View Full Version
Kamis, 09 May 2019

OBOR China, Menghanguskan Ekonomi Indonesia?

SEPERTI yang diberitakan, pada tanggal 27 April 2019 pemerintah Indonesia dan China telah menandatangani 23 kesepakatan kerja sama untuk sejumlah proyek di bawah panji kebijakan luar negeri pemerintah Cina yang dikenal sebagai One Belt One Road (OBOR) atau Belt Road Initiative (BRI). 

'One Belt One Road' (OBOR) atau Jalur Sutra merupakan program yang diinisiasi Presiden China Xi Jinping pada 2013 lalu. Tujuannya, untuk meningkatkan dan memperbaiki jalur perdagangan dan ekonomi antarnegara di Asia dan sekitarnya. 

Pemerintah Indonesia meyakini dengan keikutsertaan dalam proyek OBOR akan banyak keuntungan yang didapatkan. Seperti transfer teknologi dan penyerapan tenaga kerja lokal. Sebagaimana yang diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan.(m.bisnis.com). 

“Kita terus berunding, kita tidak ingin diatur semua, mereka harus comply (tunduk) dengan empat ketentuan yang kita buat. Ada added value, tekonologi first class, transfer teknolofgi, dan menggunakan sebanyak mungkin tenaga kerja Indonesia,” kata Luhut. 

Namun demikian, banyak pihak yang menganggap proyek OBOR China akan merugikan Indonesia. Manajer Kampanye dan Iklim Walhi, Yuyun Harmono menyatakan bahwa proyek OBOR  China akan menyeret Indonesia ke dalam jebakan utang baru. (bisnis.tempo.co). 

"Pertama, BRI akan menjebak negara-negara mitra dalam jebakan utang ke Cina," ujar Yuyun. 

Kehawatiran juga datang dari Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance atau Indef Enny Sri Hartati. Enny memungkinkan Indonesia hanya akan menjadi keran bahan baku bagi produsen-produsen global. Ia membahasakan kondisi tersebut dengan praktik VOC atau Kongsi Dagang atau Perusahaan Hindia Timur Belanda jilid II,  bila kerja sama OBOR tak diikuti dengan peningkatan produktivitas dan investasi. (Fokus.Tempo.Co). 

“Indonesia bakal menjadi pasar yang besar untuk produk-produk yang akan mereka olah. Kita menjadi pemasok,” ucapnya. 

OBOR China merupakan salah satu jalan dari sekian banyak investasi asing yang masuk ke Indonesia. Investasi asing merupakan cara negara-negara kapitalis untuk membuka pasar-pasar internasional bagi perusahaan-perusahaan multinasionalnya dan mengeksploitasi negara berkembang sebagai pemasok bahan baku. Hasilnya jelas keuntungan hanya akan mengalir ke negara investor. 

Jika demikian OBOR China tidak akan menjadikan ekonomi Indonesia hangat dan menggeliat, justru sebaliknya OBOR China akan menjadikan ekonomi Indonesia hangus terbakar. 

Kerja sama atas nama investasi asing tidak pernah memberikan keuntungan bagi negara berkembang, seperti Indonesia. Yang ada dominasi asing di Indonesia akan semakin kuat, dan Indonesia akan semakin masuk ke dalam cengkraman penjajahan ekonomi barat dan timur. 

Islam mengharamkan segala hal yang bisa memberikan jalan bagi orang-orang kafir untuk menguasai umat Islam.

 Allah SWT Berfirman :

"Dan Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir (untuk mengalahkan) orang-orang yang beriman." (Qs. an-Nisa [4]: 141). 

Demikian pula diharamkan atas muslim manapun membantu mereka mencapai keinginannya dengan propaganda atau menyuarakan perkara itu, baik melalui lisan, tulisan, ataupun tindakan. Hal ini berdasarkan pada firman Allah SWT: 

"Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang dzalim, yang menyebabkan kamu disentuh api neraka, dan sekali-kali kamu tidak mempunyai seorang pelindungpun selain daripada Allah, kemudian kamu tidak akan diberi pertolongan." (Qs. Huud [11]: 113). 

Sistem kapitalisme yang diterapkan di negeri ini menjadikan Indonesia sebagai obyek penjajahan negara-negara kapitalis besar. Sudah saatnya Indonesia menjadi negara yang berdaulat, bebas dari dominasi asing. Hanya dengan menerapkan syariat Islam Indonesia akan menjadi negara kuat dan berdaulat. Wallahu A'lam.*

Urip Ibnu Triman

FOSBUNI (Forum Silaturahmi Buruh Ngaji)

 


latestnews

View Full Version