View Full Version
Selasa, 02 Mar 2010

Pengikut Tarekat 'Kitab Suci Koran' di Jember Bertobat

JEMBER (voa-islam.com) – Para pengikut thoriqah (tarekat)  sesat di kawasan Mumbulsari, Jember, Jawa Timur menyatakan bertobat. Mereka bertobat dari kesesatan tarekat yang  mewajibkan baca koran sebagai pengganti kitab suci Al-Qur'an.

Sebanyak 18 pengikut aliran sesat itu bertobat dengan menandatangani surat pernyataan bersalah dan bersedia kembali ke jalan yang benar, sesuai dengan ajaran agama Islam di masjid Polres Jember, Senin siang (1/3/2010).

Sebelum membubuhkan tanda tangan dalam surat pernyataan itu, sejumlah tokoh ulama dan pengurus organisasi masyarakat Islam seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI), PCNU dan Muhammadiyah memberikan siraman rohani kepada pengikut aliran yang diduga sesat tersebut.

"Saya berharap, para pengikut aliran sesat sadar dan segera bertobat untuk mengikuti ajaran Islam sesuai dengan rukun Islam," kata Ketua MUI Jember, Sahilun Nasir.

...pengikut tarekat tersebut tidak perlu shalat, puasa dan membaca kitab suci Al Quran. Bacaan wajib bagi pengikutnya bukan Al-Qur'an tapi koran. Hal tersebut membuat masyarakat setempat resah...

Tarekat yang dipimpin oleh Yusuf tersebut mengajarkan bahwa pengikutnya tidak perlu shalat, puasa dan membaca kitab suci Al Quran. Bacaan wajib bagi pengikutnya bukan Al-Qur'an tapi koran. Hal tersebut membuat masyarakat setempat resah.

Para pengikut ajaran "thoriqoh" (tarekat) itu, kata Sahilun, telah salah jalan dan tidak mengikuti ajaran agama Islam sesuai dengan rukun Islam.

"Kami sudah memberikan penjelasan terhadap para pengikut aliran sesat dan mereka bersedia untuk kembali ke jalan yang benar," tuturnya.

Ia menjelaskan, para pengikut aliran sesat diminta untuk membaca dua kalimat syahadat secara bersama-sama dan disaksikan sejumlah perangkat desa dan ulama di masjid Polres Jember.

...para pengikut aliran sesat diminta untuk membaca dua kalimat syahadat secara bersama-sama dan disaksikan sejumlah perangkat desa dan ulama di masjid...

Secara terpisah, Kapolres Jember, AKBP Nasri, mengatakan, polisi akan mengawal kepulangan 18 orang pengikut aliran tersebut ke rumah masing-masing.

"Kami ingin suasana Jember tetap kondusif dan mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan," ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, seribuan warga mengepung para pengikut aliran sesat yang tengah menggelar pengajian di Masjid Jami’ Raudlatul Muttaqin, Desa Mumbulsari, Jember, Jawa Timur, Kamis (25/2/2010). Pengepungan nyaris ricuh karena warga berusaha main hakim sendiri terhadap 18 orang yang diduga pengikut aliran sesat itu. Aksi itu dicegah aparat kepolisian.

"Polisi ingin memastikan 18 orang itu pulang dengan selamat karena mereka sudah bertobat dan bersedia meninggalkan ajaran sesat itu," tuturnya. [taz/ant]

Baca berita terkait:


latestnews

View Full Version