Oleh: Ventin Yurista (Pegiat Komunitas Revowriter)
Ghost Fleet: a Novel of the Next World War. Ini bukan novel biasa. Penulisnya, Peter W. Singer dan August Cole, adalah ahli intelijen strategis. Novel ini dibuat dengan serius, berdasarkan penelaahan kondisi politik terkini dan tren teknologi perang.
Diceritakan dalam novel tersebut, Cina menjadi negara kuat yang mampu mengembangkan persenjataan berteknologi mutakhir untuk menyerang Amerika Serikat. AS pun berusaha menyerang balik dengan cara mengaktifkan armada cadangan Angkatan Laut. Ghost Fleet atau Armada Hantu dalam novel ini mengacu pada sebutan armada AS tersebut.
Sekilas tampak seperti cerita novel bertema perang biasa. Tapi novel ini berhasil menarik perhatian khalayak ramai. Terutama setelah Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mencatutnya sebagai referensi dari pidatonya yang kontroversial : Indonesia bubar tahun 2030.
Faktanya, Indonesia hanya dibahas sebanyak tujuh halaman dalam novel tersebut. Disebutkan, Indonesia mengalami kolaps dan akhirnya bubar pasca Perang Timor yang kedua. Hanya tujuh halaman dalam novel fiksi, namun bisa dikutip oleh seorang pemimpin partai, dan menggegerkan seantero negeri. Lagi-lagi, inilah bukti kekuatan sebuah tulisan. Sang pengarang Peter W. Singer pun mengaku tak pernah mengira novelnya “berjodoh” dengan Prabowo.
Namun, negara bubar sangat mungkin terjadi. Kondisi saat ini sudah bisa menjadi bukti. Utang negara sudah Rp 4000 trilyun lebih. Angka kemiskinan kian meninggi. Sumber daya alam dikuras swasta asing. Belum lagi masalah korupsi yang makin menjadi-jadi.
Generasi muda makin tak terurus. Pendidikan tinggi sulit diraih. Narkoba menyerbu dari segala sisi. Pergaulan membuat remaja makin terjerumus. Bisa-bisa, negeri ini tak punya lagi generasi penerus.
Bukannya memberi solusi, penguasa negara ini justru tak peduli. Lebih sibuk dengan pencitraan diri, demi meraih simpati pada pemilu nanti. Acuh dengan permasalahan negeri. Bahkan tega menngobral aset negara atas nama investasi. Buat apa investasi, jika faktanya hanya menguntungkan asing, dan makin menyengsarakan rakyatnya sendiri?
Negara ini benar-benar akan dibubarkan oleh armada hantu. Armada hantu yang dimaksud di sini berbeda dengan novel di atas. Seperti namanya, armada ini bagaikan hantu, ada tapi tak terlihat. Menyerang bukan dengan senjata, tapi dengan ide dan propaganda.
Armada ini bergerak secara tak kasat mata. Mereka menawan penguasa dan menjadikannya boneka. Mereka menyabotase wakil rakyat agar menyusun perundang-undangan yang memihak swasta dan asing. Mereka membius dengan slogan suara rakyat, padahal realitanya adalah suara pemilik modal.
Armada hantu menjebak masyarakat dengan gaya hidup serba bebas. Memisahkan manusia dari aturan agama. Agama dianggap sebagai urusan individu semata. Setiap aturan agama dituduh sebagai bentuk pengekangan terhadap kebebasan.
Anehnya, mereka mempromosikan segala jenis kebebasan, tapi tidak untuk kebebasan bersyariah. Bahkan armada hantu, dengan menggunakan rezim represif saat ini, berani menghina syariah Allah, mengkriminalisasi ajaran agama, dan menangkap para ulama. Kalau sudah begini, mereka tidak hanya akan membubarkan pengajian atau ormas Islam, tapi juga membubarkan negara ini!
Armada hantu yang dimaksud di sini adalah sistem sekulerisme-kapitalisme. Sistem yang berasal dari Barat ini sengaja disebarkan ke negeri-negeri muslim demi menjajah sumber daya alam dan merusak tatanan masyarakatnya. Begitu sumber daya habis, rakyat tak berdaya, dan Barat sudah tak punya kepentingan lagi, bubar!
Sadarlah, negara ini sedang dijajah armada hantu! Armada hantu ini begitu massif menyergap segala sistem kehidupan kita. Armada ini tak bisa dilawan hanya dengan pergantian pemimpin. Armada hantu ini adalah sebuah sistem, maka satu-satunya cara untuk selamat dari pembubaran negara ini adalah dengan mengganti sistem ini.
Saatnya kita tinggalkan sistem sekulerisme-kapitalisme. Kini harapan hanya ada pada Islam. Islam-lah satu-satunya sistem yang mampu menyejahterakan masyarakat. Tak main-main, Islam telah mewujudkan peradaban gemilang hingga 14 abad lamanya. Islam pun mendorong persatuan, bukan pembubaran atau perpecahan. Setiap negara justru harus disatukan dalam naungan Islam agar tercipta rahmat bagi seluruh alam. Bahkan, sejarah telah mencatat dengan tinta emas bahwa Islam telah menyatukan dua pertiga dunia.
Maka, cara untuk mengalahkan armada hantu ini hanya dengan kembali kepada Islam kaffah. Kembali menerapkan aturan dari Allah Yang Maha Sempurna. Inilah cara untuk menghentikan ancaman Indonesia bubar. Hanya dengan Islam. Bukan yang lain. [syahid/voa-islam.com[