View Full Version
Ahad, 29 Jan 2017

Melihat Kelakuan AS dan Trump, Membuka Kedok Kejahatan Mereka

Oleh: Umar Syarifudin

Stasiun televisi mengulang-ulang pidato dan fenomena Trump di depan kita. Lalu apa? Fakta ini tidak membuat kita lupa bahwa AS menghancurkan kemanusiaan melalui pembunuhan dan perampokan kekayaan umat manusia. Tidak ada perbedaan antara Trump dan presiden Amerika sebelumnya. Dia berjalan di atas sistem yang sama. Negara penjajah ini terus saja membunuhi kaum muslim dan terus saja merampok kekayaan negeri-negeri dunia termasuk Indonesia dan membiarkan penduduknya dalam kemiskinan dan kekurangan.

Amerika telah melakukan pemerasan multidimensi. Kebijakan politik AS konsisten keras dan konfrontatif terhadap Islam dan umatnya. AS arogan, superior dan sadistik jika membahas Islam dan hak-hak muslim. Tak heran jika perbuatannya akan segera menuai badai. Rasa takut yang ditanam AS dan sekutunya melalui agen-agennya, menancap kuat dalam benak kaum Muslimin. Telah lama kita hidup dengan kezaliman, penindasan, penangkapan, dan kesempitan untuk mencari rezeki. Hal ini membuat masyarakat bangkit dan menolak diam.

Sudah saatnya kita mengambil sikap tegas dan tidak membiarkan masyarakat berada di bawah fatamorgana kasih sayang Amerika. Amerika sendiri adalah contoh raksasa sakit yang menunggu ajalnya. Lihatlah berbagai kejahatan, narkoba dan obat-obatan terlarang, rasisme, krisis-krisis ekonomi, hancurnya keluarga, terbentuknya masyarakat renta, dan distribusi kekayaan yang zalim -di mana 2% dari penduduk yang kaya menguasai lebih dari setengah kekayaan Amerika- tidak lain merupakan hasil dari demokrasi yang mereka anut.

Negara-negara Barat sendiri telah mengumumkan bahwa demokrasi itu telah gagal dan bangkrut. Munculnya istilah ungovernability yang berarti bahwa sistem demokrasi dalam posisinya sebagai sistem pemerintahan tidak lagi dinilai mampu menciptakan solusi bagi permasalahan-permasalahan yang ada. Para politisi dan intelektual memunculkan aliran baru yang menyerukan Postdemokrasi (Postdemocracy). Maka ini sama saja dengan deklarasi kebangkrutan demokrasi oleh para penganutnya sendiri.

Media massa memfokuskan terhadap ide-ide demokrasi dan slogan-slogan nasionalisme. Media-media massa liberal itu tidak mungkin mengabarkan ide atau slogan Islami ke arah kebangkitan yang benar. Barat butuh mengganti wajah penguasa untuk mengelabui kaum Muslim dan untuk menjaga rezim-rezim yang tunduk kepadanya.

...Negara-negara barat imperialis seperti AS, telah memperbudak kaum Muslim melalui para penguasa diktator dan memperalat para penguasa yang terpilih secara demokratis...

Negara-negara barat imperialis seperti AS, telah memperbudak kaum Muslim melalui para penguasa diktator dan memperalat para penguasa yang terpilih secara demokratis. Kaum Muslim telah merasakan pahitnya penguasa, baik yang diktator maupun demokratis. Kaum Muslim mengetahui bahwa perjudian politik yang dirancang oleh penjajah dan tergadai kepada penjajah, maka tidak ada yang bisa mendapat manfaat kecuali penjajah. Itulah salah satu sebab munculnya keinginan kaum Muslim di seluruh dunia terhadap perubahan menyeluruh yang bukan hanya pergantian wajah, tetapi perubahan rezim secara total. Dan bila itu terjadi maka artinya kekalahan bagi penjajah macam AS.

Setiap hari terungkap sejauh mana kehipokritan barat dan ketidakpeduliannya terhadap kaum Muslim. Barat telah membantu para penguasa itu selama bertahun-tahun tanpa peduli dengan kezaliman, perampokan dan pembunuhan yang dilakukan para penguasa itu terhadap kaum Muslim. Para penguasa itu telah melayani barat dengan tulus dalam jangka waktu panjang. Mereka telah memerangi umatnya dan membunuhi kaum Muslim untuk mendekatkan diri kepada tuan-tuan mereka.    

Semoga Allah Swt. menjadikan kita teguh di jalan dakwah ini untuk membongkar bobroknya kebijakan pemerintah AS dan antek-anteknya kepada negeri ini dan kaum muslimin. Wallahu alam. (riafariana/voa-islam.com)

Ilustrasi: Google


latestnews

View Full Version