View Full Version
Ahad, 07 Apr 2019

Pengurus Umat, Itu Tanggung Jawab Pejabat

Oleh: Dewi Sartika ( Komunitas Peduli Umat)

Derita korban banjir bandang di Sentani Papua belum berakhir. Berbagai masalah muncul pasca bencana seperti kekurangan air bersih, makanan, serta kebutuhan akan MCK. Yang Sampai saat ini belum terselesaikan. Namun di tengah kepiluan warga Papua, justru pemerintah mengadakan kegiatan yang sifatnya menghambur-hamburkan uang negara.

Apel Kebangsaan yang digelar pemerintah provinsi Jawa Tengah di lapangan Simpang Lima semarang, pada minggu (17 - 3 - 2019) lalu menelan biaya sebesar 18 miliar . Sungguh nilai yang fantastis ,sehingga kegiatan  tersebut menuai kritikan dari berbagai kalangan masyarakat, seperti kritikan Yang dilayangkan oleh ketua DPR RI fadli Zon. Hal tersebut dikritik Fadli lantaran pada waktu yang bersamaan, dana bantuan yang diberikan pemerintah daerah untuk korban banjir bandang sentani, papua hanya sebesar 1 miliar (suara.com)

Tak hanya itu, fadli juga membandingkan dengan penyelenggaraan acara iMF - World Bank Annual Meeting 2018 di Bali. Saat itu pemerintah menggelontorkan dana sekitar Rp855, 5 miliar untuk menjadi tuan rumah.

 

Pengabaian Tanggungjawab

Ironis, tapi inilah yang terjadi di negeri ini di mana kebutuhan rakyat korban bencana yang begitu mendasar terabaikan. Pemerintah lebih mengutamakan pada kegiatan yang tidak ada hubungannya dengan pelayanan kepada masyarakat. Apel kebangsaan yang bertujuan untuk menggiatkan semangat kebangsaan justru menodai nalar publik, saat bencana menimpa negeri ini dan membutuhkan dana besar bentuk menanggulangi korban bencana pemerintah justru menggelontorkan dana yang sangat besar untuk kegiatan yang sifatnya hura-hura dan sarat akan budaya korupsi.

Jelas ini merupakan bentuk pengabaian terhadap pengurusan( riayah ) kebutuhan mendasar masyarakat yang dilakukan oleh pemerintah, yang mana kebutuhan rakyat tidak menjadi prioritas utama. Hilangnya nilai kemanusiaan untuk menyelamatkan rakyat yang terkena bencana dan lebih memprioritaskan penghamburan uang yang tidak ada hubungannya dengan kehidupan rakyat. Semua ini dikarenakan dalam sistem kapitalis, yang menjadi sandaran adalah asas manfaat dan mengutamakan kepentingan segelintir orang.

 

Islam Sebagai Solusi

Berbeda halnya dengan sistem Islam yang mana pemimpin negara menjelma menjadi pelayan (riayah) dan pelindung (jun ah) bagi rakyatnya, mengutamakan kebutuhan dasar masyarakat dalam penanganan bencana, semestinya jika penanggulangan bencana sesuai dengan ideologi Islam, akan berpijak pada khotmul Ummah yaitu mendahulukan kebutuhan rakyat korban bencana dengan mengarahkan anggaran dana, pada pemenuhan kebutuhan korban.

Islam sebagai agama sekaligus ideologi yang shohih. Yang mana Islam menurunkan aturan-aturan yang membawa kemaslahatan bagi seluruh alam. Termasuk dalam menangani bencana, manajemen penanganan bencana dalam negara Islamiyah tegak di atas prinsip-prinsip aqidah Islam. Yang mana pengaturannya ditujukan untuk kemaslahatan umat.

Penanganan bencana dalam Islam meliputi penanganan pra bencana yang mana seluruh kegiatan ditujukan untuk mencegah atau menghindari penduduk dari bencana, seperti pembangunan sarana fisik. Selanjutnya manajemen penanganan bencana ketika terjadi bencana, seluruh kegiatan ditujukan untuk mengurangi jumlah korban, dan kerugian material akibat bencana seperti evakuasi korban secepatnya, membuka akses jalan dan komunikasi dengan para korban. Tahapan ini fokus pada pemenuhan kebutuhan dasar rakyat.

Pun terjadi pula pada masa Khalifah umar Bin Khattab ketika menangani masalah bencana, khalifah membentuk tim, dan setiap orang tim penanggulangan bencana ditempatkan pada pos-pos di perbatasan kota Madinah untuk mencatat hilir-mudik orang yang mencari bantuan makanan. Khalifah Umar Bin Khattab memberikan segalanya, membagikan makanan dan uang dari Baitul Mal hingga gudang makanan dan Baitul Mal kosong. Hal ini dilakukan oleh Khalifah Umar karena ia menyadari bahwa akan dimintai pertanggungjawaban atas posisinya sebagai pemimpin. Sebagaimana sabda rasulullah.

“imam (waliyul Amri) adalah pengurus rakyat dan dia bertanggung jawab atas rakyat yang dia urus” (hR Bukhari).

Dengan demikian, hanya sistem Islam yang mampu memenuhi seluruh kebutuhan umat manusia,dan menjadi tugas kita untuk mengembalikan sistem islam agar diterapkan dimuka bumi ini.waullahu'alam bissawab. [syahid/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version