View Full Version
Selasa, 30 Apr 2019

Mengembalikan Peradaban Mulia

Oleh: Hesti Tresnasih

Manusia tumbuh bersama peradaban. Kita mengenal peradaban tertua di dunia berada di Mesopotamia yang di sana lahir Nabi Ibrahim dan para nabi lainnya demi meluruskan penyimpangan manusia di bawah penguasa zalim, agar manusia mengambil jalan peradaban mulia dalam naungan tauhidullah.

Kemudian muncul imperium Persia. Wilayahnya seluas 7.4 juta km2, sekitar tiga kali luas Indonesia. Selama ribuan tahun Persia berkuasa dan meninggalkan jejak sejarah yang membekas. Mulai dari relief bangunan hingga agama mereka sebagai penyembah api.

Meski telah menyumbang peradaban yang luas dan kuatnya nomer satu di dunia, namun keemasan peradaban Persia hanya dinikmati oleh kelas dan keturunan bangsawan.

Kemudian peradaban beralih ke tangan imperium Romawi. Menguasai wilayah seluas 5 juta km2; mewarisi banyak bangunan Romawi di negeri-negeri Eropa, benua Amerika, bahkan Asia hingga hari ini.

Pertarungan kekuasaan dua imperium adidaya ini pun diabadikan dalam Al Quran pada permulaan surat Ar-Ruum, dan menjadi perbincangan viral di dunia, termasuk di kalangan penduduk Mekah dan Madinah hingga mereka pun turut bertaruh. Bagi penyembah berhala, mereka memihak Persia. Sementara bagi yang hanif, mereka memihak Romawi, sebagai ahli kitab.

Namun kedua adidaya itu tidak mewakili kegemilangan hakiki, dimana manusia masih menghamba terhadap sesamanya yang melahirkan kezaliman. Tak berselang lama lahirlah peradaban berdasarkan risalah Islam yang diemban Muhammad Saw.

Bermula pada tahun 622-625 Masehi, peradaban ini meluas hingga mencapai 2 per 3 dunia selama kurun 13 abad. Di sinilah kebangkitan peradaban yang mengangkat derajat manusia tanpa mengenal kelas, semua sama hak dan kewajibannya; bangsawan, penguasa maupun rakyat jelata.

Bahkan kemajuan dunia barat saat ini pun berkat andil peradaban Islam. Tidak kurang banyaknya peninggalan peradaban Islam menyebar ke seluruh penjuru bumi. Semua merasakan keadilan, kesejahteraan, ketentraman di bawah naungan Khilafah Islam.. hingga kuasa dunia dipergilirkan ke tangan kafir imperialis.

Sudah hampir satu abad peradaban mulia ini jatuh. Kezaliman kembali merajalela di seluruh aspek kehidupan. Dampaknya merusak seluruh sendi kehidupan. Kerusakan ini disebabkan karena manusia menerapkan hukum-hukum zalim seperti tertulis dalam Quran Surat arRum ayat 41.

Oleh karena itu, manusia harus kembali menerapkan hukum Allah, dalam naungan Khilafah, sebagaimana pernah diterapkan sebelumnya.             Saatnya manusia menyambut janji Allah dan bisyarah Rasul saw. seperti seruan Alquran surat Annur : 55. Demikian pula dalam hadits riwayat Ahmad

ثمتكونخلافةعلىمنهاجالنبوة

 "..kemudian akan ada Khilafah berdasar metode kenabian.."

Ini adalah janji Allah Swt. Tanpa upaya apa pun masa tersebut akan terwujud. Namun tentu berbeda nilainya antara pejuang dengan penonton di sisi Allah Swt. Marilah kita berjuang bersama mengembalikan posisi umat dan peradaban Islam yang mulia agar tegak kembali. Wallaahu a'lam. [syahid/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version