View Full Version
Senin, 21 Feb 2022

Dzikir Perang itu Justru Berasal dari Papua Bukan dari Wadas

Oleh: Abdurrahman Anton Minardi

(Lembaga Advokasi Ummat ANSHORULLAH)


Ada aparat kepolisian yang menyatakan bahwa dzikir "Hasbunalloh wa ni'mal Wakil ni'mal Maula wa ni'man Nashir" adalah dzikir untuk Perang. Demikian Ketika aparat tersebut mengunjungi Wadas.

Apakah arti sebenarnya dari dzikir tersebut?

حسبنا الله ونعم الوكيل نعم المولى ونعم النصير

Hasbunalloh wa ni'mal Wakil (Cukuplah kepada ALLOH berpasrah),

ni'mal Maula (Cukup sebagai Penjaga),

wa ni'man Nashir (Cukup sebagai Penolong).

Berdasarkan maknanya.

Pertama, dzikir ini merupakan kepasrahan yang sungguh-sungguh kepada ALLOH Subhanahu wa Ta'ala sebagai Pemilik langit dan bumi, Penguasa dunia dan akhirat.

Kedua, sudah berkurang bahkan cenderung tidak percaya lagi kepada manusia (aparat) untuk memberikan hak-haknya kepada mereka.

Ketiga, mereka hidup dengan keyakinan Ketuhanan Yang Maha Esa sehingga masih ada tujuan mengadu Ketika mengadu kepada manusia tidak didengar atau diabaikan.

Keempat, meyakini bahwa dengan berserah diri kepada ALLOH Subhanahu wa Ta'ala maka Dia akan Menolong mereka. Walaupun sudah dihadapkan pada api yang siap membakarnya (seperti Nabi Ibrahim Alaihi Salam) atau seperti pasukan kafir qurays dan sekutunya yang siap menggempur (Nabi Muhammad Shollallahu Alahi wa Sallam beserta para Sahabat nya).

Kelima, selalu ada harapan dari ALLOH Subhanahu wa Ta'ala untuk memenuhi hajat makhluk Nya.

Allah Ta’ala menceritakan mengenai Rasul dan sahabatnya dalam firman-Nya,

الَّذِينَ قَالَ لَهُمُ النَّاسُ إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُوا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَانًا وَقَالُوا حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ

“(Yaitu) orang-orang (yang mentaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan, “Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka”, maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab, “Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung”. ” (QS. Ali ‘Imron: 173)

Kata sahabat Ibnu ‘Abbas, ia berkata bahwa “hasbunallah wa ni’mal wakiil” adalah perkataan Nabi ‘Ibrahim ‘alaihis Salaam ketika beliau akan dilemparkan ke dalam api.

Ada juga Riwayat yang menjelaskan Ketika akan terjadinya Perang uhud. Tetapi penekanan nya bukan pada perang nya tetapi pada kepasrahan nya kaum Muslimin dalam membela kebenaran walaupun siapapun orang dzolim yang dihadapinya karena yakin ada Sang Penguasa akan Menolong mereka.

Sedangkan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan kalimat tersebut dalam ayat,

إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُوا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَانًا وَقَالُوا حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ

“Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka,” maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab, “Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung”. (HR. Bukhari no. 4563)

Allah Ta’ala berfirman,

وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ

“Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (QS. Ath Tholaq: 3).

Pelajaran yang terpenting lainnya adalah lihat penyebab warga wadas melakukan dzikir Hasbunalloh wa ni'mal Wakil... tersebut adalah karena mengalami kekecewaan dan ketakutan terhadap apa yang dialaminya untuk dicarikan solusinya bukan malah justru membuat narasi yang manambah luka warga.

Mengutip Suara.com (makassar terkini.id), Sebby mengungkapkan bahwa dalam video tersebut memang benar pria yang berpidato itu adalah Panglima OPM Thitus Murib.

Namun, kata Sebby, narasi pernyataan sang panglima dalam video viral itu bukan kembali ke NKRI tapi sebaliknya mengumumkan deklarasi perang kepada Pemerintah Indonesia.

Ia juga mengungkapkan bahwa pernyataan Panglima OPM dalam video itu menggunakan bahasa Lani dan diterjemahkan salah dalam bahasa Indonesia.

“Isi pidatonya itu adalah mengumumkan perang ke pemerintah Indonesia harus terus berlanjut. Ia menyatakan akan terus melawan sampai Papua benar-benar merdeka penuh,” ujarnya.

Dzikir (secara bahasa berarti: mengingat atau menyebut) perang bahkan Propaganda dan Deklarasi Perang inilah yang seharusnya diperhatikan oleh aparat. Bukannya mencurigai warga wadas yang mereka Bersikap hanya untuk mendapatkan hak-hak konstitusional nya yaitu hak keamanan, kenyamanan, keselamatan, keadilan dan Kesejahteraan hidupnya.


latestnews

View Full Version