View Full Version
Ahad, 28 Aug 2011

Lanjutkan Silaturahim, Jangan Pedulikan Gosip Teror Kereta

Beginilah skandal satuan keamanan tingkat nasional yang minim produktivitas, seperti halnya pengangguran yang sibuk mencari ide untuk tetap eksis di blantika tanah air. Sehingga wajar bila depresinya memuncak, ia akan memproyeksikan segala cara demi pengakuan status di mata publik.

Entah ini untuk ke berapa kalinya Polri mencetuskan prediksi sepihak.  Baru denger kan ada pembajak kereta ketahuan aksinya?!! Terus kalau keretanya dibajak mau dibawa ke mana? Lah kan sirkuitnya cuma PT. KAI yang punya, mau dibawa keliling-keliling sampai pusing juga pasti lokomotifnya bakal balik sendiri.

Ujug-ujug wacananya diplintir muatan teror, padahal kata ‘teror’ sendiri mutlak dinisbatkan dengan membunuh, sementara perampokan identik dengan mengemis paksa yang merugikan orang lain. Ini penyimpangan HAM, sekiranya pencopet kelas terminal mengetahui berita ini mereka pasti bersedih karena kapasitasnya turut difitnah sebagai asosiasi terorisme.

Bener aja, akhirnya mbok Inem mengurungkan niatnya pulang ke kampung halaman gara-gara terlanjur parno dengan isu-isu teror. Praktis, birahiku meledak karena keluarga di rumah dah pulkam duluan seminggu yang lalu. Ini nggak boleh terjadi, nggak ada sejarahnya gue bermalam di rumah dengan pembantu sendiri. Arrgghk!!!

Usut punya usut, jidad gue makin mengkerut, adrenalin makin menyulut, tapi opini gue nggak boleh kusut. Coba sejenak kita buka Quran yang mendiskripsikan ayat “mereka tidak henti-hentinya…” dan cocokkan dengan surat Al-Baqarah ayat 120, jika memungkinkan gabungkan dengan koleksi buku Hery Nurdi.

Aktivitas musiman ini memang ajang transportasi bisnis mengeruk keuntungan, tapi dibalik itu mereka (kaum hipokrit dan antek-anteknya) sebenarnya gerah saat menyaksikan keharmonisan umat Islam yang berduyun-duyun lagi bersatu dalam waktu yang singkat sekalipun.

Terakhir, saya menyarankan agar niat mulia bersilaturrahim ini tidak mudah dijegal oleh konspirasi usang. Karena dengan bersilaturrahim kita telah mengamalkan sunnah Rasul, plus dimudahkannya pintu rezeki (Al-Hadits). Tetapi jangan lupa, bahwasanya sebagian rezeki yang kita peroleh wajib dibersihkan melalui zakat. Zakatnya di masjid aja bos, jangan di bank, biar tercatat sebagai amalan zakat, bukan amalan riba.

Voa Junior ([email protected])


latestnews

View Full Version