View Full Version
Ahad, 31 Dec 2017

Secercah Asa Untuk Palestina

Oleh: Shafayasmin Salsabila (Komunitas Revowriter)

"Jangan berani bermain api kalau tidak ingin terbakar". Pepatah ini berlaku untuk presiden Amerika, Donald Trump yang telah mengklaim Yerusalem sebagai ibu kota negara Israel. Seperti pemantik, apa yang dilakukan oleh Trump mengundang respon yang luar biasa dari umat muslim seluruh dunia. Kiranya Trump tengah menyiapkan bara untuk dirinya sendiri. Ia akan terbakar bersama kemarahan umat. Juga murka Allah Ta'ala.

Aksi unjuk rasa menolak pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel, berlangsung di berbagai negara di seluruh dunia. Tak terkecuali Indonesia. Sambung menyambung aksi penolakan digelar di kota-kota besar seluruh Indonesia, dan terakhir adalah aksi akbar yang dikawal oleh MUI, yang kembali bertempat di Monas pada ahad (17/12).

Aksi bertajuk "Bela Palestina" yang telah dihadiri oleh 15-200 ribu peserta adalah wujud kepedulian umat atas Palestina. Berangkat dari kesadaran di tengah umat bahwa Palestina adalah warisan kaum muslim, maka umat merasa tidak rela saat haknya dirampas paksa, mereka akan berjuang dengan sekuat tenaga untuk mengembalikan harga diri Palestina, kewibaan Al Quds.

Berkaca pada sejarah, darah para sahabat tertumpah di sana. Tercatat Khalifah Ummar Bin Khattab telah berhasil memerdekakannya. Hal yang sama dilakukan oleh Khalifah Shalahuddin Al Ayubi. Dengan kekuatan fisik, saraayah (ekspedisi muslim) mampu membebaskan Palestina dari rongrongan musuh-musuh islam.

Namun, setelah Israel merengsek masuk ke dalam wilayah Palestina, hingga saat ini Palestina terus menerus disakiti. Bahkan wilayahnya semakin kecil. Badan Pusat Statistik Palestina (PBC) menyatakan Israel telah mencaplok lebih dari 85% dari keseluruhan luas tanah Palestina. Penduduk Palestina terusir dan didzalimi, mereka yang bertahan di tanah ribath, baik pemudanya, wanita ataupun anak-anak dan lansia setiap harinya harus siap dengan ancaman nyawa yang sewaktu-waktu bisa hilang.

Air mata siapa yang tidak tertumpah, atas kenyataan pahit ini. Ditambah lagi oleh pidato Trump, maka suatu hal yang sangat lumrah jika keimanan yang ada di benak umat terpanggil. Karenanya umat bersatu padu dan memiliki suara lantang yang sama yakni keinginan untuk membebaskan Palestina serta menolak klaim sepihak dari Trump.

Dan seruan penolakan terhadap kebijakan Trump itu bersambut. Semua negara melakukan aksi unjuk rasa, seluruh lapisan umat bersatu dalam cita besar yang tengah diperjuangkan. Umat kini telah cerdas, tidak mudah lagi dikelabuhi dan dibodohi. Solusi dua negara maupun perjanjian-perjanjian damai tidak akan mampu menyelesaikan secara tuntas permasalahan Palestina dan tidak akan mampu untuk membebaskan Palestina selamanya.

Militer versus militer barulah fair, berimbang dan masuk akal. Tapi tidak mungkin militer akan bergerak tanpa adanya komando. Pihak yang berwenang memberikan komando bagi militer adalah negara. Namun negara yang bagaimanakah  yang  bersedia mengirimkan militernya untuk membebaskan Palestina dan mengusir Israel?

Maka hanya ada satu negara yang mampu melakukannya. Negara ini adalah negara yang diwariskan oleh Rosulullah SAW, yang telah berdiri gagah selama lebih dari 13 abad dan menguasai 2/3 bagian dunia. Negara ini kita kenal dengan nama negara Khilafah Islamiyah. Sebuah negara bagi umat muslim seluruhnya. Hanya dengan keberadaannya, umat secara utuh akan dapat disatukan tanpa ada sekat-sekat yang memisahkan. Kekuatan umat dilebur menjadi satu.

Ibarat lidi-lidi yang disatukan dengan satu ikatan yang kokoh, persatuan umat adalah kunci kemenangan. Karena dari penyatuan tersebut akan muncul sebuah kekuatan global yang maha dahsyat. Umat islam yang berjumlah banyak, tidak lagi lemah seperti pengibaratan buih di lautan. Umat akan mewujud serupa raksasa yang terusik dan terbangun dari tidur panjangnya. Siap meremukan lawan. Dan saat itu terjadi Trump benar-benar akan menyesali kata-kata beracun yang pernah keluar dari mulutnya. Kata-kata keji yang menginjak-injak harga diri umat muslim.

Dan nanti, khilafah lah yang akan mengusir Israel dari bumi para Nabi, Palestina. Khilafah akan menjadi perisai yang akan menjaga Palestina. Karenaya Khilafah menjadi suatu kebutuhan yang mendesak, penting dan genting untuk segera diwujudkan. Disamping penegakannya merupakan perkara yang telah diwajibkan oleh syara'.

Khilafah adalah secercah asa untuk Palestina. Solusi satu-satunya. Untuk itu, mari kita perjuangkan bersama-sama. [syahid/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version