View Full Version
Ahad, 09 Feb 2020

Data WNA dan Etnis China

Oleh: M Rizal Fadillah (Pemerhati Politik)

Virus corona harus membawa hikmah. Penyebaran yang lintas negara bersumber dari Wuhan China ini membawa akibat setiap negara mewaspadai pendatang dari China.

Turis yang berkunjung saat ini tidak bisa dianggap enteng. Apalagi dengan sambutan hangat Kepala Daerah segala. Banyak negara memulangkan kembali turis China.

Di samping turis juga Tenaga Kerja China legal maupun ilegal perlu deteksi dan pengawasan. Virus corona yang belum ada vaksinnya menyebabkan kewaspadaan tidak dapat sesaat saja tetapi berdimensi waktu panjang. Mulai serius mendata TKA China. Untuk yang legal mudah didapat perangkaannya.

Akan tetapi yang ilegal harus dilakukan operasi khusus di setiap daerah. Razia dan sweeping adalah langkah bijak. Tegakkan peraturan perundang undangan dengan mendeportasi atau hukum keras oknum yang membantu penyelundupan.

Fakta tak bisa dibantah WNI etnis China sudah sangat banyak di negeri ini. Bukan saja banyak tapi peran ekonomi, dan kini politik, semakin membesar. Masyarakat sudah mulai khawatir dengan kiprah dan perannya. Apalagi bacaan awam bahwa di lingkaran elit kekuasaan juga bergerak bebas pengusaha etnis China keluar dan masuk.

Virus corona adalah virus RRC yang merajalela. Sama sama bahaya. Menangkal penyebaran virus sama pentingnya dengan menangkal diaspora kepentingan RRC di berbagai negara, termasuk negara Indonesia. Jangan sampai sudah tingkat seperti di AS sebagaimana ungkapan bahwa tidak akan bisa menjadi Presiden tanpa dukungan Yahudi. Apakah juga sudah berlaku di Indonesia bahwa tidak bisa menjadi Presiden tanpa dukungan China baik taipan, komunitas etnis ataupun Pemerintah China ?

Hikmah dari menangkal bahaya virus corona yang berasal dari China adalah menangkal bahaya China. Dahulu sering disebut "bahaya kuning". Nah mulainya dari data yang jelas tentang keberadaannya.

Berdasarkan sensus yang ter up date berapa sebenarnya jumlah dan persentase etnis China yang ada di negara Indonesia. Komposisi di setiap daerah perlu detail penggambaran. Kesimpangsiuran data dan potensi bisa mengurangi tingkat kewaspadaan.

Kita setuju bahwa diskrimasi itu tidak boleh, akan tetapi mengetahui dan memahami peta etnis juga penting. Ini tentu dalam rangka meningkatkan kewaspadaan serta menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

Menjaga kedaulatan NKRI dan membangun semangat nasionalisme bangsa Indonesia dari generasi ke generasi. Generasi ke depan yang harus lebih kuat.


latestnews

View Full Version