom Flotilla ke Palestina, penguasa-penguasa Muslim tidak akan berani mengirimkan tentaranya untuk menyerbu.

Zionis paham, PBB tidak mungkin berani macam-macam, karena mereka punya sahabat sejati, yakni negeri paman Sam yang siap memveto keputusan apapun dari PBB yang akan merugikan Negara Israel. Apalagi PBB lah yang mengesahkan berdirinya Negara Israel melalui resolusinya.

…Zionis paham, PBB tidak mungkin berani macam-macam, karena mereka punya sahabat sejati, yakni negeri paman Sam…

Di sini bisa ditarik kesimpulan, penjara besar yang saat ini mengerangkeng umat Islam adalah; Pertama, Sistem jahiliyah termasuk sistem nation state. Kedua, Penguasa yang lebih takut sama Amerika daripada takut sama Allah. Ketiga, Lembaga Internasional PBB. Lembaga ini dijadikan alat oleh AS untuk merangkul negara-negara lain guna menduduki negeri-negeri Islam. Di sisi lain, negeri-negeri Islam tidak mau mengirimkan tentaranya guna membantu saudara mereka di negeri lain dengan alasan tidak ada instruksi dari PBB.

Persoalan Palestina adalah salah satu persoalan yang sekarang menimpa saudara-saudara kita muslim lainnya di belahan bumi ini. Di Iraq, Amerika dengan pongahnya menumpahkan darah ribuan kaum muslim di sana, dengan alasan mencari senjata pemusnah massal yang tidak terbukti kebenarannya.
Bergeser sedikit ke Afghanistan, sampai saat ini Negara yang mengaku polisi dunia itu belum mau menarik pasukannya, bahkan baru saja menambah sebanyak 30 000 pasukan bersenjata. Tapi aneh, Dunia memberikan Nobel perdamaian kepada sang komando perang, Mr. Obama.

Paman Sam juga mencoba berusaha menancapkan pengaruhnya di Yaman, Pakistan, Bangladesh, baik secara langsung maupun lewat tentara bayaran (Backwater). Nasib serupa juga menimpa umat Islam di negeri minoritas muslim, seperti Cina, Philipina dan negeri lain yang mendapatkan perlakuan tidak semestinya di negara mereka masing-masing. Sedikit beda kisahnya dengan apa yang menimpa saudara-saudara mereka di Indonesia maupun negeri muslim lain yang saat ini hanya dijajah secara non fisik.

Oleh karenanya, kita harus berusaha merobohkan penjara besar itu, dengan cara bergerak, berjuang mengganti sistem jahiliyah termasuk sistem nation state ini dengan sistem Islam. Dengannya, terangkatlah seorang khalifah yang tidak takut lagi kepada Amerika, begitu juga tidak peduli lagi dengan instruksi maupun sanksi dari PBB. Karena sang khalifah berkewajiban melindungi seluruh kaum Muslim.

…kita harus berusaha merobohkan penjara besar itu, dengan cara bergerak, berjuang mengganti sistem jahiliyah termasuk sistem nation state dengan sistem Islam…

Tugas dan fungsi Khalifah adalah sebagai pengatur atau pemelihara urusan umat, penjaga dan pelindung bagi umat. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

“Dan seorang Imam (Kepala Negara) adalah laksana penggembala, dan ia bertanggungjawab terhadap urusan rakyatnya” (HR. Bukhari).

"Sesungguhnya Imam itu adalah laksana perisai, di mana orang-orang akan berperang di belakangnya dan menjadikannya sebagai pelindung" (HR. Muslim).

Bisa ditengok contohnya apa yang pernah dilakukan oleh Khalifah Al-Mu’tashim, tatkala seorang wanita di kota Ammuriah (letaknya antara Iraq dan wilayah Syam) berteriak minta tolong disebabkan kehormatannya akan dinodai oleh seorang pembesar Romawi, kemudian ia berteriak: “Di mana engkau wahai Mu’tashim ?" Maka tak lama setelah berita teriakan wanita itu sampai ke telinga khalifah, ia segera memberikan bantuan dengan mengerahkan pasukan kaum muslimin yang ujung barisannya berada di kota Ammuriah, sedangkan ekornya berada di kota Baghdad Iraq.

Bukan hanya itu saja, khalifah yang merupakan Imam/pemimpin dari Negara khilafah juga akan melindungi seluruh warga negaranya yang Non Muslim (kafir dzimmi). Setiap warga Negara yang memiliki kewarganegaraan Islam adalah rakyat, sehingga Negara wajib memelihara mereka seluruhnya. Wallahu a’lam bish-showab. [Ali Mustofa]


latestnews

View Full Version