View Full Version
Senin, 11 Sep 2017

Rohingya yang Menangis dan Teraniaya, Sampai Kapan?

Oleh: Umar Syarifudin

Lebih dari 1.000 orang diperkirakan telah tewas terbunuh di negara bagian Rakhine, Myanmar, yang sebagian besar anggota minoritas muslim Rohingya, ungkap seorang perwakilan senior PBB kepada AFP, Jumat. Angka tersebut sekitar dua kali lipat dari jumlah yang dirilis pemerintah setempat. "Mungkin sekitar seribu atau lebih yang tewas," kata Yanghee Lee, pelapor khusus HAM PBB di Myanmar.

"Jumlah ini mungkin dari kedua belah pihak, tetapi sangat terkonsentrasi pada populasi Rohingya," imbuhnya. Dalam dua pekan terakhir saja, 164.000 warga Rohingya telah melarikan diri ke Bangladesh, kamp pengungsi yang penuh sesak dan terlihat tidak layak. (http://www.antaranews.com/berita/651461/kekerasan-di-rakhine-diperkirakan-telah-tewaskan-1000-orang-lebih)

Catatan

“…jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, maka kamu wajib memberikan pertolongan…” (Q.S. Al-Anfal :72)

Kita mengangkat tangan ke langit dengan doa untuk mereka yang teraniaya. Sayangnya, dari waktu ke waktu kita merasakan kepedihan yang baru atas nasib kaum muslimin. Setiap hari kita mendengar kabar serangan atas saudara kita. Sayangnya beberapa penguasa di negeri-negeri muslim tidak mengambil pelajaran dari pengalaman tersebut, bahkan mereka melanjutkan hubungan kemitraan dengan sumber teror sebenarnya.

...Penguasa di negara-negara Muslim, khususnya Indonesia, Malaysia dan Pakistan tidak patut diam atas genosida yang dilakukan terhadap kaum muslimin, saudara kita di Arakan...

Mereka tidak peduli para Ibu dan anak menangis, hidup dalam kepedihan, harta dan harapan dihancurkan. Laporan beredar bahwa satu juta Muslim Rohingya telah mencoba melarikan diri ke perbatasan darat terdekat dengan Bangladesh hanya untuk ditolak dengan kejam. Itu karena kebijakan nasional yang tidak berperasaan dan tuduhan konyol oleh perdana menteri Bangladesh, Sheikha Hasina. Jadilah Muslim Myanmar terdampar antara kematian dan siklus penderitaan.

Penguasa di negara-negara Muslim, khususnya Indonesia, Malaysia dan Pakistan tidak patut diam atas genosida yang dilakukan terhadap kaum muslimin, saudara kita di Arakan. Di tengah semua ini, kita sekali lagi harus berdiri untuk memberi dukungan bagi saudara laki-laki dan perempuan Muslim kita, Rohingya. Tragis, muslim Arakan menuju kehancuran di tengah genangan darah. Gambar jenazah mereka ditemukan dan fotonya tersebar ke berbagai media.

Sekarang, bagaimana perasaan Anda melihat genosida muslim di Arakan? Tidakkan kita merasa malu saat membelai kepala anak-anak sedangkan di sana, anak-anak muslim kita dari Arakan tiap hari dibunuh dan disiksa. setiap kali kita melihat anak-anak Arakan. Kapan pun Anda mendengar tentang apa yang terjadi pada muslimah Arakan, wajah Anda memerah karena kemarahan. Anda ingin melakukan sesuatu untuk mengangkat ketidakadilan ini. Nyatanya, apa yang bisa kita lakukan?  

Penguasa muslim pun cenderung bungkam. Mereka terpasung ide nasionalisme semu sehingga kehilangan empati pada saudara seakidah. Sungguh, kekejian ini tak akan pernah hilang hingga syariat jihad ditegakkan. Dan jihad ini tak akan padu tanpa koordinasi baik dari seorang pemimpin yaitu Khalifah. Wallahu alam. (riafariana/voa-islam.com)

Ilustrasi: Google


latestnews

View Full Version