Berlindung dari Pemimpin Bodoh & Kekanak-kanakan

Oleh: Masud Izzul Mujahid

Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam.  Shalawat dan salam atas Rasulillah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.

Disebutkan dalam hadits,

تعوَّذَ رسولُ اللَّهِ صلَّى اللَّهُ عليهِ وآلِه وسلَّمَ من إمارةِ السُّفَهاء

"Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam meminta perlindungan - kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala- dari kepemimpinan orang-orang bodoh." (HR. Ibnu Hibban & At-Tabrani)

Dalam riwayat lain, disebutkan para ulama Salaf seringkali mengulang-ulang do'a:

اَللّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُبِكَ مِنْ إِمَارةِ الصِّبْيَانِ وَالسُّفَهَاءِ

“Ya Allah, sungguh kami berlindung kepada-Mu dari pemimpin yang kekanak-kanakan dan dari pemimpin yang bodoh.”

Di satu sisi ia adalah do’a. Di sisi lain ada pelajaran besar yang patut kita renungkan.Karena itu, kita perlu berlindung darinya. Pelajaran apakah itu? Bahwa yang menjadi pemimpin bagi suatu kelompok, wilayah atau bangsa tidaklah pasti orang yang mumpuni dan memiliki kedewasaan berpikir yang sangat matang.

Sangat mungkin seseorang menjadi pemimpin bagi suatu kaum atau wilayah, padahal ia kekanak-kanakan sifatnya, tidak pula matang pikiran maupun pribadinya, meskipun usianya sudah cukup tua.

Demikian juga, sangat mungkin pula seseorang yang tidak memiliki kapasitas untuk memimpin.Bodoh juga. Namun ia diangkat pemimpin di masyarakat. Ia tidak mampu mengambil kebijakan mandiri secara matang dan membawa maslahat, ceroboh dalam bertindak, tetapi menolak bertanggung-jawab atas berbagai keputusannya yang salah.

Kondisi ini bisa saja terjadi saat sifat kekanak-kanakan dan kebodohan berkumpul menjadi satu pada diri seorang pemimpin. Maka, kita memohon dijauhkan dari yang pemimpin yang seperti itu.

Namun, tidak setiap kerusakan yang menyengsarakan bersumber dari kebodohan. Terkadang ia lahir dari kezaliman pemimpin yang serakah terhadap kepemimpinan dan dunianya. Wallahu A’lam. [PurWD/voa-islam.com)