View Full Version
Jum'at, 26 Jul 2019

Larangan Pengibaran Bendera Tauhid Hanyalah Bentuk Islamophobia?

ISLAMOPHOBIA adalah suatu sikap kebencian dan ketakutan akan semua hal yang berbau Islam. Istilah ini dianut oleh sebagian besar orang Barat, mereka menganggap bahwa Islam itu Radikal. Sebenarnya Islamophobia sudah ada sejak zaman kenabian, misal ketika Nabi berdakwah mendapat hinaan dan cemoohan, banyak terjadi permusuhan dan peperangan antara orang kafir dan muslim, dll. Ketika zaman penjajahan, Belanda juga memusuhi islam karena banyak kiyai dan para santrinya yang terus berjuang membela dan mempertahankan bangsa Indonesia. (kompasiana.com)

Ketakutan terhadap Islam atau biasa disebut Islamophobia dinilai sebagai suatu tindakan rasis terhadap muslim, baik secara individu, kelompok maupun organisasi. Biasanya, provokasi Islamophobia terjadi karena ketidaktahuan tentang Islam secara benar. Definisi Islamophobia tersebut disampaikan oleh Dr. Michael Privot, Director of the European Network Against Racism (ENAR). (hidayatullah.com)

Islamophobia biasa terjadi di negara-negara Eropa atau negara dengan penduduk mayoritas non muslim. Namun, ternyata di Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama muslim pun tidak luput dari serangan perilaku ini. Bahkan hal yang berbau islamophobia telah lama eksis dan menjadi tren di tengah masyarakat.

Kasus terakhir adalah pengibaran dua bendera tersebut oleh siswa di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Sukabumi.  Dalam kasus di Sukabumi ini, foto bendera tauhid itu pertama kali disorot oleh Wakil Ketua Komisi VIII DPR, Ace Hasan Syadzily. Dalam foto itu, terlihat sekelompok siswa berada di lapangan sekolah. Mereka mengibarkan bendera Ar-Rayah dan Al-Liwa.

Mengetahui hal ini, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin pun meminta agar pengibaran bendera tauhid itu diinvestigasi. Akhirnya diketahui bendera bertuliskan kalimat tauhid itu dibawa siswa salah satu kelompok ekstrakurikuler sekolah bernama Keluarga Remaja Islam Majelis Al-Ikhlas atau Karisma, pada Jumat (19/7) pagi. Lokasinya di area belakang MAN 1 Kabupaten Sukabumi, Jalan Suryakancana, Sukabumi, Jawa Barat.


Berdasarkan investigasi yang dilakukan Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah Ahmad Umar, pengibaran bendera tersebut tidak terkait dengan organisasi terlarang HTI. Kendati demikian, pengibaran bendera ini berimbas pada penundaan rekrutmen anggota kelompok ekstrakurikuler sekolah bernama Karisma MAN 1 Sukabumi. (detik.com)

Sebagai umat muslim sudah seharusnya melihat kasus ini secara fair dan objektif seraya menelaah lebih dalam apa yang menjadi pokok permasalahan agar dapat terhindar dari sifat islamophobia. Al-Liwa dan Ar-Rayah merupakan nama untuk bendera dan panji Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Banyak dalil-dalil sunnah dan atsar yang menjelaskan tentang Al-Liwa dan Ar-Rayah, diantaranya dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhu :

كَانَ لِوَاءُ -صلى الله عليه وسلم- أَبْيَضَ، وَرَايَتُهُ سَوْدَاءَ

“Bendera (Liwa) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berwarna putih, dan panjinya (Rayah) berwarna hitam.” (HR. Al-Hakim, Al-Baghawi, At-Tirmidzi)

Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ’anhu :

كَانَتْ رَايَةُ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- سَوْدَاءَ وَلِوَاؤُهُ أَبْيَضُ، مَكْتُوبٌ عَلَيْه ِ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ

“Panjinya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berwarna hitam, dan benderanya (Liwa) berwarna putih, tertulis di dalamnya: “Laa Ilaaha Illallaah Muhammad Rasulullah”.” (HR. Ath-Thabrani)

Sehingga jelas bahwa ketakutan-ketakutan pada bendera Rasulullah adalah suatu yang tidak benar dan merupakan salah satu bentuk islamophobia. Pemerintah sebagai pemegang kekuasaan hendaknya mencegah isu-isu semacam ini sehingga tidak menyebar dan meracuni pemikiran masyarakatnya. Serta sudah menjadi tanggung jawab bersama untuk menjadikan Islam sebagai  standar perilaku. Karena Islam mengandung syariat yang diwajibkan bagi pemeluknya untuk diterapkan dalam seluruh aspek kehidupan. Betapa rusaknya masyarakat jika semakin dijauhkan dari aqidahnya sendiri. Baik dan buruk menjadi abu-abu dan kemaksiatan pun merajalela karena tidak ada yang mereka takuti.*

Fita Rahmania, S.Keb, Bd

Aktivis Fikrul Islam


latestnews

View Full Version