View Full Version
Rabu, 23 Sep 2009

Spanduk Penolakan Jenazah Urwah dkk Bertebaran di Solo

Solo - Menjelang pemakaman empat korban penyerbuan Densus 88 di desa Kepuhsari Mojosongo, Solo, yaitu Nordin, Urwah, Susilo dan Aji, muncul beberapa tindakan provokatif yang sekiranya dapat menimbulkan situasi yang tidak kondusif. 

Kota Solo, tempat di mana terjadi "drama reality show" penyerbuan Densus 88, muncul beberapa provokatif, baik itu datang dari beberapa orang yang berdemo menolak pemakaman jenazah, maupun dari puluhan spanduk yang muncul di pinggir jalan raya.

Begitu juga yang terjadi semalam hingga pagi ini (Rabu/23) terlihat puluhan spanduk penolakan penguburan jenazah "teroris" dimakamkan di Solo. Tidak diketahui siapa yang memasang puluhan spanduk yang dicetak dengan digital printing dan beberapa spanduk yang menggunakan kain dan cat semprot biasa tersebut.

Tidak ada penanggung jawab siapa pemasang spanduk-spanduk yang bertuliskan, "Wong Solo Tolak Jasad Teroris", "Tolak Teroris Dimakamakan di Solo".

Tulisan provokatif yang membuat situasi Kota Solo tegang dan tidak kondusif tersebut bertebaran di pinggir jalan-jalan protokol mulai sepanjang jalan utama Slamet Riyadi hingga ke desa Mojosongo tempat terjadinya penggerebekan di rumah Adib Susilo di desa Kepuhsari, Mojosongo, dan spanduk tanpa izin serta penanggung jawab tersebut dibiarkan begitu saja oleh Pemda.

Namun, setelah pukul 12.00 WiB, spanduk-spanduk yang bernada provokatif tersebut telah hilang.

Entah siapa yang memasang dan siapa yang mencopoti. Kalau yang memasang provokator, maka harus ditangkap, karena membuat Kota Solo tidak kondusif, seolah-olah suasana genting dan tegang. Dan kalau yang mencopot adalah pihak Pemda maka harus kita acungkan jempol, karena spanduk-spanduk tersebut mengganggu situasi dan kondisi kota Solo.

[voa-islam]


latestnews

View Full Version