View Full Version
Selasa, 27 Feb 2018

Mengapa Harus Makan Halal dan Baik? (Tinjauan Neurospiritual)

Oleh: Badrul Munir

(Dosen Neurologi FK Univ Brawijaya/RS Saiful Anwar Malang)

Salah satu syarat utama untuk membentuk anak yang sholeh adalah dengan memberikan makanan yang halal dan baik kepada istri dan anak kita. Di dalam Al Qur’an kewajiban memberikan makanan ke keluarga,  kata perintah memberikan  halal didahulukan daripada yang baik/Toyyib.  Halal dalam arti  bukan hanya halal zatnya, akan tetapi juga   halal cara mendapatkannya.

Makanan yang baik diartikan zat makanan tersebut memenuhi unsur yang dibutuhkan oleh tubuh kita terutama otak manusia, disana ada zat makro dan mikronurien yang baik artinya jumlahnya cukup dan berimbang untuk memastikan kebutuhan otak tercukupi, karena otak merupakan pusat pengendalian perilaku maka segala makanan yang masuk ke otak akan mempengaruhi perilaku manusia

Tinjauan ilmu medis khususnya ilmu saraf dan perilaku (neurobehaviour) menunjukan betapa pentingnya nutrisi yang halal dalam membentuk perilaku anak yang sholeh, hal ini bila ditinjau secara rinci cukup menakjubkan. Makanan yang kita berikan kepada anak istri kita pada umumnya terdiri dari karbohidrat, protein dan lemak serta mikronutrien lainnya,  apabila diserap dalam tubuh akan dimetabolisme dan digunakan untuk keperluan sesuai dengan fungsinya. Sebagai zat pembangun, sumber energi dan lainnya.

Salah satu fungsi nutrisi adalah untuk pembentukan sel baru di dalam tubuh, pembentukan tersebut akan dilakukan dengan proses pembelahan sel, di dalam proses pembelaan sel yang terpenting adalah pembentukan kode genetik yang tersusun oleh rangkaian asam amino dengan kode tertentu, bahkan  kode genetik tersebut dianggap sebagai penentu “baik atau buruknya sel” kesalahan terhadap pengodean genetik dalam proses pembelahan sel bisa menyebabkan beberapa penyakit yang sangat berbahaya bagi tubuh termasuk terbentuknya kanker dan penyakit degeneratif lainnya

Bila kode genetik dipengaruhi oleh kualitas zat makanan yang didapat, kualitas disini saya artikan bukan hanya bentuk fisiknya tetapi lebih itu yakni bentuk non fisik. Bila zat makanan diperoleh dari cara yang haram atau zatnya haram maka pengkodeaan genetik di sel tubuh terutama sel otak yang bertanggung jawab terhadap perilaku maka anak akan cenderung berperilaku yang tidak baik menurut kaca mata agama, kecenderungan tersebut dikarenakan kode genetik haram di otaknya terus berkerja untuk mengontrol perilaku anak kita.

Begitu juga karbohidrat sebagai bahan pembentukan energi bila didapat dari makanan yang haram baik zatnya maupun cara mendapatkannya akan memberikan dampak berupa metabolisme kalori yang tidak baik, sehingga ATP yang didapat dari metabolisme bila digunakan neuron di bagian frontal dan parietal serta sistem limbik yang mengatur perilaku maka akan muncul perilaku yang tidak baik. Hal ini karena “ATP haram”  itu terus bekerja menyuplai neuron yang mengatur perilaku manusia.

Rasa sangat sulit kita berharap mendapat keturunan yang sholeh tetapi di setiap harinya kita memberi mereka makanan yang haram, hal ini dikarenakan nutrisi haram tersebut akan mendominasi kerja gen di otak dan penyuplai ATP haram yang akhirnya  sangat sulit di arahkan ke perilaku yang sholeh. Wallahu a’lam. [syahid/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version