View Full Version
Senin, 31 Dec 2018

Tsunami Selat Sunda, Peringatan Allah di Penghujung Tahun

Oleh: Azrina Fauziah (Aktivis Dakwah, Tim Penulis “Pena Langit”)

Sedih, itulah yang dirasakan oleh masyarakat Indonesia. Bagaimana tidak di sepanjang tahun 2018 ini telah banyak bencana yang melanda beberapa daerah di Indonesia.

Belum usai bencana gempa di Lombok, Palu pun di goncang dengan gempa, tsunami serta liquifikasi,  sampai hari ini pun kedua daerah tersebut belum usai berbenah. Kini giliran Banten dan Lampung yang diterjang tsunami akibat longsoran di bawah laut.

Pada malam, 22 Desember 2018 ombak sekitar 3-2 m menerjang pesisir pantai banten. Tercatat banyak korban yang meninggal dan hilang dari pantai anyer, tanjung lesung, pantai pesisir banten dan lampung. Dilansir dari bbc.com (25/12/2019) korban jiwa yang akibat gelombang tsunamimenyebabkan 373 orang meninggal dunia. Tsunami Banten ini seolah menjadi bencana penutup di penghujung tahun 2018.

 

Sikap yang Benar dalam Menghadapi Musibah

Tentunya bagi seorang muslim kita sangat perlu memahami sebab musibah secara benar agar kita dapat menyikapinya dengan tepat sesuai syariah.

Seorang muslim harus cermat dalam memahami kejadian ini, Ridho dan bersabar dalam ujian merupakan salah satu sikap yang harus dimiliki sebab Allah Swt menurunkan musibah karna ingin menguji dan mengingatkan hamba-hambaNya untuk selalu dekat denganNya dalam rangka mengangkat derajat mereka. Bila mereka bersabar, musibah akan berbuah pahala.

Setelah hati telah lapang sebab ridho terhadap musibah tersebut, seorang muslim haruslah menjadikan kejadian tersebut sebagai muhasabah dirinya serta seluruh kaum muslimin.

Ia berupaya memperbaiki kesalahan yang mungkin sebelumnya telah banyak yang dilakukan oleh dirinya serta kaum muslimin. Dengan adanya muhasabah kaum muslim akan berbenah diri agar menjadi pribadi yang lebih baik. Mereka terdorong untuk terus berupaya taat serta menjauhi segala laranganNya.

Musibah datang sejatinya terjadi karena 2 faktor, pertama sebab qadha Allah Swt dan kedua musibah datang karena maksiat terlebih disebabkan kedzaliman penguasa.

Bila musibah datang sebab karena qadha Allah, maka sikap kaum muslimin harus ridho dan sabar. Karna ketetapan Allah yang baik atau buruk merupakan rencana Allah yang memiliki hikmah bagi hambaNya.

Bila musibah datang sebab telah banyak maksiat di daerah tersebut, maka kaum muslim haruslah bermuhasabah serta melakukan perbaikan. Karna menegakkan amar ma’ruf nahi munkar serta kembali pada aturan Allah merupakan konsekuensi dan perintah dienul islam.

Maka jelas kunci keberkahan hidup ialah takwa kepada Allah Swt dengan sebenar-benarnya takwa, dengan mengikuti seluruh petunjuk Allah Swt di dalam Al Qur’an dan As Sunnah.

"Aku telah tinggalkan pada kamu dua perkara. Kamu tidak akan sesat selama berpegang kepada keduanya, (yaitu) Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya.” (HR. Malik, al Hakim, al Baihaqi, Ibnu Nashr, Ibnu Hazm)

“Al-Qur’an itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati. Karena itulah, ikutilah dia dan bertakwalah agar kalian diberi rahmat. (QS. Al Anam:155). [syahid/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version