View Full Version
Rabu, 10 Feb 2021

Islam Suka Suka?

 

Oleh: 

 

Eriga Agustiningsasi, S.KM || Penyuluh Kesehatan; Freelance Writer

 

 

ISLAM agama yang diturunkan Allah kepadaNabi Muhammad melaluiMalaikat Jibril untukmengatur kehidupan manusia dengan Allah, manusia dengan diri sendiri dan manusia dengan manusia yang lainnya. Tentu dengan definisi ini sebenarnya telah jelas, bahwa agama Islam bukan hanya mengatur ibadah ritual, melainkan mengatur seluruh aspek kehidupan. Sehingga bolehkah aturan Islam diambil suka suka? Artinya sesuai dengan keinginan manusia saja? Dipilih yang enak-enak menurut hawa nafsu manusia?

Islam rahmatan lil Alamin. Sering kita dengar istilah ini. Bukanlah perkataan manusia, melainkan ini adalah firman Allah yang termaktub dalam AlQur’an, Allah berfirman dalam Surah Al Anbiyaa’:107,

“Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam”

Sehingga aturan Islam yang notabene adalah aturan yang Allah berikan untuk manusia adalah untuk kebaikan manusia, bukan hanya muslim maupun nonmuslim. Aturan yang datang dari Pencipta dan Pengatur kehidupan ini pasti dijamin cocok dipakai oleh manusia. Berbeda dengan aturan manusia yang lemah dan terbatas. Namun pada faktanya tidak sedikit manusia justru mengambil sebagian syariat, dan meninggalkan sebagian syariat. Ambil syariat yang dirasa enak, sedangkan yang lainnya dicampakkan.

Ambil sebagian syariat, meninggalkan sebagian syariat. Hal tersebut sebenarnya bukan hanya terjadi di era sekarang, melainkan jauh dari itu Allah telah mengabarkan di dalam Al Qur’an Surah Al Baqarah ayat: 85, Allah berfirman,

 “...Apakah kamu beriman kepada sebahagian Al Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebahagian yang lain? tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian daripadamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat.”

 Di ayat yang lain, Surah At Thaha ayat 124, Allah juga berfirman,

“Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, Maka Sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta".

 Sehingga wajar jika saat ini, kita merasakan bagaimana sempitnya hidup di dunia, kesempitan hidup berupa himpitan ekonomi, kesehatan, tingkat kriminalitas tinggi hingga degradasi moral generasi terjadi. Belum lagi bencana yang bertubitubi melanda negeri ini. Apalagi bukti yang kita tunggu setelah semua ini terjadi? Bukankah ini adalah peringatan dari Allah agar kita kembali kepada syariatNya? Syariat diambil bukan karena suka suka hawa nafsu manusia, melainkan diambil karena perintah Allah. Allah berfirman,

“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan Karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)” (QS. Ar Ruum: 41)

Maka jika kita menginginkan keberkahan dalam hidup dan selamat diakhirat, maka tiada cara lain selain mengambil syariat Allah sebagai perintah Allah kepada manusia, bukan karena suka-suka. Allah berfirman,

“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, Pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat kami) itu, Maka kami siksa mereka disebabkan perbuatannya (QS. Al A’raaf:96)

Semoga kita berada dalam lindungan-Nya.*


latestnews

View Full Version