View Full Version
Jum'at, 28 Feb 2020

Sistem Sekuler Kapitalis Suburkan Masyarakat Stress

Oleh: Asti Marlanti 

(Muslimah Peduli Generasi dan Member Akademi Menulis Kreatif)

 

Belum lama ini masyarakat dikejutkan dengan melonjaknya sejumlah harga bahan pokok, listrik, tarif tol, BPJS, dan lain-lain. Kini, masyarakat digemparkan dengan maraknya 'kerajaan' di dalam negeri tercinta. Misalnya, Keraton Agung Sejagat di Purworejo, Sunda Empire di Bandung, Kesultanan Selacau Patrakusumah di Tasikmalaya, bahkan sebelumnya ada Kerajaan Ubur-ubur di Banten.

 

Menanggapi hal ini, Bupati Purworejo, Agus Bastian mengucapkan terima kasih kepada Keraton Agung Sejagat karena telah mengangkat nama Purworejo lebih dikenal masyarakat Indonesia, bahkan hingga internasional. Rencananya, pemerintah daerah akan menjadikan lokasi Keraton Agung Sejagat sebagai destinasi wisata baru di Kabupaten Purworejo. Pasalnya tingginya minat pengunjung datang membuat belasan pedagang datang ke lokasi. Mulai dari pedagang makanan, minuman hingga permainan anak. Sedikitnya 1.000 pengunjung datang ke lokasi itu setiap hari (vivanews.com). Lantas bagaimanakah tanggapan orang nomor satu di negeri ini? Presiden Joko Widodo menganggapnya sebagai hiburan semata. “Ya, itu hiburan saja,” ucapnya di Istana Negara, Jakarta, Jumat (17/1), seperti dikutip dari CNNIndonesia.com.

 

Ironis sekali memang negeri ini. Di tengah himpitan ekonomi bertubi-tubi yang tak kunjung ada solusi dari pejabat negeri, maraknya korupsi para pejabat, dan permasalahan lainnya menyebabkan masyarakat tak percaya lagi dengan pejabat dan birokrat. Sehingga ketika muncul sebuah tatanan baru, sebuah 'kerajaan' di dalam negeri, para pengikutnya berharap bisa mendapat solusi. Bahkan rela berkorban harta untuk mengabdi dalam 'kerajaan' tersebut demi mendapatkan kesejahteraan dan keadilan yang tak didapati hingga kini.

 

Sebetulnya ini adalah sebuah kewajaran yang mesti terjadi. Karena ini adalah buah busuk berlakunya sistem sekuler kapitalis yang gagal mewujudkan sejahtera dan keadilan. Banyak orang tertarik dan bergabung karena sedang mengalami  kebuntuan, mencari jalan keluar dari persoalan, sehingga gampang tergiur tawaran tidak rasional. Selain itu juga hal ini dimanfaatkan oleh kalangan tertentu untuk mencari untung materi. Begitulah kondisi negeri ini.

 

Selain itu, sebagai pengurus negeri ini, pemerintah tidak mengambil tindakan tegas dan antisipatif meskipun kasusnya berulang hingga meresahkan masyarakat dan sudah banyak korban harta. Bahkan, hal ini dianggap sebagai sebuah dagelan. Hal ini semakin membuktikan bahwa bobrok dan cacatnya sistem di negeri ini tiada lain adalah bawaan dari  sistem sekuler kapitalistik. Sistem sekuler memisahkan antara agama dengan kehidupan, sedangkan sistem kapitalis menjadikan orang-orang berduit sebagai penguasa. Mereka semena-semena terhadap rakyat, demi meraih kekuasaan dan keuntungan materi semata. Rakyat pun digadaikan. Akibatnya rakyat kebingungan, bahkan stres dengan permasalahan yang melanda. Sehingga masyarakat stres pun tumbuh subur dalam sistem sekuler kapitalis yang diterapkan saat ini.

 

Oleh karena itu wahai masyarakat dan pejabat negeri ini, mayoritas kita adalah muslim. Seorang muslim sejatinya berpegang teguh pada keimanan dan keyakinan, bahwa Rabb kita adalah Allah Swt. Maka dari itu, aturan dan sistem yang diemban pun haruslah berpedoman dari Allah Sang Maha Pencipta, bukan sekuler kapitalis yang bobrok dan hina. Aturan Allah yang akan membuat kita sejahtera dan keadilan pun akan kita dapatkan. Sesungguhnya hanya syariat Islam yang akan menjadikan kita aman sentosa. Itu semua hanya akan terwujud dalam naungan Khilafah Islamiyah, yang telah Rasulullah ajarkan dan terapkan sebelumnya. Sesuai firman Allah:

 "Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barang siapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik" (TQS. An-Nūr):55.

 

Itulah janji Allah, yang tak akan pernah meleset sedikitpun. Oleh karena itu, kembalilah pada keimanan kita, kembalikanlah Islam sebagai pengatur dalam semua lini kehidupan kita, niscaya kesejahteraan dan keadilan pun akan terwujud secepatnya. Wallaahu a'lam bishshawab.


latestnews

View Full Version