View Full Version
Ahad, 14 Jun 2020

CoronaVac di Temukan, Mampukah Atasi Pandemi Secara Global?

TIONGKOK percaya diri siap meluncurkan vaksin Covid-19 guna mengurangi penularan virus SARS-Cov-2 secara global. Saat ini, empat perusahaan Tiongkok telah mulai menguji kandidat vaksin mereka pada manusia. Diklaim pengujiannya lebih maju dari gabungan AS dan Inggris. Salah satu kandidat vaksin diberi nama dengan CoronaVac.

Salah satu dari empat perusahaan Cina yang menguji vaksin mereka adalah, Sinovac Biotech Ltd. Perusahaan itu meyakini efektivitas vaksin CoronaVac hingga 99 persen guna melawan Covid-19. Bahkan, saat ini sedang dalam uji coba kedua dengan lebih dari 1.000 sukarelawan berpartisipasi dalam percobaan mereka seperti dilansir dari Science Times, Kamis (11/6).(JawaPos.com 11/06/20)

Menurut laporan dari Times Now News,Sinovac sudah dalam uji klinis Fase II. Perusahaan itu sudah dalam pembicaraan awal untuk melakukan uji coba tahap 3, yang merupakan tahap akhir dari proses. Vaksin ini diuji coba dan hasilnya menunjukkan bahwa vaksin ini aman dan melindungi monyet dari infeksi virus Korona yang mematikan. Sinovac mengatakan, dengan kemajuan signifikan pada CoronaVac, nanti bisa membantu memproduksi hingga 100 juta dosis vaksinnya setiap tahun. Berkat pendanaan USD 15 juta atau setara Rp 210 miliar mereka dapat mempercepat pengembangan dan produksi pengembangan vaksin.(JawaPos.com 11/06/20)

Para ilmuwan diberbagai negara terus meneliti dan bereksperimen menemukan vaksin untuk mengatasi pandemi. Bahkan hal ini menjadi peluang besar untuk memulihkan ekonomi negara dengan menjadikan vaksin sebagai komoditas ekspor ke seluruh penjuru dunia, mengingat vaksin Corona sedang diincar untuk memulihkan kembali kondisi kehidupan dengan menuntaskan dan menyembuhkan penyakit akibat virus Corona.

Namun perlu waspada dengan vaksin, karena penyebaran yang masif bisa saja Corona tak mempan dilawan CoronaVac, bukan tanpa sebab bisa jadi virus Corona telah bermutasi menjadi berbagai macam jenis yang tak mampu dilawan dengan satu jenis vaksin. Kewaspadaan pun perlu dilakukan mengingat penyebarannya masih masif karena pemberlakuan new normal yang tak jadi solutif.

Terkhusus bagi Indonesia, kurva kasus yang tak kunjung landai atau puncak pandemi yang tak bisa diprediksi. Kasus selalu naik naik dan naik. Hal ini disebabkan oleh penularan yang masif akibat aktivitas publik sudah berangsur baik. Ditambah lagi dengan tes massal yang tak kunjung dilakukan. Seharusnya kebijakan tes massal dilakukan saat Corona terdeteksi, memang membutuhkan biaya karena alat tes swab  yang masih mahal. Namun hal ini menjadi wajib guna meminimalisir kelalaian dari ODP dan PDP dimasyarakat.

Begitupula dengan kebijakan lockdown total yang tak dilakukan, pintu keluar-masuk masih dibuka lebar bukan hanya antardaerah namun lintas negara masih terbuka. Hal ini semakin membuat transmisi semakin aktif. Tak tanggung-tanggung seluruh aspek kehidupan kian berjalan normal seperti sediakala dengan wacana new normal yang tak pernah menunjukkan protokol kesehatan seutuhnya.

Padahal pandemi bisa diatasi dengan lockdown total saat Corona terdeteksi. Menutup rapat pintu keluar masuk negara dan wilayah zona merah , lalu melakukan tes massal hingga mampu menemukan ODP dan PDP yang tak terlewatkan satu orang pun. Minimalisir penyebaran mampu dilakukan dan Pandemi tidak akan melumpuhkan secara total. Alhasil vaksin bukan satu-satunya solusi yang mampu mengatasi pandemi secara global. Walaupun itu menjadi pilihan demi mencegah terjangkit Corona dalam tubuh. Obatnya bukan sekadar vaksin namun kebijakan totalitas yang menghentikan aktivitas dan interaksi masyarakat menjadi kunci awal atasi pandemi.*

Anita Irmawati

Bogor, Jawa Barat


latestnews

View Full Version